Terjadi perputaran waktu begitu cepat seiring dengan kesibukan sehari-hari yang dialami suruh siswa. Meski kesehariannya dipenuhi dengan pelanggaran dari yang kecil sampai yang besar, nyatanya Jennie berhasil meraih peringkat pertama kelas dan dinyatakan layak untuk naik ke tingkat tiga.
"My Jae!" Jennie berseru riang seraya melambaikan tangannya ke arah Jaewon yang tampak baru saja memarkirkan sepeda motornya. Jaewon berjalan santai menuju gadis itu dan memasang ekspresi sombongnya. Melihat itu, Jennie terang-terangan mendengus. "Pasti sedang cari perhatian pada adik kelas," sinisnya.
Setibanya Jaewon, ia memiting leher Jennie dan membuat sahabatnya itu terbatuk. "Selamat datang di semester baru, Nona Jennie Kim!"
"Uhuk! Sakit!" Jennie memukul lengan Jaewon hingga pemuda itu akhirnya melepaskan lehernya. "Kita sudah naik ke tingkat tiga, setidaknya kau harus bersikap lebih dewasa!" omel Jennie dengan mata sinisnya.
Mendengar itu, Jaewon justru mengangkat bahunya dengan acuh, seolah tak peduli. "Tingkat berapa pun sama saja."
"Omong-omong, apa kau akan mengendarai sepeda motormu mulai sekarang?" tanya Jennie sembari mereka melanjutkan langkah menuju lorong sekolah. Ia melihat sekitar dan merasa cukup risih mendapati beberapa siswi tingkat satu terang-terangan memperhatikan mereka berdua.
Jaewon mengangguk. "Kurasa hanya sesekali saja. Khusus hari ini tujuannya hanya untuk pamer pada adik tingkat."
Decihan sinis Jennie menjadi penyambut perkataan Jaewon yang kelewat narsis itu. Tak terasa, mereka tiba di ujung lorong dan harus berpisah di sana. Sistem sekolah YG ini memang memiliki ketentuan di mana setiap siswa dan siswi akan terus berada di urutan kelas yang sama sejak masih di tingkat satu hingga lulus nanti, karena itulah Jennie dan Jaewon lagi-lagi tidak menjadi teman sekelas.
"Pulang sekolah nanti kita ke markas ya? Kak Mino dan yang lainnya berkumpul di sana merayakan Kak Chanyeol diterima bekerja," ujar Jaewon pada Jennie sebelum mereka benar-benar berpisah.
Jennie mengangguk. "Apa Bobby juga ikut?"
"Iya, dia akan berangkat dengan Lisa nanti," jawab Jaewon. Pemuda Jung itu mengacak rambut di puncak kepala Jennie dengan iseng seraya berkata, "Sampai jumpa nanti, Jen!"
Gadis Kim itu merengut sebal sebab sahabat menyebalkannya itu baru saja merusak tatanan rambutnya yang sudah ia atur sebagus mungkin di hari pertama semester baru dimulai. Jung Jaewon itu menyebalkan sekali. Berhubung dia adalah ATM berjalan Jennie, jadi gadis itu tidak bisa marah berlama-lama.
-My Jae-
Taehyung mendengus sebal saat melihat Jisoo sibuk sekali memeriksa ponselnya padahal mereka sedang berdua. Semenjak lulus dan mulai menekuni dunia bisnis, mereka sangat jarang mendapat momen seperti ini. Tapi kini Jisoo justru merusak kebersamaan mereka.
"Apa yang sedang kau perhatikan?" tanya pria itu menatap penasaran. "Ada sesuatu yang menarik?"
"Hm. Salah satu teman Jennie mengirim gambar si nakal itu saat sedang dihukum karena membuang sampah sembarangan," ujar Jisoo disertai senyumnya. Baginya, apa pun yang Jennie lakukan terasa lucu. Adiknya itu seakan tak pernah tumbuh dewasa di matanya. "Lihat!"
Taehyung memandang pada ponsel yang disodorkan padanya itu dan terdiam. Gambar itu menunjukkan Jennie yang tengah memakai jas hujan sambil menenteng kantungan sampah, fotonya diambil dari jarak yang cukup jauh sehingga gadis itu tidak sadar bahwa dirinya menjadi objek kamera. Menggeser layar ponsel tersebut, kemudian ia disuguhkan video gadis itu yang menyeret kantungan sampah dan berakhir terjatuh dengan bokong yang lebih dulu mendarat di tanah. Tanpa sadar, pria itu ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jae (Spin-off "Miridical") [on going]
Fanfic[Trailer Tersedia | Baku] -Jenwon- Banyak hari kuisi dengan renungan mengenai dunia yang kupikir membenciku sebab dengan tega memberikan pilu menyesakkan tak berujung di setiap hembusan napas. Hingga suatu hari, aku menemukan fakta bahwa ada bagian...