Bagian 4

14 4 1
                                    

APAKAH AKU MASIH BISA MENYEBUT KALIAN SEBAGAI SEORANG MANUSIA?

Dua minggu setelah kejadian itu, Kim Eunna mulai membaik, namun bekas luka yang ditinggalkan kerap kali menimbulkan rasa nyeri. Biasanya Kim Eunna akan memijitnya untuk menghilangkan rasa sakitnya. Tapi tetap saja, hal itu sia-sia.

Kegelapan hampir memuncak. Cahaya bulan kian bersandar pada sang malam, menembus korden tipis di sudut kamar. Begitu juga udara dingin yang menerobos masuk tanpa ampun setelah Kim Eunna membiarkan jendela itu terbuka sejak jam 3 sore lalu. Kini gadis itu membenamkan wajahnya di bantal. Beberapa detik kemudian Kim Eunna mendongak, ia merasakan handphone yang tidak jauh dari ranjangnya bergetar. Kim Eunna meraba-raba untuk menemukan benda pipih itu.

1 pesan.
"Anggap saja kau tidak melihat apapun kemarin. Jangan ikut campur dengan urusan kami."

Kim Eunna mengerutkan dahinya sambil memincingkan kepala memandang layar di handphonenya. Dalam hatinya Kim Eunna yakin bahwa pemilik nomer asing tersebut adalah Dae Hyun. Kim Eunna teringat ketika Dae Hyun tidak menyukai ada seseorang yang mencampuri urusannya, bahkan malam itu Dae Hyun menolak mentah-mentah uluran tangan Kim Eunna. Ditambah lagi, kata 'kami' jelas merujuk kepada Dae Hyun dan pria dengan topi hitam itu. Secara tidak langsung, Kim Eunna telah terlibat dalam perkelahian sengit mereka. Kim Eunna hampir meletakkan handphonenya kembali, namun beberapa detik sebelum ia berbalik nomer asing itu tiba-tiba menghubungi Kim Eunna.

Hening. Sesaat kemudian seseorang berkata "Bagaimana bisa seorang raja hanya duduk di kursi tahta menunggu kemenangan negaranya tanpa ia harus terluka. Yaa ia memang memiliki kuasa, tapi seseorang akan menghancurkannya. Kau akan menahan rasa sakit yang tidak terkira. Menuju kebinasaan."

Kim Eunna segera memutus sambungan telefonnya "Omong kosong apa ini?" Kim Eunna berdecak kesal namun disisi lain ia takut jika sesuatu yang buruk akan terjadi lagi, mengingat bahwa pesan itu merupakan sebuah ancaman serius.

"Apakah aku akan mati?"

Lamunan Kim Eunna sempat dibuyarkan dengan suara mobil yang menderu kencang, dia berjalan mendekati jendela melihat apa yang terjadi disana. Kim Eunna melihat sekelompok pemuda yang ia kenal. Berandal itu dan temannya. Baek Hyeon sedang duduk dibelakang kemudi, ia melempar pandangan ke arah Kim Eunna lalu tersenyum. Melihat senyuman Baek Hyeon, Kim Eunna beranggapan bahwa Baek Hyeon merupakan lelaki yang ramah dibandingkan yang lain, para berandal gila itu.

Sementara itu, Ha Joon terlihat keluar dari mobil lalu melambaikan tangan ke arah Kim Eunna, rambutnya terlihat acak-acakan tatapan matanya juga tidak begitu fokus. Kim Eunna bisa menangkap bahwa Ha Joon tengah berada dibawah pengaruh minuman kerasnya. Disisi lain Kim Eunna melihat Dae Hyun sedang duduk didalam mobil sembari mengusap layar handphonenya, benda itu memancarkan sinar kecil disana. Dae Hyun melihat ke arah Kim Eunna dengan tatapannya yang tajam bak melihat seorang musuh. Tak berlangsung lama, Dae Hyun tiba-tiba saja memberikan aba-aba disusul dengan suara mesin mobil yang menyala. Mereka menjauh dan pergi begitu saja.

Leganya! Jam hampir menunjuk angka 11 malam dan tiba-tiba saja perut Kim Eunna berbunyi karena lapar. Ia bergegas mengenakan mantel, lalu menuju supermarket untuk membeli ramyeon. Setelah beberapa langkah, Kim Eunna baru menyadari bahwa ia diikuti oleh bayangan hitam dari belakang. Rasa takut kian menjalar dalam tubuhnya, ia mencoba mempercepat langkahnya meskipun kakinya sedikit bergetar. Kim Eunna dapat bernafas lega ketika ia melihat beberapa orang yang sedang berdiri beberapa meter didepannya.

Matanya menangkap seseorang yang ia kenal, "Dae Hyun?" ucapnya lirih. Kim Eunna masih belum melanjutkan langkahnya, ia menengok kebelakang dan dengan cepat bayangan hitam itu sedang berusaha bersembunyi dibalik semak-semak sedikit menunduk, sementara sesuatu sedang ia sembunyikan di saku mantelnya.

SPEEDOMETERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang