BAB IV

510 70 15
                                    


Alarm berbunyi nyaring dan Rachel mencari
ponselnya untuk menghentikan alarm tersebut.

Ia melihat waktu sudah menunjukkan pukul 3.30 pagi.

Rachel bergegas pergi ke kamar mandi dan mencuci mukanya.

Keluar dari kamar, Rachel langsung menuju dapur untuk membuat sebuah kue dan sarapan untuknya dan Jason. Ia akan memberikan sebuah kue untuk kedua orang tua
Jason.

Setelah masakan dan kue nya sudah matang, Rachel menyempatkan untuk berbenah. Tanpa terasa,waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi. Ia pergi ke kamar Jason untuk membangunkannya.

"Je..!"

Tok!toktok!

"Jason... bangun.! Bukan kah kau yang bilang kalau kita berangkat jam 6 pagi?!"

Tok! tok! tok!

Sudah lima menit Rachel berdiri di depan kamar Jason tapi belum ada sahutan juga dari dalam kamar. Rachel akhirnya pergi ke kamarnya untuk mandi.

~~~

Ia mengenakan baju kemarin yang tidak jadi
dipakai dan memoles wajahnya dengan bedak tipis serta lipstik. Ia keluar untuk membungkus kue dan makanan hantarannya. Saat sudah sampai di dapur, Jason telah duduk rapih di meja makan.

Rachel masih melihat wajah Jason yang tidak
bersahabat. Wajahnya datar dan dingin. Rachel diam tidak bersuara saat menyiapkan piring nasi dan minum untuk Jason. Mereka makan dalam diam. Dua puluh menit kemudian, mereka sudah masuk ke dalam mobil untuk perjalanan kerumah orang tuanya Jason.

Jason berjalan di depan Rachel. Sepertinya dia benar-benar sangat marah sehingga tidak
memperdulikan Rachel yang kesusahan membawa
dua tas kotak.

Mereka berkendara di jalan raya dan Rachel melihat sebuah Plakat jalan tol.

Jalan Tol? dimana ini.? Kenapa menuju jalan Tol?

Rachel benar-benar buta jalan. Ia tidak pernah berada jauh dari tempat ia tinggal selama ini.

Sepanjang perjalanan menuju rumah orang tua nya Jason, Rachel sangat terpukau karena udaranya sangat bersih tidak tercemar volusi udara seperti di tengah kota.

Pukul 9.30 mereka hampir sampai di depan komplek perumahan orang tuanya Jason.

Rachel merapatkan jaketnya. Ternyata prediksinya salah. Angin disini cukup dingin. Dan jaket yang dikenakan oleh Rachel yang tipis tidak mampu menghalau dinginnya angin yang menerpa.

"Je, apa boleh kita berhenti di salah satu
Toko baju?"

Jason menlirik Rachel tanpa menoleh

"Untuk apa?! Kau punya janji untuk bertemu lelaki lain lagi?"

Hatinya nyeri bagaimana bisa Jason menuduhnya seperti itu.

"Tidak. Hanya ada yang harus kubeli sebentar saja."

"Baiklah. kita berhenti sebentar"

Mereka berhenti di sebuah Mall yang cukup
besar.

"Aku tunggu disini saja dan jangan lama-lama!"

"Baik"

Rachel pun melesat ke dalam toko tersebut.

****

Rachel berputar-putar mencari jaket yang sesuai namun harga nya tidak terlalu mahal.

Setelah mendapatkannya, Rachel buru-buru masuk ke dalam
Mobil Jason.

YOU ARE THE ONLY ONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang