Chapter 6

14.1K 1.2K 69
                                    

Di sebuah kamar terdapat seorang gadis yang masih dengan tidur nyenyak nya, matanya seakan enggan untuk membuka mata padahal cahaya matahari dari tadi sudah menampakkan diri dan memasuki di cela cela jendelanya.

Tok... tokk... tok..

Suara ketukan pintu terdengar, tetapi gadis itu masih saja tidak terusik dari tidurnya, sampai akhirnya orang yang mengetuk pintu pun kesel dan langsung saja ia masuk saat tau bahwa pintu itu tidak di kunci.

Ckrekk

Dan pintu itu pun terbuka melihatkan gadis yang masih tertidur dengan pulas nya sambil memeluk guling dan jangan lupakan selimut tebal berbulu nya.

Revan, yah Revan dan gadis itu yang tak lain tak bukan Kanaya hohoho bukan bukan tidak lagi, ia sekarang bukan lagi Kanaya tetapi Anaya hmm namanya saja yang berubah tapi tidak dengan sikapnya oke kalian harus ingat tidak akan berubah. Revan menggeleng geleng kan kepalanya saat melihat gadis itu yang masih nyenyak dengan tidurnya bahkan ia lupa bahwa dia harus pulang ke rumahnya atau tidak rumah itu akan gempar akan kehilangannya.

"Ly... Lily bangun hey, kata kamu pagi ini mau langsung pulang, kamu aja masih belum bagun" ucap Revan sambil menepuk pipi Anaya dengan lembut

"Emm iya bentar, sebentar lagi" ucap Anaya lirih masih belum sadar akan perkataan Revan

"Hey Lily bagun sudah pagi, ini aja udah jam 7, kamu gak mau pulang?" Ucap Revan, Anaya pun langsung kaget saat mendengar kata pulang dan jam 7.

Ia segera duduk dan melihat sekeliling dan jam seketika dia sadar bahwa ia sedang tidak di kamarnya atau pun rumahnya tapi di kamar rumah Revan oke dia sangat kaget sekarang.

"Apa!, Lino kok gak bangunin Lily!" langsung saja Anaya berlari ke kamar mandi tanpa menunggu jawaban Revan yang akan menjawabnya perkataanya

Revan pun hanya menggelengkan kepala pelan melihat tingkah Anaya yang dari dulu tak berubah dan memilih bangkit dari duduknya dan menuju kebawah yang sudah ada temannya.

****

Di sisi lain di rumah Anaya. mama, papa dan abang nya minus Anan sudah ada di meja makan sambil menunggu sang anak/adek yang belum juga turun dari kamarnya.

"Bang panggil adek kamu sana, dari tadi gak turun turun, nanti kalian telat sekolah/kuliah nya" ucap sang mama yang sudah jegah menunggu Anaya dari tadi, dia jadi khawatir kenapa sang anak gak turun turun dari tadi biasanya jam segini sudah turun kebawah


Riyan bangkit dari duduknya dan langsung lari keatas, sesampainya di pintu kamar Anaya ia segera mengetok pintu tidak lebih tepatnya menggedor gedor pintu Anaya dengan keras jangan lupakan akan teriakan nya.


Dorr... gdorrr..

"WOI DEK BANGUN!! LO GAK MAU SEKOLAH APA HAH! LIHAT JAM BERAPA INI! ASTAGA!! LO KOBO BANGET SIH" Teriak keras Riyan bahkan suaranya sampai terdengar dimeja makan, orang tunya hanya menggeleng geleng kepalanya saat mendengar teriakan anaknya

"Iss ini orang kok kebo banget sih! Mana pintunya di kunci lagi, oh iya dilaci meja kerja papa ada kunci cadangan" ucap Riyan kesal saat tau pintunya dikunci saat ia mengingat kalau ada kunci cadangan di ruang papanya ia pun segera berjalan ke kasana dan mengambil kuncinya.

Saat sudah dapat ia segera berjalan menuju kamar Anaya lagi dan segera memutar kuncinya dan membuka pintu kamar Anaya

Ckrekk!

****

Anaya sudah menyelesaikan mandinya dan segera memakai baju sekolahnya, kalau kalian nanya baju dapat dari mana? Jawabannya mudah sekali, Revan! dia menyuruh bodyguardnya mencari pakaian sekolah Anaya dengan cepat.

Setelah bersiap siap Anaya pun menuruni tangga dengan tergesa gesa saat sudah sampai di bawah ia melihat Revan dkk ada di ruang tengah sambil ditemani makan makanan yang serba ada misalnya cemilan, nasi bungkus, keripik, minum minuman dan masih banyak lagi astaga! Padahal masih pagi

"Woy gue duluan yah!" Pamit buru-buru Anaya bahkan tanpa duduk terlebih dahulu

"Yah elah Ly lo ma gak asik"

"Ho'oh, gak papa kali telat"

"Heh dugong! Gue kalau telat yah gak papa! Ini gue mau balik ke rumah dulu" ucap Anaya sinis sama mereka dan berlalu pergi menuju motornya

"Bye! Lino, Lily pamit dah!"

"Iyaa hati hati dijalan ya!"

Anaya pun menaiki motornya dan segera berangkat dengan kecepatan di atas rata rata ia tidak mendulikan sumpah serapah kendaraan lain terhadap darinya

****

Ckrekk

Pintu pun terbuka segera Anan masuk kedalam kamar Anaya dan tak melihat keberadaan sang adik ia menuju ke kamar mandi tapi kosong! Tak ada seorang pun di sini.

"Dek!! Lo dimana! Jangan bercanda deh ini lo gak mau sekolah apa! pakek main petak umpet segala" teriak Riyan sambil mencari adiknya, saat masi tak menemukan adiknya ia segera berlari kebawah menuju orang tuanya

"MAH, PAH, AYA KOK GAK ADA DI KAMARNYA!!" Teriak keras Riyan panik

Orang tuanya seketika kaget dan syok saat mendengar putri mereka tidak ada di kamarnya.

"APA!!, KAMU LAGI GAK BERCANDA KAN, KALAU GAK ADA TERUS ADIK KAMU DI MANA RIYAN"

Tangisan sang mama pun pecah saat mendengar putrinya tidak ada dikamarnya dan segera berlari ke kamar putrinya dangan diikut suaminya buat melihat, mereka sangat kaget mendengar ucapan Riyan dan cemas dimana putrinya berada. Papa Elan yang melihat istrinya menangis di kamar Anaya pun segera menenangkannya.

Riyan yang melihat keadaan orang tuanya ikut menghampiri.

"Riyan sebaiknya kamu pergi ke sekolah dulu, nanti papa suruh orang buat cari adik kamu" ucap sang papa, Riyan sempat mau protes tetapi di urungkan saat melihat tatapan sang papa yang tajam dan akhirnya ia menganggukkan kepalanya dengan lesu

****

Di sisi lain Anaya sekarang berada dicafe ia membolos dan tak jadi pulang kerumah, nanti dia akan menjelaskan kepada orang tuanya dan abangnya tentu saja dengan berbohong.

Anaya tidak menyadari bahwa ia diperhatikan dari pertama masuk dan sampai sekarang oleh orang itu yang tak memalingkan tatapannya ke dari Anaya.

"Kau sudah besar ternyata, aku merindukanmu Ana"

***

TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang