BAGIAN 2|| KURIR MISTERIUS

421 29 2
                                    

"Senyum mu adalah tujuanku"
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.

2. KURIR MISTERIUS

Manda mengernyit bingung saat David—kakak laki-laki Manda mengatakan kalau di depan ada kurir yang ingin mengantarkan makanan atas namanya. Seingat Manda ia tidak memesan makanan.

"Perasaan aku nggak ada pesan makanan deh." Ucap Manda seraya menyandarkan tubuhnya didepan pintu kamarnya.

"Tapi katanya, itu buat kamu." Balas David.

"Salah alamat kali," ujar Manda.

"Coba kamu lihat dulu sana. Siapa tau itu emang buat kamu." ujar David setelahnya ia berlalu ke kamarnya yang terletak tak jauh dari kamar Manda.

Dengan malas Manda berjalan menuruni anak tangga rumahnya satu persatu, saat sudah berada diakhir anak tangga. Manda memberhentikan langkahnya saat mendengar suara Bi Nuril yang memanggilnya dari samping.

"Non mau ke mana?" Tanya Bi Nuril yang baru saja keluar dari dapur, Manda menoleh lalu tersenyum tipis pada Bi Nuril.

"Mau ke depan sebentar, bibi belum tidur?" Tanya Manda lalu dibalas dengan gelengan dari Bi Nuril.

"Belum, non. Bibi baru selesai cuci piring," jawab Bi Nuril, Manda mengangguk lalu melanjutkan langkah terakhirnya menuruni anak tangga.

"Bibi istirahat aja, aku ke depan dulu." Pamit Manda seraya berjalan melewati Bi Nuril.

Manda berjalan melewati ruang tamu sampai didepan pintu yang masih tertutup, perlahan Manda menarik gagang pintu dan saat pintu itu sudah terbuka matanya langsung mendapati punggung seseorang yang membelakangi nya. Manda menepuk pelan bahu orang tersebut dan tak lama dari itu orang tersebut berbalik lalu menundukkan kepalanya dan menarik ujung topi nya agar lebih turun.

"Cari siapa mas?" Tanya Manda.

"Manda," jawab orang tersebut.

"Saya, tapi seingat saya nggak ada mesan makanan." Balas Manda sambil berusaha melihat wajah sang kurir yang memakai masker dan juga topi yang menutupi seluruh wajahnya. Kurir tersebut terlihat sangat berbeda dari kurir lainnya.

"Tapi ini untuk Manda, pacar saya!" Kurir tersebut menaikkan ujung topi nya lalu melepaskan satu karet masker nya. Manda tersentak saat mendapati Erlan berada di depan nya.

"Erlan? Ngapain malam-malam ke sini?"

"Bawain kamu martabak, seperti ucapan aku tadi sore. Aku bawain kamu martabak telur kesukaan kamu. Pakai telur ayam dua dan daging yang banyak." Kata Erlan sambil mengangkat plastik yang berisikan martabak telur kesukaan Manda.

"Tapikan aku nggak minta," ucap Manda menatap Erlan.

"Gapapa, sesekali ngasih tanpa diminta lebih dulu." Balas Erlan sambil menarik tangan Manda agar mendekat padanya.

"Ayo masuk, kita makan nya di dalam aja." Ujar Manda membuat Erlan menggeleng tidak menyetujuinya. Erlan ingin makan diluar sambil menikmati langit malam.

"Kita makan nya diluar aja, sambil lihat langit malam." Ujar Erlan.

Manda terdiam sebentar lalu menyetujuinya, Erlan menarik tangan Manda membawa gadis itu pada kursi yang berada di samping rumah. Erlan meletakkan plastik berisi martabak tersebut diatas kursi lalu melepas topi nya.

Manda melihat Erlan yang sedang membuka kotak berisi martabak telur tersebut, lalu menyodorkan satu potong martabak telur ke depan mulut Manda. Dengan senang hati Manda membuka mulutnya lalu mengigit nya.

"Enak?" Tanya Erlan seraya menaik-turunkan alis nya.

Manda mengangguk, kemudian mengambil satu potong martabak lalu menyodorkannya didepan Erlan. Cowok itu tersenyum hangat lalu membuka mulutnya.

ERLANGGA (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang