Bab 6

596 68 2
                                    

"Pokoknya aku mau pertunangan ini diundur"
Mew menghela nafasnya. Gulf duduk disamping ibunya. Sementara War mengusap punggung Gulf, berusaha menenangkan sahabatnya itu.
Mew tidak mengerti kenapa Gulf ingin mengundur pertunangan mereka yang tinggal menghitung hari. Mew tau Gulf masih kesal atau mungkin cemburu kata Kao. Namun kalau sampai masalahnya seperti ini, sepertinya Mew juga harus bersikap tegas.
"Bu, boleh aku pinjam Gulf sebentar?" Izin Mew.
"Bicara disini aja. Gak usah dikamar. Biar ibu juga dengerin." Gulf menolak mentah-mentah ide Mew.
Tapi Mew tidak pantang menyerah. Ia menyeret tangan Gulf menuju kamarnya dan mengunci kamar tersebut.
Gulf menatap Mew nyalang. "Gak usah dikunci."
Mew menarik Gulf kepelukannya. "Maaf, Gulf. Aku beneran minta maaf kalau aku nyakitin kamu"
"Mew ini bukan salah lo" Gulf mendorong Mew. "Ini salah gue. Gue terlalu insecure sama diri gue sendiri. Lo dari dulu selalu sempurna, lo ganteng, tinggi, dan juga idola dikampus. Sementara gue cuman Gulf Kanawut yang kebetulan sahabat sekaligus calon tunangan lo." Gulf menarik nafasnya.
"Kamu suka kan sama Zom"
Mew meremas rambutnya frustasi. Zom bahkan sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri, bahkan pacar Zom adalah sepupu Mew. "Gulf kamu mau ketemu pacar Zom? Okay, fine. Biar kamu gak nuduh aku macam-macam lagi." Ucap Mew.
"Kamu beneran suka atau enggak?" Ulang Gulf. Kali ini suaranya terdengar meninggi.
"Yatuhan Gulf. Aku cuman suka kamu. Aku cinta kamu, dari dulu hingga sekarang."

***

"Jadi Gulf beneran batalin pertunangan kalian?"
Mew tidak menjawab pertanyaan Min. Min dan PP mengikuti Mew.
"Mew" Min menahan pintu kamar Mew saat berusaha masuk kedalam kamarnya. Wanita berambut panjang itu menatap adiknya sendu seraya memeluk tubuh Mew begitu erat.
"Gakpapa kok Mew kalau kamu mau nangis" Min mengusap punggung Mew.
"Kak Mew yang tabah." PP ikut menyemangati.
"Aku-aku gak tau harus bilang apa" Mew menghela nafas. "Aku jadi tunangan kok kak" Ujarnya setelah itu menyengir tanpa dosa.
Min mendorong Mew sementara PP tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya. "Hah? Kok bisa?"
"Ya bisa lah. Gulf kan cinta banget sama aku"
"Mama kalau denger ini bakalan gembira banget" Ujar PP.
Min memicingkan matanya menatap Mew penuh selidik. "Ceritakan sekarang juga kenapa kamu bisa baikan sama Gulf."
Dan Mew mulai menceritakan semuanya. Termasuk saat dia mengatakan cinta kepada Gulf.
"Gulf beneran meluk kamu?"
"Kak Gulf Kanawut?"
Mew mengangguk. "Kenapa sih?"
"Yang kemarin-kemarin Gulf paling getol batalin pertunangan kamu" kata Min.
"Gak asik banget. Harusnya kak Gulf ngambek sampai hari H pertunangan kek"
"Bener, gak asyik." Min menyetujui ucapan PP.
"Lo berdua sebenarnya pengen gue baikan atau putus sih?"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mew mampir sebentar membeli roti disalah satu toko roti langganannya. Untung saja Mew tau kesukaan Max karena Gulf pernah bilang kalau kakaknya Max suka blueberry.
"Mew"
"Eh, Zom. Lo beli roti disini juga?" Tanya Mew.
Zom menganggukkan kepalanya. "Gimana Gulf? Udah gak marah lagi?"
"Aman, tenang aja. Dia cuman stress soalnya hari pertunangan udah deket banget."
Zom menghembuskan nafas lega. "Gulf kok bisa cemburu sama gue. Dia gak tau kali gue udah punya cowok lebih ganteng dari lo" ujar Zom.
Mew menyeritkan dahinya tidak suka. "Lo bandingin gue sama cowok lo. Yah, gantengan gue." Mew berpose layaknya seorang model.
"Diiiihhh ngaca sana."
Mew memilih roti dengan isi cream blueberry dengan toping gula putih halus diatasnya. Sementara untuk Gulf, Mew membelikannya croissant coklat dengan kacang almont sebagai toping diatasnya.
"Zom gue balik deluan."
"Iye, salam untuk Gulf bilangin selera gue gak serendah itu."
'Zom, sialan' umpat Mew dalam hati. Bisa-bisanya Mew yang ganteng seperti ini dibilang selera rendahan.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Pagi bang"
Max menatap Mew kurang sedetik kemudian mengalihkan pandangannya ke Gulf yang mengaduk-aduk makanan didepannya. "Adek, kakak tinggal dulu. Kamu kalau sampai rumah wa kakak. Gak usah kelayapan habis ini"
Mew menelan ludahnya. Ucapan Max sepertinya menyindir dirinya.
"Iya kak Max" Gulf tersenyum hingga kedua matanya menyipit.
Selepas Max pergi Mew duduk disamping Gulf. "Itu apa?"
"Oh, ini zuppa soup."
"Enak?" Tanya Mew.
Gulf mengangguk. "Enak, aku udah nyobain sebagian makanan dan rasanya enak-enak." Jawab Gulf.
Mew tersenyum dan mencubit pipi Gulf gemas. Gulf melanjutkan makannya. "Kamu mau nyoba juga?"
Mew menggelengkan kepalanya. Tadi pagi dia sudah sarapan bubur ayam. "Aku udah sarapan. Kamu belum sarapan?"
"Belum, soalnya kak Max tadi buru-buru."
Mew mengeluarkan roti didalam tasnya. "Kamu mau? Tadi aku beli banyak."
Gulf tersenyum senang dan mulai membuka croissantnya. "Padahal dari tadi aku makan mulu. Tapi gak kenyang-kenyang." Ucap Gulf setelah itu memakan rotinya.
"Tadi aku ketemu Zom juga loh disana"
Ucapan Mew membuat Gulf tersedak. Mew segera mengambil air putih dan memberikannya kepada Gulf. "Pelan-pelan makannya."
"Kamu bikin aku kaget" Gulf menatap Mew kesal. "Lagian ngapain kamu ketemu Zom? Janjian disana?"
Mew tidak kuasa menahan senyumannya. "Nggak janjian sayang. Ini beneran gak sengaja ketemu. Dia juga nitip salam kekamu, katanya 'selera gue gak serendah gitu' katanya Zom untuk kamu." Jelas Mew.
"Bener juga sih kata Zom. Yaudah mau gimana lagi emang aku kena pelet kamu kali ya" Gulf tertawa kecil.
Mew melotot. "Heh, gak gitu sayang."

***

"Sumpah Gulf kemarin Mew telpon gue sambil nangis-nangis"

"Billkin, lo bener-bener yah. Pinter banget ngarang bebasnya."Tunjuk Mew kepada Billkin.
Gulf menatap Mew penasaran. "Kamu beneran nangis?" Tanyanya tidak percaya.
Mew membuang nafansya. Bisa-bisanya dia dituduh seperti itu. Memang tidak ada salahnya seorang pria menangis, namun disini perlu kalian garis bawahi Mew hanya sedih tidak sampai menangis seperti yang Billkin katakan.
PP membawa segelas teh dingin. Ia menaruh teh tersebut diatas meja. "Diminum kak."
"Iya sayang." Billkin tersenyum.
"Heh masuk kamu dek. Jangan sampai kamu tergoda sama setan."
PP tertawa kemudian masuk kedalam kamarnya. Billkin menatap PP tanpa berkedip. "Gila adek lo mulus banget Mew."
Mew dengan kecepatan kilat memukul kepala Billkin. "Lo jangan mikir macem-macem. Meskipun lo temen gue, tapi adek gue tetap nomor satu."
"Si Billkin najis banget. Nafsu sama adek temen sendiri. Ingat, kuburan lo bakalan tenggelem kalau mikir macem-macem" Tambah Gulf.
"Gue cuman becanda" Billkin membuat mimik menangis. "Hikss Gulf lo jahat banget doain gue mati."
"Yah gue cuman ngomong yang sebenarnya. Dan kenapa lo ngikut disini? Gue sama Mew mau ngapalin tugas kelompok besok."
Billkin nyengir. "Bang Max nyuruh gue jadi mata-mata"
"Anjeng. Mati lo, Kin"

***

Happy reading, don't forget to vote and coment. Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya yah. 😚

FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang