BAGIAN 1|| PENDENGAR YANG BAIK

729 42 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya 💕

"kamu tau, hal yang paling aku suka dari kamu? Yaitu saat kamu mau berbagi cerita sama aku. Baik itu kebahagian kamu ataupun kesedihan kamu, aku bakal jadi pendengar yang baik untuk kamu."

.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.

1. PENDENGAR YANG BAIK

"Gimana dengan kelas barunya?" Tanya Erlan tiba-tiba Duduk disamping Manda, refleks Manda menoleh dan tanpa disangka wajahnya sangat dekat dengan wajah Erlan. Mata Manda terkunci dengan tatapan teduh Erlan, mereka terus berpandangan sampai suara deheman Alvin menyadarkan mereka. Cepat-cepat Manda mengalihkan pandangannya bawah, sedangkan Erlan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ingat tempat!" Tegur Samuel membuat Erlan cengengesan dan Manda masih setia menundukkan kepalanya, pipinya terasa panas sejak tadi.

"Coba gue tanya? Sopan nggak lu berdua begitu di depan jomblo?" Tanya Rizki dengan muka yang di buat seakan marah.

"Tau, kaga kasian apa sama kita-kita yang jomblo?" Timpal Kanaya yang diangguki cepat oleh Rizki.

"Udah-udah, lihat tuh si Manda pipinya sampai merah." Lerai Adara membuat senyum jahil terukir diwajah Alvin. Dengan cepat ia mendekat pada Manda lalu menoel pipi Manda yang semakin memanas.

"Cie, salt-" belum sempat Alvin menyelesaikan ucapannya, Erlan langsung menepis tangan Alvin yang tadi ia gunakan untuk menoel pipi Manda.

"Sekali lagi gue lihat lo pegang pipi cewek gue, habis lu sama gue!" Ancam Erlan dengan wajah tidak sukanya, Alvin menelan ludah kasar lalu menggaruk kepalanya.

"Etdah, berjanda gue tadi."

"Bercanda kali, bukan berjanda" koreksi Adit menoyor pelan kepala Alvin.

"Tangan lo, ringan banget bangke main dorong kepala gue aja." Ujar Alvin dengan kesal.

"Lihat lu berdua debat nggak ada habis-habisnya, lebih baik kita pesan makanan, biar kenyang ini perut." Ucap Rizki.

"Biar gue yang pesan makanan, kalian mau pesan apa?" Tanya Kanaya pada mereka semua.

"Samain aja semua nya biar nggak pusing pesan nya," ujar Manda buka suara setelah lama terdiam karena malu terus-terusan digoda oleh teman-temannya, lebih tepatnya di goda Alvin.

"Bakso aja, kalau nggak nasi goreng?"

"Bakso aja lah, bakso mang Memet paling enak valid no debat." Pekik Adit membuat pasang mata menatap ke arah meja mereka.

"Goblok, urat malu Adit udah putus" ujar Alvin mengalihkan muka nya karena malu.

"Bokso mang Memet nih?" Tanya Kanaya memastikan dan di-iyakan semuanya.

"Tunggu gue pesan dulu," saat Kanaya hendak berdiri tangannya dicekal oleh Adit dan menarik tangan Kanaya agar kembali terduduk ditempatnya. Kanaya menatap bingung pada Adit begitu juga dengan yang lainnya.

"Ngapain segala kesana? Udah duduk disini aja biar gue yang pesan. MANG MEMET BAKSONYA DELAPAN MANGKOK" Adit berdiri dari tempat dan berteriak pada mang Memet, pria berusia 50 tahun itu sempat tersentak saat mendengar teriakan Adit namun tidak lama dari itu mang Memet tersenyum dan mengacungkan jari jempolnya.

ERLANGGA (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang