Bab 9

1 0 0
                                    

Gavin menghembuskan napas setelah sadar telah menahannya sejak tadi. Dia pikir Grasia benar-benar terbangun dan akan menyerangnya. Namun, dugaannya salah besar karena anjing itu kembali memejamkan mata dan kembali tertidur di tempatnya. Tangan Gavin refleks mengusap dada karena perasaan leganya.

Dia membawa kalung itu ke kamarnya untuk disimpan, rencananya dia akan menyerahkan kalung itu besok. Sekarang Gavin akan menuliskan laporannya secara utuh untuk pendataan. Saat tengah asyik mengetik di depan laptop tiba-tiba sebuah notifikasi email masuk muncul di layar. Panjang umur, karena Thomas lah yang mengiriminya pesan. Pria itu memberitahunya jika besok akan pulang ke mansion. Gavin segera membalas jika dia juga telah menemukan kalungnya, hanya saja Gavin tak langsung mengatakan siapa pencurinya, biar Thomas tahu melalui laporannya nanti. Pria itu pasti sama terkejutnya dengan Gavin.

Sebentar lagi Gavin akan liburan. Malam ini dia akan mimpi indah.

Sayangnya dia tidak jadi bermimpi indah karena baru saja tidur dua jam, alarmnya berbunyi nyaring sekali hingga kotoran di telinganya mungkin sudah melompat-lompat keluar. Astaga! Bodohnya Gavin lupa menyetel ulang alarm. Padahal dia ngantuk sekali, tapi sepertinya Gavin tidak bisa meneruskan tidurnya karena terdengar suara gaduh di bawah.

Dengan berat hati Gavin beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok gigi hingga penampilannya lebih baik. Setelah itu barulah Gavin turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata keluarga Wilson sudah sampai di rumah, pantas saja suasananya sangat riuh seperti ada pesta penyambutan. Tak lama kemudian tuan Wilson menoleh padanya.

"Oh, Gavin, bagaimana kabarmu?" tanyanya mencoba sedikit berbasa-basi.

"Aku baik, hanya kurang tidur." Gavin membalas sejujurnya.

"Astaga! Istirahatlah. Kau terlihat mengerikan dengan kantung mata itu," sahut nyonya Wilson yang ikut melihat kondisi Gavin.

Tapi Gavin menggeleng tegas. "Tidak, aku ingin segera berlibur ke Hawaii."

Nyonya Wilson sontak menampilkan wajah bingung. "Kau sudah menemukan kalungnya? Dimana berlian kesayanganku?" tanyanya cepat seraya berjalan menghampiri Gavin.

"Sayang, bersabarlah. Ayo kita bicarakan di ruang kerjaku saja." Thomas buru-buru menengahi sebelum istrinya memaksa Gavin dengan cara yang lebih bar-bar lagi.

"Aku akan menyusul," balas Gavin. Dia harus mengambil dulu data laporan dan berlian itu. Terlebih dia juga belum mengenakan baju yang pantas.

Setelah membawa laporan dan benda yang dimaksud, Gavin melangkah menuju ruangan tuan Wilson. Ditengah-tengah perjalanan dia berpapasan dengan Jana.

"Hei, Sexy." Jana mendelik malas menanggapinya.

"Tersenyumlah, kau pasti akan merindukanku setelah ini." Gavin hanya senang menggoda gadis itu, biarlah ia menggoda untuk yang terakhir kalinya sebelum pergi dan mencari pemandangan yang lebih baik dari bokong Jana ketika memasak sarapan.

"Diam, dasar mesum. Memangnya kau sudah menemukan berlian nyonya?" tanya Jana. Dia jadi penasaran karena Gavin dengan percaya dirinya mengatakan Jana akan rindu? Yang benar saja. Enyah saja sana. Jana tidak peduli.

"Tentu, lihat." Gavin menunjukkan kalung di dalam wadah yang berkilau terkena sinar mentari pagi yang masuk melewati jendela mansion. Benar-benar cantik, pantas nyonya Wilson sangat tergila-gila dengan berlian itu.

"Syukurlah. Dimana kau menemukannya? Dan siapa yang telah mencurinya?" Jana tidak bisa menghentikan rasa penasarannya karena dia bahagia sekali mengetahui dirinya terbukti tidak bersalah.

"Kau pasti akan terkejut." Gavin tersenyum penuh arti. "Aku harus segera ke ruangan tuan Wilson. Jangan rindukan aku," goda Gavin yang segera pergi sebelum Jana sempat memprotes.

Catch Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang