Butterfly Effect

613 124 9
                                    

Waktu menunjukkan pukul 1 siang waktu Seoul. Sebuah mobil audy merah terparkir mulus di halaman parkir Rumah Sakit Universitas Seoul. Kedua pintu depan terbuka bersamaan memperlihatkan dua orang perempuan cantik berambut panjang diikat rendah, Do Kyungsoo dan sahabatnya Byun Baekhyun dengan rambut pendek ikal yang dikuncir separo.

Udara di sekitar mulai terasa lebih sejuk dari hari-hari biasanya. Tanda musim gugur akan segera datang. Kedua bersahabat itu berjalan meninggalkan mobil Baekhyun dan segera berjalan menuju tempat kerja mereka. Mereka terlihat dalam sebuah pembicaraan yang menyenangkan, sepertinya. Hal itu terlihat ketika Baekhyun tidak berhenti menunjukkan tanggapan tentang apapun yang dibicarakan Kyungsoo. Siapa lagi topiknya kalau bukan Park Chanyeol.

Baekhyun sesekali mengangguk sebagai wujud respon terhadap apa yang dikatakan Kyungsoo. Gadis beriris emerald itu menyadari sesuatu yang tidak biasa pada sahabatnya. Jarang sekali seorang Do Kyungsoo menceritakan sesuatu tentang laki-laki. Walaupun kasusnya hanya mengeluh tentang kelakuan Bungsu Park yang sering mengganggu sang sahabat yang bermata bulat.

Kyungsoo secara reflex menarik Baekhyun agar berjalan lebih cepat saat sebuah mobil melintas di depannya. Si pemilik tangan yang ditarik tadi menurut saja walaupun dia kebingungan. Ia ingin mengatakan kenapa, namun tidak sempat karena Kyungsoo sudah membuka suara.

"Park Chanyeol, sebaiknya kita segera pergi dari sini," ucap Kyungsoo. Bingo! Lagi-lagi nama laki-laki itu yang terdengar oleh Baekhyun. Untung saja Baekhyun adalah sahabat baiknya. Jika tidak, gadis bermata sipit itu pasti akan mual karena sahabatnya selalu membicarakan lelaki yang sama.

"Kyung-ah, apa kau tidak sadar sesuatu?" tanya Baekhyun. Kyungsoo yang sebelumnya berkutat pada aplikasi absensi pada ponselnya segera mengalihkan pandangannya pada Baekhyun.

"Apa? Ada sesuatu yang terjadi antara kau dan Kim Jongin?" tanya Kyungsoo balik. Baekhyun yang mendengar pertanyaan Kyungsoo langsung memelototkan matanya sambil mengepalkan tangannya seperti hendak meninju Kyungsoo. Sedangkan sahabat yang lebih muda beberapa bulan darinya hanya menahan tawa. Di Rumah Sakit ini siapa yang mengetahui seberapa cintanya Kim Jongin pada Byun Baekhyun.

"Aku bicara tentangmu, bukan tentangku," jawab Baekhyun kesal. Kyungsoo mengangguk sebagai tanggapan.

"Sadar atau tidak, sejak kita kembali dari apartemen Chanyeol kau selalu bercerita tentangnya. Kau tidak menyebutkan kata 'pria itu' lagi ketika kesal tapi menyebutkan namanya," ucap Baekhyun. Kyungsoo terdiam dan memikirkan apa yang dikatakan Baekhyun. Ia tertegun, andai saja Baekhyun tidak mengatakan seperti itu dia pasti tidak berfikir sampai kesana. Kyungsoo menggosokkan ujung jari pada kepalan tangannya, tanda ia sedang berpikir.

"Bagaimana tidak seperti itu? Dia setiap hari mengganggu dan menerorku untuk melakukan hal yang tidak ingin kulakukan. Sungguh menghitung dan membuat perencanaan alat tulis kantor itu sangat berat, Baekkie," ucap Kyungsoo mendahului Baekhyun. Sebeneranya dia juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini perutnya seperti terasa tergelitik jika ada Park Chanyeol di sekitarnya, oleh karena itu dia selalu menghindari laki-laki bertelinga lebar itu.

"Karena itu dia minta tolong padamu," ucap Baekhyun menanggapi jawaban Kyungsoo sambil menyamakan langkah kecilnya degan langkah Kyungsoo lebih cepat.

"Tapi kau tahu sendiri, kalau aku tidak nyaman dengan ruangan yang sama dengan laki-laki," ucap Kyungsoo. Kali ini dia menghentikan langkahnya dan menyipitkan matanya pada Baekhyun.

"Kau sudah memastikannya sendiri Kyung-ah, aku juga melihat dengan kedua mataku sendiri saat itu.."

"Cukup Byun Baekhyun! Kalau kau masih membahas tentangnya aku akan pergi dulu," ucapan Kyungsoo menghentikan perkataan Baekhyun sebelumnya. Jujur saja Kyungsoo enggan membahas tentang beberapa hari yang lalu ketika dia menangis di depan Park Chanyeol. Entah kenapa itu sangat membuatnya malu dan timbul perasaan lain yang aneh di dalam hatinya. Ia sendiri pun tidak bisa menafsirkan dengan jelas perasaan apa itu.

Please Don't... [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang