Bagian 7

5 0 0
                                    

KITA HANYA PERLU MELARIKAN DIRI ATAU KAU HANYA DIAM LALU TERTEMBAK MATI

"KIM EUNNA!! BANGUNLAH!"

"KIM EUNNA!! Apa gadis ini tuli?"

"ne," jawab Kim Eunna lirih. Gedoran perlahan menghilang disertai suara langkah kaki terdengar menjauh dari balik pintu.

Seketika, Kim Eunna menyadari satu hal bahwa semalam ia tidur diatas meja belajarnya. Video kenangan appanya berhasil membuatnya bangun dengan mata sembab.

Ini hari libur, tapi gadis itu seakan ingin melarikan diri dari rumah. Kim Eunna tidak ingin tinggal atau terlibat lebih jauh dan merasakan tamparan, pukulan di tubuhnya (lagi). Gadis itu paham betul emosi Myung Ok yang tidak terkontrol akibat pengaruh alkohol yang sering ia minum. Hingga pada akhirnya, Myung Ok akan melampiaskan kekesalan, kekecewaan hidupnya kepada anak gadisnya itu. Untung saja hari ini Kim Eunna telah membuat janji dengan Young Jae. Hal itu bisa menjadi alasan Kim Eunna untuk keluar dari rumah. Meskipun hanya sementara. Tetapi suatu saat nanti, Kim Eunna ingin pergi selamanya dari hadapan Myung Ok -eommanya-.

Kim Eunna langsung bersiap-siap bertemu dengan Young Jae meskipun hari masih terlalu pagi. Sempat terbesit di pikiran Kim Eunna, ia akan menghabiskan waktu di perpustakaan, taman atau bahkan danau sebelum bertemu dengan teman lelakinya itu. Ditambah Kim Eunna bisa menyegarkan pikirannya kembali. Jam telah menunjukkan pukul 8. Kim Eunna telah berdiri di depan cermin dengan setelan celana jeans berwarna biru terang dan sweater putih pemberian appanya. Ditambah dengan balutan mantel berwarna hitam. Warna yang disukainya. Semenjak kepergian appanya ia lebih memilih warna itu sebagai warna kesukaannya. Melambangkan kesepian, kehampaan dan luka yang mendalam.

"Mau kemana kau?" sambutan tidak mengenakkan menusuk di telinga Kim Eunna ketika ia baru saja keluar dari kamar yang membuat moodnya berantakan.

"Perpustakaan," jawabnya asal.

"Buatkan aku ramyeon!"

"Aku juga!" sahut lelaki setengah sadar berusaha bangun dari sofa.

"Ahjussi. Duguseyo? Kenapa kau menginap di rumah kami?"

Beberapa kali Myung Ok membawa laki-laki asing untuk sekedar menginap dan minum bersama. Hal itu yang membuat Kim Eunna merasa risih dan jengkel. Seolah-olah lelaki itu berhasil menggantikan sosok suami bagi Myung Ok dan ayah bagi Kim Eunna.

"Apakah appamu tidak mengajari sopan santun?" bela Myung Ok kepada tamu prianya.

"Ahjussi pergilah! Jangan usik keluarga kami!" ketus Kim Eunna. Lelaki itu hanya menyeringai.

"Wahh. Kau hebat bisa membesarkan anak kasar ini."

"Cihh! Seharusnya dia ikut mati dengan bajingan itu!"

"EOMMA!!!" kedua orang itu terperanjat mendengar teriakan Kim Eunna.

"Berhentilah memperlakukan appa seperti itu. Appa sangat mencintaimu. Bisakah kau bersikap baik dengannya? Apakah eomma pernah mengunjungi makamnya? Bukankah kita keluarga. Berhentilah bersikap seperti ini. Jangan membawa lelaki asing ke rumah ini! Aku lelah mendengar anak-anak menggunjingku karena perlakuanmu...."

"Aku sudah membesarkanmu dan inikah balasanmu?" tamparan keras mendarat tepat di pipi Kim Eunna. Meninggalkan bekas perih dan memerah disana.

SPEEDOMETERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang