Chapter 13

10.7K 1K 54
                                    

"SUSTER! DOKTER! CEPAT TOLONGIN ADIK SAYA!!" Teriak Riyan saat mereka sudah sampai di rumah sakit

Suster yang mendengar teriakan ribut itu pun segera berlari menuju kearah keluarga Roberts dan membawa Anaya ke ruang UGD

"Maaf tuan sebaiknya kalian menunggu diluar" ucap suster lainnya saat melihat Riyan dan Anan yang ikut masuk

"Gak! Saya mau ikut lihat adik saya! Lepaskan!" Ucap Anan memberontak

"Riyan! Anan! Kita tunggu diluar biarkan mereka memeriksa Anaya terlebih dahulu" Ucap Sang papa tegas, dia juga begitu khawatir dengan keadaan Anaya putrinya hanya saja ia tak mau menunjukkan didepan keluarganya apalagi didepan istrinya yang sedari tadi menangisi kondisi putrinya

****

"ANAAA!" Teriak seseorang yang baru memasuki dapur sambil berlari ke arah Anaya dan langsung memeluk adiknya yah orang itu adalah DENIEL GIO PUTRA DEMON kakak kedua Kanaya a.k.a Anaya

"Kakak kangen banget sama kamu, kamu disana gimana keadaannya? Baik baik ajakan? Ada yang jahatin kamu gak? Kalau ada bilang aja sama kakak biar kakak bakar dia"corocos Deniel saat pelukan mereka terlepas

"Ana juga kangen sama kakak, disana aku baik baik aja kok! tenang aja kalau ada yang jahatin Ana, nanti Ana sendiri yang bales dua kali lipat dari yang Ana rasain, kakak gak perlu khawatir" ucap Anaya sambil menyeringai kejam memikirkan itu

"Oh iya bunda kemana, kok tiba-tiba hilang? perasaan tadi dia di sini" tanya Anaya heran yang tak melihat keberadaan bundanya

"Oh tadi bunda ngambil sesuatu dulu katanya" jawab Varrel dibalas anggukan mengerti Anaya

"Yaudah kalian duduk dulu" ucap sang Ayah yang melihat Anaya dan Deniel yang masih saja berdiri

Anaya dan Deniel yang mendengar ucapan sang ayah pun segera duduk kursi masing masing dan menunggu sang ibunda mereka

Selang beberapa menit ibu mereka pun datang dengan membawa sebuah kotak ditangan kanannya

"Bunda kemana tadi? Itu apa?" Tanya Anaya saat sang ibunda mereka yang sudah duduk di sampingnya

"Bunda ngambil ini. Sesuatu yang ingin bunda kasih ke kamu" ucap sang ibunda ke Anaya

"Apa itu" ibunya pun segera memberikan kotak yang tadi ia bawa, Anaya pun menerimanya dengan senang hati dan segera membukanya

"Wah cantik sekali" ucap Anaya saat melihat benda didalam kotak itu yang berupa sebuah kalung

"Wah cantik sekali" ucap Anaya saat melihat benda didalam kotak itu yang berupa sebuah kalung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^Gambar kalungnya

"Ini buat aku bun?" Tanya Anaya sambil tersenyum manis menatap senang ibundanya

"Iya sayang, didalam nya ada sebagian kekuatan kami buat kamu, karena kekuatan kamu belum sepenuhnya pulih"

"Sini biar kakak pasangkan" ucap varrel mendekati Anaya dan memasangkan kalungnya

"Sayang sebaiknya kamu kembali ke raga kamu, keluarga kamu yang di alam manusia mengawatirkan keadaan kamu" ucap Ayahnya memberitahu

"Ck cepat banget" ucap Deniel kesel lantaran tak terima adiknya pergi

"Mau bagaimana lagi, adik kalian belum waktunya bisa pulang kesini sepenuhnya" ucap sang bunda menasehati, ia juga sebenarnya masih mau menghabiskan waktu bersama dengan putrinya tetapi keadaan yang belum berpihak dengan mereka

"Hmm yaudah, nanti kapan kapan aku kesini lagi boleh" tanya Anaya penuh harap

"Boleh kok, nanti kakak juga kapan kapan kesana" ucap Varrel disetujui oleh Deniel

"Oke deh kalau gitu aku pamit dulu, byeee semua" ucap Anaya dan mencium pipi mereka satu persatu dan setelah itu jiwanya menghilang begitu saja dalam hitungan detik

****

Dirumah sakit lebih tepatnya didepan ruang UGD terdapat 2 orang paruh baya dan 2 orang laki laki remaja yang sedang menunggu kabar seseorang yang mereka sayangi

Sampai akhirnya pintu ruang UGD pun terbuka dan menampilkan seorang pria yang memakai jas putih nya, dokter

"Gimana dok keadaan anak saya? Dia gak papa kan?" Ucap salah satu paruh baya itu yang ternyata adalah orang tua Anaya, mamanya

"Pasien sekarang baik baik saja, walaupun tadi sempet kehilangan tanda-tanda kehidupannya"

"Apa sekarang boleh dijengukkin dok?" Tanya paruh baya satunya yang ternyata papanya Anaya

"Boleh, tunggu pasien dipindahkan lebih dahulu ke ruang rawat, dan jangan membuat pasien terganggu" dibalas anggukan paham oleh mereka

"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter itu dan berlalu pergi menuju tempat pasien lainnya

Mereka pun segera mengikuti suster yang memindahkan Anaya ke ruangan yang akan ditinggal Anaya sementara

"Sayang cepat sembuh yah" ucap sang mama dan mencium kening Anaya saat Anaya yang sudah dibaringkan diatas Hospital Bed, saat selesai mencium Anaya mamanya pun memiliki duduk disofa samping sang suami

"Kalian jangan menggangu dulu adik kalian, biarkan dia istirahat terlebih dahulu" ucap sang papa saat melihat kedua putranya yang ada disisi kanan kiri Anaya sambil menggenggam tangan Anaya

"Hmm" dehem mereka berdua dan ikut duduk disofa dengan berat hati

Jam pun berlalu sudah 1 jam lamanya Anaya tak sadar kan diri, sampai sampai ada dari mereka yang ketiduran sangking lamanya menunggu

"Eghhh"

Suara yang berasal dari Anaya itu pun memalingkan perhatian mereka dan segera menuju ke tempat Anaya berbaring

"Sayang____"

***

TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang