Chapter 7

13.5K 1.1K 91
                                    

Anan yang berada disekolah bingung mendapat kan pesan dari abangnya yang tiba-tiba menanyakan apakah ada Anaya disekolah, apa abangnya ini tidak melihat Anaya berangkat sekolah? Pikir Anan

Anan
Gak tau, entar gue liat dikelasnya|

Setelah membalas pesan dari abangnya Anan pun segera berdiri dari kursinya. Sean dkk yang melihat Anan berdiri pun bertanya

"Woy Nan lo mau kemana dah? Bentar lagi buk Yeni masuk" ucap Andi saat Anan yang akan keluar

"Ke kelas adek gue bentar" ucap Anan singkat dan langsung berlalu ke kelasnya sambil mengotak ngatik ponselnya untuk mencoba menelpon Anaya tetapi gak terhubung

Saat sudah sampai di kelas Anaya, Anan langsung saja masuk saat menyadari tidak ada guru yang mengajar. Warga kelas pun langsung menatap bertanya ke arah Anan yang berdiri didepan kelas.

"Anaya kemana?" tanya Anan cemas saat tak menemukan adiknya dikelas hanya ada teman adiknya saja

"Lah? Lu kan abangnya masa tanya ke kita kita?" ucap Dani bingung

"Gue tanya Anaya kemana? Kenapa dia ga ada dikelas?!!" tanya Anan tak sabaran

"Belum datang, kayaknya ga masuk deh" jawab Cereta seadanya

Anan yang mendengar itu pun langsung keluar dan segera menghubungi abangnya.

Anan
Abang aya kemana?|
Dia ga masuk sekolah, pas gue cek tadi|
Itu juga hpnya gak bisa dihubungi|

Riyan
|Gatau, udah dari pagi tadi ga kelihatan batang hidungnya
|Lo tetap sekolah aja, jangan bolos. biar gue aja yang cari aya

Anan yang saat tau adiknya sudah dari pagi tadi menghilang pun jadi tambah cemas akan keberadaan Anaya.

Ia pun memasuki kelasnya dengan lesu biasanya ia akan membuat onar dan bacot di kelas, tapi sekarang ia terlihat murung, itu membuat Sean dkk tiba-tiba heran dengan sikap Anan, sekaligus penasaran apa yang terjadi dengan Anan?

Sean dkk mendekat ke arah Anan dan duduk didekatnya

"Nan lo kenapa? Kok tiba-tiba jadi murung gini? Kalau ada masalah cerita aja sama kita" ucap Edward dan yang lain menganggukkan kepala bertanda setuju

Anan masih saja dengan posisinya dia tak mau menceritakan tentang Anaya dengan temannya, pasti temannya nanti malah menghujat bukan membantunya

"Nan woy! Lo dengar kita ngomong gak" tanya Riki kesel saat melihat tak dapat jawaban sama sekali

"Hmm" Anan hanya berdehem terlalu malas ia berbicara saat ini dan mengangkat kepalanya dan menatap mereka tampa minat

"Lo kenapa si Nan? Lo gak mau cerita sama kita? Lo bisa cerita sama kita siapa tau kita bisa bantu?"

"Gue gapapa"

Ok baiklah Sean dkk memiliki diam tak mau ikut campur lagi. Bel pun berbunyi bertanda jam pelajaran akan segera selesai.

****

Di sisi lain Anaya masih di cafe ia tak berniat berdiri dari duduknya. Ia begitu fokus dengan melihat jalan sambil ditemani es krim kesukaannya.

****

Di belahan dunia terdapat istana yang begitu megah tapi sayang istana itu begitu menyeramkan saat dilihat dari luarnya apa lagi disekelilingnya terdapat pohon pohon yang begitu lebat, berbanding terbalik dengan didalamnya, didalamnya begitu indah dan mengkilau berbagai macam permata dan emas ada di sekitar dinding

Di taman belakang istana terdapat satu keluarga sedang berkumpul menghabiskan waktu bersama

"Ibu kapan adik akan pulang?" Tanya putra keduanya yang sedari dulu merindukan sang adik pulang dan berkumpul lagi dengan mereka

"Tenang sayang ibu dan yang lain juga merindukan nya kita tunggu waktu yang tepat menjemputnya nanti" sang anak hanya bisa mengangguk lemah ia sangat merindukan adik kecilnya

Terjadilah hening setelah itu, mereka tenggelam dalam pikiran masing masing, tiba tiba muncul kabut asap didepan mereka perlahan lahan kabut itu mmenghilang dan digantikan dengan pemuda tampan dan gagah, pemuda itu memberikan hormat ke orang tuanya dan langsung duduk didepan mereka.

"Kau dari mana saja?" Tanya sang Ayah ke pada pemuda didepannya itu

"Aku tadi menemui Adik, dia sudah bertumbuh besar sekarang" ucap pemuda itu, yang merupakan putra pertama mereka

"Benarkah ayah rindu dengan nya"

"Kami juga"

****

Anaya menuruni motornya dan memasuki rumahnya masih dengan memakai seragam sekolahnya.

"Assalamualaikum mama Aya pulang!"

"W-waalaikumsalam s-sayang ini benaran kamu kan, kamu kemana aja hah! mama sama papa cariin kamu" ucap Mama Anaya yang ternyata masih nangis saat mendengar suara Anaya ia segera berlari ke arah Anaya dan memeluknya begitu erat

"Eh? Mama kenapa nangis?" khawatir Anaya saat melihat mamanya yang menangis, dia tidak berpikir perbuatan yang ia lakukan membuat sang mama menangis

"Kamu tu kemana aja Aya? Buat khawatir semua orang aja!" ucap seseorang dibelakang Anaya, Anaya mengenali suara itu suara papanya! Anaya pun melepaskan pelukan mamanya dan langsung berbalik melihat ke arah papanya berada

"Papa! Aya t-tadi pagi pagi sekali sudah berangkat dan tak sempat berpamitan saat melihat kalian masih tidur, tapi di tengah jalan ban motorku kempes dan aku pun harus ke bengkel dulu, itu membuat ku terlambat ke sekolah jadinya aku memilih pergi ke cafe saja, dan baterai hp ku habis dan gak bisa ngabarin kalian" ucap Anaya gugup berusaha bersikap tenang agar tak ada yang dicurigai

"Hmm baiklah, sekali lagi kamu harus beri tau dulu supaya tidak membuat orang cemas" ucap papa dan dibalas anggukan semangat Anaya

"Sayang sebaiknya kamu istirahat dulu gih kayaknya kamu capek banget ya"

"Iya ma, aku ke atas dulu ma, pa" Anaya segera berlari ke atas menuju kamarnya

Saat sudah sampai Anaya langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur nya dan tanpa sadar ia pun tertidur karena begitu lelah seharian

Tak lama kemudian tiba tiba ada yang mendobrak pintu kamar Anaya dengan keras

Brakk!

****

TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang