Hal yang paling Mew takuti adalah salah satu kakak Gulf mengikuti dirinya berkencan. Dan sekarang Krist Perawat kekasih dari Singto Prachaya itu duduk didepannya sembari menatap dirinya tajam.
Mew berpikir Krist tidak akan mengikuti Gulf hingga ke kampus, atau mungkin dia hanya menunggu Gulf diatas mobil.
Namun itu tidak seperti yang Mew pikirkan. Krist ikut masuk dan mengikuti Gulf. Dia mengikuti Gulf layaknya induk ayam. Bahkan Mew tidak boleh mendekati Gulf dari jarak 5 meter. Hanya Billkin dan War saja yang bisa mendekati Gulf.
"Eh sorry kayaknya kita gak bisa makan siang bareng. Singto tadi wa kakak, dia minta ditemenin makan siang."
Mew tidak bisa menahan senyuman diwajahnya. Billkin menyenggol lengan. "Lo jangan senyum goblok" Bisik Billkin.
"Yaudah mau gimana lagi. Nanti aku pulangnya sama War" Gulf tersenyum.
Dalam hati Mew tertawa. Terimakasih kepada Singto yang sudah menyelamatkan Mew dari kesengsaraan ini.
Kris mencium pipi kiri dan kanan adiknya. "Kamu beneran pulang sama War. War jagain adek aku. Jangan sampai dia pulang sama--" Krist melirik Mew. "Kamu tau kan?"
War terkekeh dan mengangguk. "Siap kak. Tenang aku bakalan jagain Gulf."
"Aku deluan yah. Kalian belajar yang bener"
Selepas Krist pergi dari hadapan mereka, Mew segera duduk disamping Gulf dan memeluk tubuh Gulf.
"Kangen" Ia menggoyangkan tubuh Gulf dalam pelukannya.
"Mew ternyata bucin juga." Billkin menyeruput es jeruknya.
"11-12 lah mereka berdua." Jawab War, menatap jijik 2 pria didepannya itu.***
PP menghampiri Mew dan Billkin di perpustakaan. Karena hari ini War dan Gulf berada dikelas yang sama, jadi Mew dan Billkin memutuskan menunggu mereka berdua di perpustakaan.
Perpustakaan satu-satunya tempat Mew dan Billkin untuk tidur siang. Mereka berempat biasanya mengambil bangku paling belakang.
"Halo, calon" Billkin tersenyum manis.
Mew memukul kepala Billkin dengan buku yang ia pinjam tadi. "Lo jangan genit sama adek gue."
"Yeee gue cuman nyapa kali."
"Halo kak Ikin" Sapa PP. Ia duduk didepan Billkin. "Kak aku nebeng pulang dikakak yah? Yah?"
"Kakak kan mau kencan sama Gulf. Kamu naik ojol aja. Nanti kakak isiin gopay." Kata Mew.
PP menghela nafas. "Anterin sekarang aja. Aku pengen pulang." Rengeknya
"Jangan bilang kamu mau nonton anime lagi?"
PP mengangguk dengan semangat. "Ini episode terakhir kak. Aku gak boleh ketinggalan."
Billkin berdehem menatap Mew dengan wajah sok serius. "Biar gue antar kalau lo gak bisa. Adek lo udah gue anggap sebagai adek sendiri." Ujar Billkin. Suaranya sengaja ia beratkan.
"Adek mata lo. Lo mau deketin adek gue kan? Gak-gak"
Belum juga Billkin berusaha ia sudah ditolak dengan calon kakak iparnya itu.
"Kakak kan tau adek gak bisa diantar sama orang asing. Dan kak Ikin bukan orang asing. Gakpapa yah, kak Billkin antar aku?" Mata PP mengedip penuh harap.
Mau tidak mau Mew menganggukkan kepalanya. "Lo hati-hati. Jangan ngebut."
"Iya, kakak ipar" Billkin nyengir. "Ayo, dek. Biar abang antar."
"Dek kalau Billkin megang-megang lo tanya kakak."
Billkin memasang wajah sedih. "Lo pikir gue sehina itu Mew?"
"Emang"
PP tertawa. "Udah ah, gak usah berkelahi. Kak aku pergi dulu" Pamit PP.***
"War lo pernah ngapain aja sama pacar lo?" Tanya Gulf.
Mew sebenarnya tidak berniat menguping pembicaraan War dan Gulf. Niatnya murni untuk mengajak Gulf pulang karena dosen yang tadi mengajar Gulf berada di perpustakaan, dan Mew pikir Gulf dan War sudah selesai.
"Yah, lo nanya gitu gue jadi bingung jawabnya apa."
"Pegangan tangan?" Tebak Gulf.
"Lo pikir gue anak sd."
"Ciuman?"
War tertawa sarkastik. "Gulf, lo beneran polos atau pura-pura bego."
"Begituan? Anjirr dari muka lo kayaknya lo beneran udah bobok bareng?" Gulf benar-benar tidak percaya dengan sahabatnya itu.
Mew tertawa pelan. Bisa-bisanya Gulf menanyakan pertanyaan seperti itu. Dari balik pintu Mew bisa melihat wajah War yang memerah malu.
"Iyalah, lo pikir gue 3 tahun pegangan tangan doang?"
"Jadi udah? Gimana? Sakit gak?" Tanya Gulf bertubi-tubi.
"Sakit tapi enak"
Mew tidak bisa mendengarkan pembicaraan ini lagi. Ia segera masuk ke kelas dan segera mengambil tempat di samping Gulf.
War dan Gulf nampak terkejut. "Heh lo baru datang kan?" Tanya War was-was. Takut Mew mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
"Gue baru masuk. Lo ngapain sih berdua, panik gitu."
War mengelus dadanya lega. "Gue lapar nih, kita makan dulu yuk" Ujar Gulf.***
Mobil Mew berhenti di depan burger king. War dan Gulf turun dari mobil. Kebetulan mobil War sedang dipinjam oleh pacarnya Yin.
War dan Gulf kompak memesan menu yang sedang diskon, sementara Mew memesan ice cream.
Mereka akhirnya duduk didekat jendela. Gulf beberapa kali menyuapi Mew burgernya begitupula Mew menyuapi ice cream miliknya.
"Lo ingat gak sih Mew. Awal kita kenalan sebelum tau lo sama Gulf sahabatan. Lo berdua suka suap-suapan kayak gini sampai gue ngira lo berdua pacaran. Sekarang kok gue jadi sedih, lo beneran pacaran." War berpura-pura mengelap air matanya.
Mew dan Gulf tergelak. Dari awal mereka pacaran Mew dan Gulf sudah se-clingy ini. Dan setelah pacar pun mereka kayaknya makin menjadi-jadi.
"Mew juga suka cium-cium gue. Benerkan?" Gulf mengangkat alisnya.
Mew hampir saja tersedak. "Maksud Gulf disini gue suka cium pipi. Gua gak pernah nyium bibir lo. Yah pernah sih tapi cuman sekali doang."
"HAH??"
"SUMPAH LO, MEW? KAPAN? DIMANA?"
Mew melihat sekelilingnya. "Gak usah pakai teriak, njirr. Lo ingat waktu kelulusan smp lo nginap dirumah gue? Nah waktu gue bangun tuh gue beneran gak sengaja nyium bibir lo. Dan itu semua salah Gulf, tidurnya deket banget dari muka gue." Jelas Mew.
Gulf berusaha mengingat. "Kayaknya kamu deluan yang meluk aku."
"Lo berdua dari smp udah sampai tahap apa sih?" Tanya War penasaran.
"Heh gue sama Mew hanya sahabatan dulu." Elak Gulf.
"Sekarang?"
Gulf tersenyum malu-malu. "Pacar."
Mew mencubit pipi Gulf gemas. "Lucukk banget sih pacarnya siapa?""
"Pacarnya Miuu" Jawab Gulf menirukan suara anak kecil.
War memasang ekspresi akan muntah. "Gue butuh Billkin. Ikin, lo kenapa pulang"
Gulf terkekeh. "Eh War, lo sama Billkin datang ke butik. Besok gue sama Mew mau ngukur baju. Sekalian gue mau jahitin lo baju, biar nanti pas kita foto keliatan keren."
Mew hampir saja lupa. Keluarga Gulf sepenuhnya menyerahkan urusan pertunangan kepada Mew dan Gulf. Bagaimana dekorasi, catering, sampai baju pun Mew dan Gulf lah yang memutuskan semua itu.
Sebenarnya Gulf meminta Min untuk urusan dekorasi nanti. Untuk urusan makanan Mew dan Gulf mempercayakan mama-ibu mereka.
***
Happy reading, don't forget to vote and coment. Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya yah. 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancée
RomanceBertunangan dengan orang asing itu sudah biasa. Namun bagaimana jika kamu bertunangan dengan sahabatmu semasa SMP? Mew merasa senang sekaligus bahagia. Pasalnya ia mengira Gulf akan dijodohkan dengan seseorang yang membuatnya patah hati. Namun nyata...