Bagian 1

29 5 5
                                    

Kau membanggakan semua yang kau punya dan tentang apa yang kau lakukan di setiap malam, menyorot terang debu yang berterbangan di jalan dengan kilapan lampumu itu. Kau mengikis batu jalanan dengan suara mesin mobil balap yang menderu dengan keras diantara keheningan jalanan kota. Kau seperti tak tau siapa jati dirimu! Kau melupakan duniamu yang tergaris indah dan kau melangkah memilih bersahabat dengan suasana sang malam dan kekejaman di arena balap liar, berusaha untuk terdiam, terjebak diantara cerita cinta yang kelam dan tak mendasar. Seperti speedometer, berpacu perlahan dan kemudian melesat jauh meninggalkan bayangan.

--

Malam telah datang menyelimuti kota besar berpenduduk lebih dari satu juta orang. Semua terlihat tenang bahkan jutaan sinar bintangpun dengan eloknya bersinar di langit malam, berkerlip indah dan membawa sejuta harapan. Malam ini udara berhembus pelan menggesekkan korden diantara jendela yang setengah menutup, menari pelan dan berirama. Jauh dari setiap kehangatan kota dan disetiap keheningan yang ada, ada satu tempat disudut kota yang penuh dengan deru kendaraan mesin mobil balap yang membuat bising orang yang mendengarnya. Sorot lampu yang berasal dari mobil balap itu tepat mengenai embun malam yang menetes di pucuk daun sehingga menghasilkan kerlingan di setiap tetesannya. Deru kendaraan mobil balap itu telah terdengar bising sejak pukul 9 malam, ditambah lagi dengan sorakan seorang gadis yang berpakaian sexy berjejer dipinggir jalan menyaksikan balapan liar tersebut. Pemandangan itu terjadi sepanjang malam sampai mereka lelah, bahkan tak ada kata 'lelah' bagi mereka. Bagi mereka itu semua seperti hiburan dan kesenangan. Sering pemandangan itu ditambah lebih buruk saat mereka meneguk sebotol bir dan mabuk saat mereka melihat pertandingan itu berlangsung.

"aku yakin Dae Hyun akan memenangkan balapan" kata Ha Joon yakin sambil menyenderkan punggungnya ke badan mobil dengan rileks.

"kau tau apa tentang balapan!" kata seseorang yang tak dikenal meremehkan, tersenyum sinis tanpa melihat lawan bicaranya sambil meneguk beberapa kali botol birnya.

"ayolah! Bisakah kalian diam dan kita nikmati saja suasana ini. Kita lihat saja nanti apakah pecundang itu akan menang!" seseorang kembali berdecak kesal mendekat dengan langkah terhuyung dan tidak fokus, tangan kanannya terlihat membawa sebotol bir. Ha Joon terlihat ingin mendaratkan kepalan tangannya ke orang itu namun Baek Hyeon dengan cepat menahannya.

Malam ini deru kendaraan mobil balap telah berjejer rapi dan siap untuk melaju kencang, tak lupa seorang wanita telah berdiri ditengah dan membawa bendera yang siap diacungkan sebagai tanda balapan dimulai. Semua orang yang ada ditempat itu bersorak menghitung bersama-sama '3........2.........1.......' bendera telah diacungkan lebih tinggi diatas kepala, penonton juga telah bersorak gembira dengan tepuk tangan meriah kala mobil-mobil itu melesat jauh meninggalkan kepulan asap putih tipis di garis start.

Dari mobil mewah yang sedang berpacu di jalan raya, menantang arah angin dan maut hanya sekedar untuk mendapatkan jutaan won yang mereka harapkan, menekan gas sehingga membuat speedometer berputar perlahan kemudian melesat kencang, dari ke 5 mobil itu ada 1 mobil yang terkenal mewah dan selalu menjadi juara setiap ia mengikuti balapan liar di jantung kota Seoul, lelaki dibalik kemudi mobil itu adalah Dae Hyun

---

"semuanya jadi 15000 won" kata wanita pekerja paruh waktu, berumur sekitar 21 tahun sambil melihat layar komputer yang sudah tertera harga barang dan berapa uang yang harus Kim Eunna bayar untuk beberapa cemilan dan susu pisang.

"terima kasih" kata Kim Eunna sambil menyerahkan beberapa lembar uang dan memulai langkah meninggalkan kasir ini.

"semoga harimu menyenangkan"

"nee!" jawab Kim Eunna disertai dengan senyuman yang gadis itu lemparkan kepadanya. Kim Eunna melirik jam tangannya dan jarum jam telah menunjuk angka 10 tepat.

SPEEDOMETERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang