Bab 5

0 0 0
                                    

Gavin tak bisa menikmati sarapannya meskipun sandwich telur itu terasa enak. Dia harus menghabiskan itu dengan cepat sebelum kehilangan jejak. Benar, Gavin berencana mengikuti Kasmir ke kampungnya.

Sementara itu Gavin sudah menitipkan rumah pada Jana, untuk sementara hanya gadis itu yang Gavin percaya. Dia masih berada dalam keabu-abuan dalam pencarian ini. Semua masihlah samar. Gavin menyetir dalam jarak yang aman di belakang mobil Kasmir, sulit dipercaya, Kasmir pulang dengan jemputan mobil mewah. Bagaimana bisa Gavin tidak curiga? Darimana sopir pribadi itu mendapatkan uang untuk membeli mobil? Bukan tidak mungkin jika pria itu pelakunya melihat tingkahnya yang mencurigakan sejak kemarin malam.

Gavin mulai memasuki area pinggiran kota. Ini sudah cukup jauh dari mansion. Entah harus berapa lama lagi perjalanan kali ini, pantatnya terasa panas duduk terlalu lama. Gavin bersyukur sekali saat mobil yang menampung Kasmir berhenti di depan rumah yang lebih seperti pondok tua. Dari posisinya Gavin bisa melihat Kasmir turun disusul pengemudi, mereka berdua berjalan ke dalam rumah. Good, inilah saatnya Gavin keluar.

Perlahan tanpa suara, Gavin mendekati rumah itu dari samping, dia menempelkan bagian samping kepalanya pada papan yang berfungsi menjadi dinding rumah. Sayup-sayup Gavin bisa mendengar rintihan sakit seorang wanita. Mungkin itu istri Kasmir yang sedang sakit, kemudian mereka mulai membicarakan hal lain selain penyakit.

"Bagaimana kabar Tuan Wilson, Sayang? Aku sudah lama tidak bertemu dengan mereka." Itu pasti suara istrinya Kasmir, tebak Gavin.

"Mereka baik-baik saja, tidak perlu khawatir. Hanya saja nyonya Wilson kehilangan kalung berlian kesayangannya." Kali ini Kasmir yang menyahut.

"Astaga! Bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tahu, saat itu semua orang tengah sibuk mempersiapkan liburan musim panas keluarga Wilson. Tiba-tiba saja nyonya Wilson berteriak histeris karena tak melihat kalungnya di manapun."

"Ya ampun, semoga segera ditemukan kalungnya. Aku tahu betul nyonya Wilson sangat sensitif terhadap sesuatu yang dia sukai. Hampir tak ada gantinya dan harus benar-benar benda yang serupa." Gavin mengerutkan keningnya. Apa keluarga ini juga sudah mengabdi turun temurun?

"Iya, aku tahu. Tuan Wilson bahkan telah menyewa jasa seorang detektif demi kalung berlian nyonya. Aku harap benda itu segera ditemukan. Kasihan Tuan Wilson." Apa? Siapa yang dikasihani dan siapa yang menderita di sini. Gavin jelas lebih pantas dikasihani karena kasus ini dia tak bisa pergi liburan. Bukan Thomas, pria itu bahkan masih bisa berlibur dengan tenang. Gavin rasa pernyataan bahwa orang kaya selalu di hormati itu benar adanya.

Tak lama kemudian terdengar langkah kaki mendekati pintu keluar. Gavin bergerak semakin ke pojok agar tak tertangkap basah, namun dia masih bisa mengamati aktivitas Kasmir beserta pengemudi tadi. Pria itu terlalu sopan untuk menjadi sopir pribadi. Dia bahkan mencium tangan Kasmir penuh hormat.

"Pak, aku pulang dulu. Semoga ibu cepat pulih. Kania sudah mengirimi pesan padaku untuk segera pulang, kehamilannya membuat dia sangat manja." Si pengemudi berceloteh dengan senyum bahagia. Jauh dari kesan formal seperti berbicara pada ayahnya sendiri.

"Pulanglah sebelum anakku mengamuk karena kau terlalu lama di rumah orang tuanya." Pak Kasmir dengan ramah mempersilakan pengemudi itu pulang. Anak? Tunggu dulu! Siapa pria itu?

"Baiklah, maaf tak bisa lama. Selamat malam."

"Iya, malam." Setelah mobil pria asing itu berlalu Kasmir berjalan masuk ke rumah. Gavin berniat untuk mundur, tapi sialnya dia tak melihat ada pot bunga di belakangnya. Walhasil dia tersandung dan terjatuh ke tanah dengan menyedihkan. Shit!

Gavin meringis pelan, telinganya berubah tajam dengan waspada.

"Siapa di sana?" Gawat. Kasmir sepertinya mendengar suara gaduh barusan. Tidak. Gavin harus segera pergi dan kembali ke mobil. Tak lama kemudian Gavin mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Ah sepertinya ide kembali ke mobil tidak akan pernah terwujud karena sebentar lagi ia akan ketahuan. Tak ada tempat aman untuk bersembunyi di sini walah hanya sebuah tong sampah besar. Terlalu kosong dan lapang.

Catch Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang