Prolog

9 4 5
                                    

"Sayang, dimana bikini milikku," teriak wanita tengah baya yang masih begitu cantik di usianya. Milyaran dollar telah berhasil menghambat tanda-tanda penuaan yang seharusnya sudah bermunculan di wajah.

"Mana aku tahu, carilah dulu, aku harus mengangkat telepon dari klien," sahut pria tengah baya yang sedang kesulitan mengenakan kemeja sambil menempatkan ponselnya di telinga.

"Hallo, ah maaf bisa kau ulangi. Istriku tadi berbicara hingga aku tak mendengar apa yang anda katakan...." Terus seperti itu hingga menghilang di balik pintu kamar.

"Pria itu tak berubah, selalu mengabaikan jika berurusan dengan klien, awas kau Thomas. Jangan harap aku mau kau cium nanti," gerutu  sang nyonya dengan kekesalan terhadap suaminya.

"Jana, tolong bantu aku mencari bikini kesayanganku," teriaknya lagi memanggil satu-satunya pelayan yang tidak diliburkan. Jika hari biasa pelayanannya ada lebih dari sepuluh orang. Sekarang hanya Jana yang bertugas, tentu dia mendapatkan bonus karena mengorbankan waktu liburnya.

"Sebentar Nyonya Willson, saya segera ke sana setelah selesai dengan putri Anda."

Hari itu, semua penghuni sibuk berkemas dan mempersiapkan bekal untuk rencana liburan ke pantai, tak terkecuali para pekerja yang turut mempersiapkan. Mereka yang butuh uang terpaksa mengorbankan jatah libur demi bonus lebih besar dari yang lainnya, hanya ada tiga pekerja saja.

Jana berjalan terpogoh-pogoh menuju kamar majikannya dan membantu sang majikan, setelah selesai menyiapkan keperluan putrinya kini ia sedikit berlari ke kamar untuk membantu si nyonya mencari benda yang dimaksud. Setelah itu sang nyonya mengeluarkan kotak perhiasan, dia mengambil salah satu anting favoritnya untuk dikenakan.

"Sayang, bagaimana? Apa semuanya sudah siap?" tanya Thomas dari luar kamar.

"Sebentar lagi, tunggu saja di bawah." Nyonya Willson berkata dengan sedikit menaikkan nada suaranya.

"Aku tahu, tapi bisakah kau keluar dan bantu aku? Putramu tak mau ditinggal sendirian, sedangkan aku harus mengurus sesuatu sebentar." Mendengar suaminya kesulitan Nyonya Willson akhirnya keluar kamar begitu saja, ia meninggalkan Jana sendirian di dalam kamar.

Sepuluh menit kemudian Jana telah menemukan bikini yang dimaksud dan menyelesaikan packing bajunya. Dia pun keluar begitu saja, setelah cukup lama sang nyonya kembali ke kamarnya dan berteriak untuk yang kesekian kalinya.

"Thomas, dimana kalung berlian milikku!"

"Apa? Kenapa kau bertanya padaku?" Thomas datang dengan langkah lebarnya menghampiri sang istri yang histeris.

"Dia tidak ada dalam kotak. Astaga! Siapa yang mengambilnya? Itu kalung kesayanganku. Aku tak mau tahu kau harus menemukan kalung itu, Thomas! Jika tidak aku tidak mau lagi tidur denganmu." Final keputusan nyonya rumah yang murka karena kalung kesayangan yang hilang.

Thomas tentu terkejut dan tidak terima. "Tidak, jangan begitu. Biar aku pikirkan caranya, tolong jangan hukum aku, Sayang."

"Kalau begitu cari kalungnya." Nyonya Willson tetap keras pada pendiriannya. Tak peduli meski suaminya sudah menunjukkan muka melas minta dikasihani.

"Oke, aku tahu, aku akan mencarinya. Tapi kau harus tenang, jangan sampai rencana liburan kita gagal karena ini. Kau tahu sendiri Lizzy sudah tidak sabar untuk pergi berlibur." Thomas berusaha menenangkan istrinya yang kini menangis tersedu. Ya tuhan, beri Thomas tambahan rasa sabar lagi menghadapi amukan istrinya.

"Lalu bagaimana dengan kalungku?" tanya Nyonya Wilson yang berangsur-angsur mulai tenang.

Thomas terlihat berpikir sejenak hingga satu ide terpikir olehnya. "Baiklah, kita akan tetap berangkat. Sedangkan kalung itu akan dicari oleh detektif Gavin."

"Siapa Gavin?"

"Dia orang yang sudah terlatih, sudahlah. Kita harus segera berangkat sebelum anak kita yang mengamuk."

***

A/n: Tugas HMT pertama yang sungguh luar biasa.

Hope you like it.

Catch Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang