My Warm Spring

528 120 19
                                    



Chanyeol mengeluarkan kunci mobil dari saku celana cokelat yang ia pakai. Setelah berbincang sebentar dengan Kim Jongin yang telah ia anggap sebagai rekan seperjuangan tentang bagaimana ceritanya Kim Jongin mulai berkencan dengan, Byun Baekhyun, Park Chanyeol memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

Chanyeol memarkirkan mobilnya di sebuah halaman parkir rumah besar serupa mansion. Seorang penjaga rumah menyambutnya ramah ketika ia turun dari mobil kesayangannya. Chanyeol tengah pulang ke kediaman keluarga Park.

Bukan tanpa alasan Chanyeol lebih memilih pulang ke mansion keluarganya alih-alih ke apartemennya. Itu karena siang nanti dia masih harus kembali ke rumah sakit untuk bekerja. Akan memakan waktu jika dia kembali ke apartemennya yang tidak bisa dikatakan dekat.

Seorang pelayan rumah tangga wanita yang mengetahui kedatangan Chanyeol langsung berlari masuk ke dalam rumah. Dengan penuh keantusiasan, pelayan tersebut melangkahkan kakinya dengan tergesa ke arah dapur. Setelah menemukan sesosok wanita yang dengan anggun sedang menyiapkan makanan di dapur untuk anak perempuan dan suaminya, ia segera membisikkan sesuatu di telinga wanita anggun tadi. Jelas saja bisikan itu membuat Sang Wanita Anggun yang tak lain dan tak bukan merupakan nyonya rumah mengembangkan senyum di bibirnya.

Senyuman Nyonya Park membuat anak perempuannya yang menyantap sarapannya terhenti. Demikian pula suaminya yang berdeham seakan ingin sekali tahu apa yang terjadi.

"Eomma, ada apa?" tanya Park Yoora penasaran.

"Anak laki-laki Eomma datang," ucap Nyonya Park kemudian berlaru menuju pintu utama kediamannya. Hal itu tak ayal membuat dua Park yang tengah terduduk di kursi makan ternganga.

"Ais, jinja. Sekarang Eomma benar-benar berlebihan," ucap Yoora sambil menggeleng.

"Appa tahu? Eomma sekarang ini sangat berlebihan bila mendengar sesuatu yang berhubungan dengan Chanyeol," seloroh Yoora pada ayahnya.

Tuan Park hanya menggeleng ketika melihat putrinya membalikan badannya ke arah pergi istrinya tadi. Ia tahu anaknya sekarang tengah cemburu namun sesungguhnya sangat sayang pada adiknya. Yoora kadang memang sering bertengkar dengan Chanyeol namun pertengkaran yang wajar seperti pertengkaran saudara.

Tak lama kemudian Nyonya Park kembali dengan mendekap lengan Chanyeol dalam pelukannya. Ia segera menyiapkan satu piring kosong. Chanyeol mengangguk sopan pada ayahnya.

"Chanyeol-ah, kau sangat bau," ucap Yoora sambil menutup hidungnya. Sedangkan Chanyeol yang terlihat mengantuk hanya memberi respon dengan melototkan matanya yang besar.

"Woa woaaa matamu hampir saja keluar," ujar Yoora sambil tertawa keras memegangi perutnya. Jika saja Sang Kepala Keluarga tidak menghentikan tawanya, mungkin Yoora masih akan lanjut tertawa sampai dia kehabisan suara.

"Aboeji, maaf hari ini sepertinya aku akan istirahat sebentar disini," ucap Chanyeol pada ayahnya.

"Tentu saja boleh, datanglah kapan saja, pakai kamar mana saja. Ini juga rumahmu, Nak," ucap Tuan Park.

Jujur saja Chanyeol masih canggung dengan ayahnya. Bagaimanapun dulu dia sangat membenci ayahnya karena meninggalkannya dan ibunya. Namun lambat laun Chanyeol tahu kalau sebenarnya ayahnya tidak memiliki pilihan lain. Walaupun tindakan ayahnya tidak bisa dibenarkan. Chanyeol hanya ingin memenuhi keinginan ibunya yang terakhir untuk selalu patuh pada ayahnya dan menghormati semua orang yang ada di keluarga Park. Ibunya juga menjelasskan kalau sebenarnya semua orang yang ada di keluarga Park adalah orang yang baik.

Please Don't... [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang