Chapter 12

11.4K 1K 57
                                    

Sampainya dibawah lebih tepatnya taman belakang, sudah ada Ayah dan Ibundanya Kanaya a.k.a Anaya

"Eh, sayang sudah bangun? Bagaimana? Kamu sudah mengingatnya kan?" Ucap sang Ibundanya

"Bunda maafkan aku yang tak mengenali kalian tadi, sekarang aku sudah mengingatnya, aku sangat merindukan kalian semua yang ada disini" ucap Anaya sambil memeluk ibunya dengan erat sambil menahan tangisan nya

"Tak apa sayang itu bukan salah kamu, seharusnya bunda sama Ayah yang meminta maaf sama kamu" balas bunda Kanaya a.k.a Anaya saat pelukan mereka terlepas

"Ana sayang kamu tak mau memeluk Ayahmu ini?" Ucap Ayahnya sambil memasang muka so sedihnya, Anaya yang mendengar itu pun terkekeh dan langsung menuju Ayahnya dan memeluknya dengan erat

"Oh iya dimana kak Niel?" Tanya Anaya saat sudah melepas pelukannya dan melihat sekeliling mencari kakak keduanya

"Oh astaga! bunda lupa memberi tahunya bahwa kamu ada disini" ucap bunda menepuk dahinya dan langsung bertelepati dengan sang anak

"Memangnya ada dimana kak Niel" tanya Anaya dan duduk di kursi sebelah Varrel yang dari awal sudah duduk duluan dan diikuti oleh Ayahnya

"Niel tadi ada urusan" ucap sang Ayah memberitahu

"Urusan apa yah?"

"Hama" bukan Ayahnya yang menjawab melainkan Kakaknya Varrel dibalas anggukan mengerti oleh Anaya yang sudah tahu apa itu

"ANAAA!" Teriak seseorang yang baru memasuki halaman belakang sambil berlari ke arah Anaya

****

Disisi lain di keluarga Roberts, Anan berusaha membangunkan sang adik tetapi sang empuk tak kunjung bangun juga

"Dekk! Bagunnn! Woyy lo gak mau sekolah apa!" Ucap Anan sambil menggoyang goyangkan lengan Anaya

Sudah beberapa cara Anan mencoba membangun Anaya tetapi hasilnya nihil, dan ia pun memutuskan untuk turun untuk menemui orang tuanya

"Mama!! Papa! Aya d-dia gak bisa dibangunin dari tidurnya" ucap Anan saat sudah di dekat mama papanya

"Maksud kamu?" Ucap sang papa tak mengerti

"I-tu dari tadi kan aku mau bangunin adek t-tapi dia gak bangun bangun, b-biasanya kan saat aku teriakin d-dia langsung aja bangun dan marah-marah tapi ini kenapa dia sudah dibangunin"

Mereka yang mendengar itu pun segera berlari menuju kamar sang anak/adik

Brakk

Suara dobrakan pintu disebabkan oleh Riyan, mereka pun segera masuk ke kamar Anaya

Riyan yang sudah disamping Anaya pun segera ngecek keadaan Anaya takut terjadi apa apa, napas Anaya melemah yang dirasakan Riyan

"Gimana Riyan?" Ucap sang papa tak sabaran

"Napas Aya ngelemah pa ma"

"Apa! C-cepat bawa Aya kerumah sakit pa" ucap sang mama lemah saat mendengarnya, tangisan yang dari tadi ia tahan akhirnya keluar berjatuhan

Riyan yang mendengar itu pun segera menggendong adiknya sedangkan Anan dia langsung berlari menyiapkan mobil untuk mereka

Mereka pun langsung menyusul Anan ke mobil dan segera pergi ke rumah sakit dengan kecepatan diatas rata rata

Mereka tak mendulikan kendaraan sekitar yang memerahi mereka yang membawa mobil dengan kecepatan tinggi, untung saja jalan hari ini tak begitu ramai dari biasanya seakan-akan dunia berpihak ke mereka yang ingin membawa sang anak/adik ke rumah sakit

***


TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang