Play Mulmed
(Baekhyun EXO - Happy)...
"Besok aku pembagian rapor semester." Perkataan yang disampaikan dengan nada datar oleh Jennie lantas membuat semua orang yang berada di meja makan yang sama itu lantas menatapnya. "Apa kali ini kalian juga tidak bisa mengambilnya?"
"Aku akan mengambilnya," ujar Jisoo dengan senyum hangatnya. Saat ia menatap sang Ibu, mendadak ia teringat bahwa besok mereka ada meeting penting. "Ah, tapi–"
"Tak apa. Aku mengerti," sela Jennie seakan tahu bahwa aksi tatap-tatapan antara Jisoo dan Nyonya Kim menyiratkan sesuatu. "Ibu Jaewon akan melakukannya."
"Oh kau dekat dengan Ibu orang lain sekarang? Senang menjadi beban dari keluarga orang lain?" tanya Nyonya Kim dengan nada sinis.
Jennie memilih mendecih dan melanjutkan makannya tanpa peduli bahwa hatinya baru saja kembali digores oleh perkataan Ibunya sendiri. Padahal jika ditilik kembali kebenarannya, memangnya karena siapa dia sampai harus merepotkan Ibu orang lain? Jika saja kedua orangtuanya tidak sibuk dengan dunia bisnisnya sendiri, apakah mungkin rapornya diambil oleh Ibu Jaewon? Terkadang pemikiran Ibunya itu terlalu sempit dan tidak masuk akal. Jennie hanya terlalu malas untuk berdebat sehingga ia selalu saja diam tiap kali Ibunya berkata-kata pedas.
Setelah sesi acara makan malam itu, Jennie pergi ke kamarnya dan hendak menghubungi Jaewon. Suasana hatinya mendadak buruk dan dia butuh sedikit hiburan dari pemuda Jung satu itu. Namun belum sempat ia menekan tombol panggilan, pintu kamarnya mendadak terbuka dan menampilkan presensi Jisoo yang berjalan lambat ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Jennie acuh tak acuh.
"Maaf ya," ucap Jisoo mendudukkan dirinya pada bibir ranjang sang adik. "Aku baru ingat bahwa besok ada pertemuan penting."
"Kau tidak perlu merasa bersalah, Kak. Aku sudah terbiasa kok," ujar Jennie terkekeh kecil—sok tegar.
Menatap bola mata cokelat milik Jennie yang terlihat begitu cantik, Jisoo tanpa sadar menghela napas pelan. Sejauh yang bisa Jisoo ingat, adiknya ini terlalu banyak dikorbankan oleh kedua orangtua mereka. Bukannya ia tak pernah berusaha untuk membuat orangtua mereka sadar, namun kedua orangtua mereka selalu saja mengelak dan meminta Jisoo untuk fokus pada hal-hal penting yang menjadi urusannya. Secara tidak langsung, mereka mengatakan bahwa Jennie bukanlah urusan Jisoo.
"Bagaimana kalau aku minta Taehyung yang mengambilnya?" tawar wanita cantik itu seraya mengusap rambut Jennie dengan lembut. "Aku merasa kurang enak jika Ibu Jaewon yang mengambilkan rapormu, Jen."
"Ibu Jaewon itu baik dan aku juga dekat dengannya, Kak. Justru harusnya kau merasa tidak enak jika meminta Kak Taehyung yang mengambilkan rapor adikmu. Memangnya dia siapa?" Jennie menatap sang Kakak dengan sorot mata dingin. "Aku malas bertengkar malam-malam begini. Sekarang lebih baik kau kembali ke kamarmu, Kak."
-My Jae-
Setelah sesi pengumuman singkat namun membosankan yang mengharuskan semua siswa dan siswi berdiri di lapangan dan mendengarkan ocehan kepala sekolah, mereka dipersilakan untuk kembali ke kelas ditemani oleh orangtua atau wali mereka masing-masing. Saat semua orang terlihat bersama Ibu atau Ayah mereka, Jennie justru berjalan sendiri menuju ruang kelasnya. Tak ada ekspresi khusus yang ditampilkannya, hanya tatapan datar nan dingin.Sesampainya gadis itu di pintu kelasnya, lengannya tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang hingga dirinya terseret begitu saja. Saat ia menoleh dan hendak memaki orang tersebut, yang dijumpainya justru sosok Taehyung yang tampak terengah-engah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jae (Spin-off "Miridical") [on going]
Fanfiction[Trailer Tersedia | Baku] -Jenwon- Banyak hari kuisi dengan renungan mengenai dunia yang kupikir membenciku sebab dengan tega memberikan pilu menyesakkan tak berujung di setiap hembusan napas. Hingga suatu hari, aku menemukan fakta bahwa ada bagian...