Dengan langkah kesal, gadis itu mencoba menyamakan langkah pria itu. Dia lebih tinggi dari gadis itu, dan langkahnya juga cukup cepat, membuatnya susah untuk menyamakan langkah mereka.
Gadis itu menghentakkan kakinya kesal. Ia berhenti melangkah.
"Cukup sampai sini, rasanya lelah" ujar gadis itu.
Mendengar suara gadis itu membuat pria itu membalik arahnya memantap gadis yang tidak jauh darinya. Dirinya terkekeh sebentar, lalu langkahnya membawa ia mendekat dengan gadis itu.
"Lelah? Baru beberapa langkah Jane, ayo cepat" ujar pria itu kepada gadis didepannya yang masih mengontrol nafasnya.
"Ini namanya lomba lari, bukan jalan santai, huh!! Lebih baik aku menonton televisi dirumah" rutuk gadis itu dengan bibir yang memanyun. Hal itu saja membuat pria itu gemas dengan temannya.
"Kenapa tertawa?" Tanya gadis itu saat melihat dirinya ditertawakan.
"Dasar pendek, kaki kecilmu ini harus kau kuatkan, dengan jalan jalan saat pagi bukan hanya menonton dirumah" ejek pria itu membuat gadis itu menggeleng keras.
"Heyy!! Tidak, kau itu yang tinggi, itu salahmu dan sekarang lihat aku sangat lelah" lalu gadis itu terduduk diatas aspal yang jalanannya sangat sepi, ini hari Minggu jadi biasa kompleks sini sepi.
"Baiklah baiklah, salahku" ujar pria itu mengalah.
Keduanya sama sama diam beberapa saat, kemudia mata gadis itu beralih ke tangan pria disebelahnya. Dia membawa minuman yang tersisa sedikit, punya dirinya sudah habis sedari tadi.
Tangannya meraih botol minum milik lelaki itu. "Aku minta ini"
Langsung saja gadis itu habiskan air yang tersisa. Huh, rasanya benar benar mantap.
"Sudah?"
Gadis itu mengangguk, "Ayo jalan lagi"
Pria yang lebih tinggi itu menggeleng, "jalan terus bagaimana kalau berlari?"
"Hah? Maksud-
Dengan jail lelaki itu berlari meninggalkan gadis itu. "Ayo cepat lari, huh kaki kecil" teriak lelaki itu.
Gadis itu mengeram kesal. "huh, baiklah itung itung agar berat badanku turun"
"Tunggu aku" gadis itu ikut berlari mengejar lelaki itu.
Sesampainya mereka dirumah sang gadis , buru buru mereka masuk saat mencium aroma masakan yang sangat enak. Terlihat dimeja makan berbagai makanan telah disajikan oleh pembantu dirumah ini.
Saat gadis bernama Jane hendak memakan makanan yang ada, terhenti saat mendengar ucapan pria itu.
"Bisa gendut jika kau memakan itu Jane, larimu saja tidak berbuah untuk berat badanmu" ujar lelaki itu sedikit terkekeh saat menyadari bahwa gadis itu tidak jadi memakan.
"Heumm,,,. Baiklah" gadis itu memang sudah mengusahakan untuk tidak gendut.
"Hahaha, tidak apa Jane, makan saja aku bercanda, jika kau gendut kau tetap cantik dan lucu" ujar lelaki itu, sontak saja gadis itu mengambil makanan yang sempat ja tunda.
Para pembantu disana sudah biasa dengan kelakuan anak dari majikan dan temannya. Biasa, mereka melakukan hal lucu sehingga membuat pembantu disana terkekeh melihat kelakuan mereka. Sudah dibilang bahwa mereka berteman sejak tiga tahun yang lalu. Saat itu juga sang anak dari majikan mereka hanya bermain dengan teman prianya. Buktinya jika pulang sekolah, ia akan meminta mengerjakan pr dengan teman prianya, sudah biasa. Gadis itu biasa membawa teman prianya kerumah, hal itu membuat keluarga Jennie juga sangat senang, putri mereka sangat bahagia dengan teman prianya, mereka tidak bisa mengelak.
Gadis dan pria itu sekarang terduduk ditaman dekat rumah, sehabis sarapan, pria itu mengajak gadis itu pergi ketaman, biasa pagi, untuk berjemur.
"Kau mau menjadi sahabatku, Tae?"
Eh?
Tidak ada jawaban dari lelaki itu, hanya diam saja.
"Taehyung?!"
"Ohya, emm baiklah aku ingin menjadi sahabatmu"
Mata gadis berbinar senang, "benarkah, baiklah hari ini resmi kita menjadi sahabat"
Kemudian gadis itu mengarahkan jari kelingkingnya kedepan lelaki itu. "Mau berjanji denganku?"
Kedua jari itu menyatu , "janji apa?" Tanya lelaki.
"Kita sahabat mulai saat ini, dan tidak boleh ada yang saling mencintai diantara kita, aku maupun kau"
"Apa?!" Lelaki itu tertegun dengan janji gadis itu.
Gadis itu tersenyum. "Jika aku yang mencintai dirimu, kau harus pergi dariku dan jika sebaliknya maka aku harus pergi meninggalkanmu"
Lelaki itu agak ragu, akhirnya ia mengangguk. "Aku janji"
"Janji"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PROMISE | TAENNIE
Teen Fiction"Janji itu yang membuat jarak antara kita" Kebahagiaan kita sudah direncanakan olehnya, kita tidak bersama juga karenanya. Janji itu juga SLOW UPDATE [ Don't copy people's work ] @assafazln_ 2021