Perlahan Alvynda nampak mengerjapkan mata dan melihat sekeliling ruangan. Dilihatnya ruangan yang didominasi warna putih dengan bau obat-obatan yang menusuk indra penciumannya. Tak lama segerombol orang berpakaian serba hitam memasuki ruangan Alvynda. Nafas Alvynda tercekat melihat gerombolan itu membawa pisau.
"Si... siapa kalian," ucap Alvynda dengan tubuh gemetaran.
"Ah jadi ini kelinci biru dari leader Rose Diamond," ucap seseorang yang berjalan mendekati Alvynda.
"Manis sekali hm kau harus menjadi milikku nona manis," ucap seseorang yang nampak tersenyum miring menatap Alvynda dari atas ke bawah.
Alvynda nampak ketakutan dan berusaha menepis tangan mereka yang mencoba menyentuhnya. Mereka membius Alvynda hingga tak sadarkan diri kemudian membawa Alvynda pergi dari ruangan itu.
"Al kau mau makan apa?" Keisuke membuka pintu dan terkejut melihat ruangan tersebut kosong dan aroma parfum pria memenuhi ruangan.
Keisuke berlari keluar, matanya menerawang ke sekeliling rumah sakit tersebut. Tidak ada jejak tertinggal, Keisuke segera menuju mobilnya dan melaju membelah keramaian kota.
***
Sementara di tempat lain seorang pria nampak duduk di sebuah bangku sambil sesekali menyesap kopi. Hingga ponselnya berdering, tidak ada nama hanya deretan angka.
"Tuan Fernadez tidakkah anda khawatir dengan kelinci biru anda?"
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada Al ku?!"
"Sebaiknya kau dengar sendiri,"
"Tolong!! Arjun tolong aku!! Hiks Arjun aku takut!!" Suara teriakan wanita terdengar di telinga pria yang bernama lengkap Arjun Felix Fernandez.
"Jangan menyentuhnya!"
"Apa jadinya jika kelinci biru kesayanganmu ternoda oleh kami? Satu hal lagi dia sangat manis."
"Jika kau menyentuhnya maka aku pastikan kau tidak akan melihat sinar matahari esok hari."
"Hahaha kita lihat siapa yang akan bertekuk lutut."
Telfon diputus sepihak membuat Arjun meradang, dengan sigap Arjun memerintahkan anak buahnya untuk melacak keberadaan Alvynda. Hingga tak lama seorang anak buahnya berhasil menemukan lokasi pastinya.
///
Di sebuah gudang kosong nampak seorang gadis di ikat disebuah kursi sembari terus memberontak berusaha melepaskan diri.
"Lepaskan aku! Dasar keparat kalian! Bajingan! lepaskan aku!" Gadis itu berteriak.
"Berisik!" Seorang pria menamparnya keras membuat sudut bibirnya berdarah. "Kau disini adalah boneka jadi bersikaplah tenang!" Pria itu menjambak rambut gadis itu kasar.
"Tenanglah dia adalah umpan yang berharga untuk memancing dia kemari," ujar seorang pria yang duduk.
"Alvynda Igeta Narendra sebentar lagi kau akan menjadi milikku setelah aku menghabisi nyawa kekasihmu itu," seorang pria tertawa keras.
Alvynda tercekat. "Keparat kau Raffi!! Jangan menyentuh gorila ku!!" Alvynda terus berteriak.
Pria yang dipanggil Raffi itu segera menghampiri Alvynda dan menamparnya keras. "Jadilah kucing yang penurut!" Bentaknya.