Ch 06. Melatih Teknik Dasar

20 1 0
                                    

Berjalan di dalam gelapnya hutan, Ken dengan hati-hati melangkah dan memastikan tidak menginjak ranting kering yang dapat menghasilkan bunyi nyaring jika diinjak.

Dari informasi yang diberitahukan oleh Calibur kepadanya, hutan merupakan tempat tinggal para monster dan binatang buas.

Mereka kebanyakan beraktifitas di malam hari untuk berburu.

Untungnya, lokasi Ken di teleportasikan merupakan daerah pinggir hutan, sehingga tak memerlukan waktu lama untuk dirinya keluar dari hutan itu.

"Wah....ini benar-benar dunia lain...."

Ken terkagum-kagum melihat pemandangan yang menantinya begitu dia keluar dari hutan.

Itu adalah gemerlap bintang-bintang di langit.

Ketika masih dihutan, dirinya hanya bisa melihat dua bulan yang memang cahayanya lebih terang daripada bintang-bintang yang ada di langit.

Sebuah Padang rumput yang sangat luas ada di hadapan Ken, dan ada beberapa pohon yang tumbuh dengan tinggi dan subur.

"Cepatlah ke salah satu pohon itu. Lebih aman beristirahat di pohon dari pada di padang rumput yang terbuka ini," ucap Calibur.

Ken mengangguk dan bergegas berjalan menuju ke salah pohon yang ada di tengah-tengah Padang rumput itu.

Berjalan selama kurang lebih lima menit, akhirnya Ken berhasil sampai pada pohon itu.

Saat itulah Ken menyadari, seberapa besar pohon yang ia lihat dari kejauhan itu.

Jarak pohon itu dengan hutan yang sebelumnya adalah sekitar lima ratus meter.

Diameter batang pohon ini sendiri mencapai lima meter dan tingginya kira-kira mencapai lebih dari 50 meter.

"Jika dibandingkan dengan pohon di pusat Tokyo, pohon ini layaknya leluhurnya," komentar Ken yang kemudian duduk dan bersandar pada pohon itu.

Dia sudah sangat lelah berjalan pada tengah malam seperti ini,dan rasa kantuknya sudah mencapai batasnya.

"Jangan tidur di sini!" seru Calibur yang sukses membuat mata Ken kembali terbuka lebar.

"Ada apa lagi?" tanya Ken dengan suara malas, dia benar-benar sudah sangat mengantuk.

"Panjatlah pohon ini. Tidur pada dahannya jauh lebih aman dari pada tidur di tanah. Percaya padaku, kau akan berterima kasih ketika kau sudah bangun nanti pastinya."

Ken menghela napas, dia memaksakan tubuhnya untuk bangun dan mulai memanjat pohon yang sangat tinggi itu.

Jarak salah satu dahannya saja sekitar 10 meter dari atas tanah, dan itu benar-benar membuat Ken bisa mati kapan saja karena kelelahan.

Tangannya sudah tak kuat lagi memanjat ketika dia memanjat setinggi 9 meter.

"Sedikit....lagi...."

Ken menjangkau dahan yang tepat di atas kepalanya dengan tangan kanannya, namun kemudian pegangannya pada batang pohon terlepas dan tubuhnya siap untuk terjatuh dan menghantam tanah.

Namun, kemudian sesuatu terjadi.

Calibur, yang merupakan gelang yang melingkar dengan manis pada tangannya segera membentuk sebuah tali dari energi berwarna biru terang dan mengikat dengan erat pada dahan pohon tersebut.

"Naiiikkkk!!!" seru Calibur dengan nyaring.

Ken mengatupkan gigi-giginya dengan kencang dan kemudian meraih dahan pohon tersebut.

"Uaaahh!!!!"

Dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, Ken akhirnya berhasil mencapai dahan tersebut dan berbaring di atasnya.

The King of God'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang