Puzzle Piece

531 121 7
                                    

--flash back-

Drap drap drap

Suara langkah kaki kecil membelah hiruk pikuknya pusat kota Seoul. Beberapa kali tubuhnya menabrak orang-orang yang ia lewati. Tak jarang beberapa orang meneriakinya bahkan mengucapkan sumpah serapah. Namun semua itu sama sekali tidak di dengar oleh sang gadis.

Ia tetap berlari, bahkan beberapa kali ia terjatuh karena tubuhnya mulai tidak seimbang. Kaki mungilnya tetap berlari bahkan ketika salah satu sepatunya tanggal. Pasti, dia pun tak menyadari mulai darimana kaki kanannya sudah tidak memakai alas kaki. Padahal saat ia mulai berlari salju pun mulai turun, sehingga saat ini dapat dipastikan kalau kaki tanpa alasnya itu pasti sudah membeku menahan dinginnya salju yang ia tapaki saat ini.

Tubuh dan kakinya sudah tidak kuat lagi, bahkan paru-parunya nampak payah hanya untuk membantunya bernafas.

Di sebuah persimpangan jalan kecil, di bawah lampu jalan yang mulai mengantuk, tubuh itu melorot. Merosot, bersandar pada tembok. Tubuhnya mulai menggigil karna sepertinya salju mulai turun dengan lebat.

Dingin, tubuhnya menggigil berusaha melawan udara yang mulai membuat seluruh tulangnya linu.

Kelopak mata yang melindungi iris eboni gadis itu perlahan menutup. Binar matanya terkalahkan oleh pernak pernik dan lampu dekorasi natal. Dan kemudian kelopak mata itu benar-benar menutup. Kesadarannya menghilang dibawa angin malam itu. Hidupkah? Matikah?

Namun sebelum kesadarannya benar-benar menghilang, ada sebuah suara yang sepertinya ia dengar.

Sekelompok pria berseragam patroli menyusuri gang kecil, sebelumnya tidak ada yang aneh di sekitar sana. Mereka dalah sekelompok polisi yang berpatroli untuk keamanan Hari Natal. Keaddaan aman itu sirna ketika mendengar sebuah laporan dari seorang petugas bahwa ditemukan seorang gadis yang tidak sadarkan diri.

"Apa dia masih hidup?" tanya seseorang yang sepertinya merupakan pimpinan regu patrol tersebut. Dan dijawab oleh anggukan oleh petugas yang melapor.

"Namun nafasnya sangat pendek," jawab petugas pelapor pada pimpinan regunya sambil menyerahkan data diri gadis yang ditemukan di tepi jalan itu.

Do Kyungsoo

Mata pemimpin regu tersebut mencelos. Bagaimana tidak? Nama tersebut tidak asing lagi dalam keluarganya, terlebih lagi bagi putrinya.

Langkah besarnya segera menuju ke tempat kejadian.

Betapa hancurnya hatinya ketika melihat sesosok kecil yang kengah meringkuk di tepi jalan dengan keadaan yang amat sangat menyedihkan di matanya. Tangannya yang telah dilapisi sarung tangan memeriksa denyut nadi pada leher gadis itu. ia cukup bernafas lega ketika merasakan denyut nadi dan nafasnya yang pendek.

Ia meraih tangan kecil yang lemah itu. Sangat dingin. Tanpa ba bi bu pria tersebut melepaskan mantelnya dan memakanikannya pada gadis yang merupakan sahabat putrinya.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit," Ucap Pria paruh baya itu sambil membawa Do Kyungsoo pada gendongannya.

Salju benar-benar turun dengan lebat, seorang gadis berambut pendek sebahu berlari masuk ke dalam sebuah ruang gawat darurat rumah sakit swasta. Bibir tipisnya tidak berhenti komat-kamit berdoa agar sahabatnya baik-baik saja.

Ketika sampai pada counter resepsionis gadis bernama Byun Baekhyun itu langsung menanyakan keberadaan sahabatnya.

"Do Kyungsoo nim, sudah dipindahkan ke ruangan di lantai enam di ruangan khusus nomor 612," ucap resepsionis.

Please Don't... [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang