Ch 01. Matsumota Ken

60 4 0
                                    

Pagi hari di Tokyo.

Udara pagi yang dingin membuat sebagian orang sudah bangun dan bersiap melakukan aktifitas mereka masing-masing.

Jalan pun sudah mulai ramai. Orang-orang yang berangkat bekerja hampir semuanya memakai mobil, sehingga terkadang jalanan bisa begitu padat.

Di trotoar banyak anak-anak sekolah yang berangkat sekolah masing-masing.

Dikediaman Keluarga Matsumoto. Seorang pemuda sedang duduk dikasurnya. Matanya menatap cermin didepannya.

"Mimpi...kenapa selalu mimpi itu?" Pemuda itu menggaruk kepalanya yabg tidak gatal.

Mimpi yang baru saja dia alami bukanlah pertama kali dia alami. Sudah tak terhitung berapa kali dia memimpikan hal yang sama.

"Huh...aku tak tau mengapa aku selalu bermimpi tentang itu, tapi sebaiknya aku segera man-!!"

Pemuda itu segera berdiri dan berlari menuju kamar mandi dan segera mandi, begitu ia melihat jam berapa sekarang melalui ponselnya.

Sudah jam 6 lewat 50 menit. Sekolahnya masuk jam 7 lewat 15 menit, yang berarti waktunya tinggal 25 menit lagi.

"Sial sial! Aku tak mungkin terlambat dihari pertama semester baru bukan?"

Dia mandi dengan sangat cepat, bahkan tak sampai semenit, dia langsung bergegas memakai seragam sekolahnya.

Srttt....

Dia memasang jaketnya dengan cepat lalj memasukkan ponselnya. Pemuda itu segera mengambil tasnya yang berada dimeja disamping tempat tidurnya.

Segera menuju dapur, dia mengambil 2 buah roti tawar dan memakan salah satunya.
Pemuda itu tak ingin membuang waktu sama sekali.

Sudah 5 menit ia habiskan waktu untuk mandi dan berpakaian, hanya tersisa 20 menit lagi. Segera bersepatu dan keluar dari rumahnya lalu menguncinya.

"Ayo ayo cepatlah....yang mana kunci yang benar... ARGHHH sial..." Dan dia pun menghabiskan waktu 2 menit penuh untuk mencati kunci rumah yang benar dari belasan kunci yang ia bawa.

Pemuda itu pun berlari kencang menuju kesekolahnya.

Pemuda ini bernama Matsumota Ken, dia tinggal sendiri dirumahnya semenjak dia berusia 12 tahun, disebabkan keluarganya meninggal karena kecelakaan.

Hidup sebagai yatim piatu, hidup Ken tak pernah mudah. Dia harus membersihkan rumah seorang diri, menyiapkan makanan sendiri, berbelanja kebutuhan sendiri, dan masih banyak lagi.

Dia dapat terus tinggal sendiri di rumahnya karena tetangga-tetangganya telah menjamin dirinya. Mereka setiap bulannya mengumpulkan uang untuk kebutuhan hidup Ken, dan setiap harinya memberikan makanan kepadanya.

Sebenarnya dirinya ditawari untuk tinggal disalah satu keluarga dari tetangga-tetangganya ini, tetapi dirinya menolak.

Ken yang merasa dirinya terlalu banyak menyusahkan orang lain memilih untuk hidup sendiri dengan bantuan uang dari para tetangganya.

Dirinya yang telah berusia 15 tahun merupakan siswa disalah satu SMA di Tokyo.

Jika ingin mendeskripsikan dirinya disekolah maka ada satu kata yang apling tepat, pecundang.

Karena dia merupakan seorang yatim piatu, dirinya selalu menerima ejekan dan olokan dari anak-anak seusianya, bahkan sampai sekarang.

Tepat didepan gerbang sekolahnya.

Ding...Dong...

Ken segera memasuki sekolah dan langsung segera menujubkelasnya berada.

Ketika dirinya sudah berada tepat didepan pintu masuk kelasnya, dirinya dihadang oleh tiga siswa seusianya.

The King of God'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang