Bab 3

5 1 2
                                    

Gavin mendekati benda berkilau itu dengan tangan tetap setia menutup hidung. Baunya benar-benar tidak sehat untuk dihirup. Setelah cukup kepayahan menjulurkan tangan lain ke kolong ranjang, Gavin akhirnya mendapatkan benda yang dia lihat tadi. Itu adalah rantai emas yang putus. Setelah diteliti bentuknya sangat mirip dengan foto kalung berlian yang hilang.

Lantas Gavin segera membawanya dengan sapu tangan yang selalu dia bawa dalam saku celana. Sepertinya kasus ini akan segera berakhir. Syukurlah jika benar, Gavin ingin segera menghirup udara pantai. Dengan langkah cepat dia kembali ke kamarnya untuk memberikan laporan kepada Thomas prihal penemuannya. Dia mengirimkan sebuah pesan email dengan gambar rantai kalung yang dia temukan.

Sambil menunggu balasan Gavin memutuskan untuk membersihkan diri, duh, kotoran anjing itu seperti telah melekat pada tubuhnya sehingga bau tubuhnya sangat tidak sedap. Setelah ini dia akan bertanya siapa pemilik kamar pelayan itu pada Jana.

Saat Gavin tengah berpakaian notifikasi di ponselnya berbunyi, ada email balasan dari Thomas yang mengatakan jika rantai itu memang bagian dari kalung berlian yang hilang. Senyum miring terbit di wajah Gavin, baiklah gadis Hawaii, tak lama lagi kita akan bertemu di bawah sinar matahari dan pemandangan pantai yang cerah, secerah hati Gavin ketika mengintip kalian berjemur. Stop it! Sekarang bukan saatnya berkhayal, Gavin membawa buku catatan lagi beserta barang bukti yang dia temukan.

Kakinya berjalan cepat ke arah dapur tempat Jana terbiasa beraktivitas, apalagi ini menjelang makan malam. Gadis itu pasti sedang memasak sesuatu, dan dugaan Gavin seratus persen benar adanya. Aroma masakan tercium di sepanjang jalan seiring langkahnya mendekat ke dapur, sepertinya mengejutkan gadis itu lagi akan menyenangkan. Pikir Gavin.

Tapi, sebelum Gavin mengeluarkan suaranya dia lebih dulu mendengar Jana menelpon seseorang. Gavin menajamkan telinganya diantara bisingnya suara minyak panas di wajan. Bersembunyi dibalik meja makan dengan posisi jongkok.

"Iya, aku akan pulang sebentar lagi. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Dah ibu."

Setelah itu tak ada suara lagi selain aktivitas memasak. Oh sial! Gavin sepertinya telat mengetahui isi percakapan Jana dan ibunya. Menoleh ke tempat Jana sebentar sebelum dia memutuskan keluar dari persembunyiannya. Dan Jana sama sekali tak menyadarinya

"Selamat malam, Sexy." Gavin tertawa melihat gadis itu lagi-lagi melompat terkejut setelah mendengar suara Gavin.

"Astaga! Jantungku! Kenapa kau senang sekali membuatku terkejut? Bagaimana jika aku mati jantungan, huh?!" serobot Jana mengeluarkan protesnya.

"Kau tenang saja, kalau kau mati, mayatmu akan aku awetkan untuk menjadi salah satu dari koleksiku. Sepertinya kau memiliki bokong yang bagus," ucap Gavin seraya menyentuh dagu dengan jari telunjuk seperti tengah berpikir.

"Apa?" Jana nyaris memekik tak terima detektif itu sudah melecehkan bokongnya secara verbal.

"Ah, lupakan. Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal lagi padamu, bersedia?" tanya Gavin. Kali ini rautnya telah berubah datar seperti tadi pagi.

Jana kembali tenang dan mengangguk. Gadis itu segera menyelesaikan masakannya sebelum kemudian duduk manis di kursi meja makan berhadapan dengan Gavin.

"Sebelumnya maaf jika pertanyaan kali ini sedikit merujuk pada hal yang privasi, ini demi kepentingan penyelidikan. Aku mohon kerjasamanya untuk menjawab dengan benar dan jujur " Gavin memulai seraya mengeluarkan buku catatan kecil beserta pena.

"Dimana rumahmu?" Gavin memulai.

"Tidak jauh dari sini, sekitar dua kilo meter kurasa."

"Bersama siapa saja kau tinggal?"

Catch Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang