Bagian 3

15 4 1
                                    

HUJAN

Kau tidak perlu takut. Luapkan emosimu, kekesalanmu, teriaklah jika perlu. Menangislah jika itu membuat kau menjadi lebih baik. Kau harus tau! Bintang tidak perlu mencari kawan untuk bersinar, ia tetap berpendar dengan sendirinya. Namun kau tidak sendiri. Kau tidak perlu mengatakan kepada dunia bahwa kau baik-baik saja padahal kau merasakan hal yang sebaliknya. Aku tau dadamu terasa sesak, kepalamu terasa berat kau butuh tempat bersandar kepada orang-orang yang tepat.

-Young Jae-

--

Kim Eunna mengerjapkan mata, dalam bayang samarnya ia mendengar suara hujan. Jendela tidak sepenuhnya tertutup kala itu, sehingga aroma lembab tercium pekat di hidungnya. Dokter telah memberikan obat, kini rasa sakit ditubuh Kim Eunna perlahan mulai mereda. Jika diingat kembali kejadian malam itu, tubuh Kim Eunna terasa dihujam, tangannya seperti ada yang menyayat. Ia hampir diambang kematian, namun Kim Eunna merasa bersyukur bahwa Young Jae menyelamatkannya.

Kim Eunna belum sepenuhnya pulih, namun jiwa 'petualangnya' seakan dipuncak egonya. Dia ingin mencari udara segar dan melihat hujan, cuaca yang disukainya. Sembari melatih otot-ototnya yang kaku, bahkan Kim Eunna tidak mengubris sakit kepala yang kerap kali datang mengganggunya.

"Euisa seonsaengnim.... Apakah tidak ada cara lain untuk menyembuhkan penyakitku?"

"Maafkan aku. Tapi sel kanker anda sudah menyebar, jadi sangat sulit untuk dilakukan operasi sekalipun. Sekali lagi saya minta maaf"

"Tapi..."

Seseorang berusaha untuk bertahan hidup, tapi kenyataannya dokter sudah angkat tangan mengenai penyakit yang di derita wanita itu. Dia menakup wajahnya yang tak lagi muda. Bersama hujan tangisnya mulai pecah, dia menangis sejadi-jadinya sampai pundaknya terlihat gemetar. Kematian adalah sebuah akhir yang menyakitkan. Yang ditinggalkan akan berlarut dalam kesedihan beserta kenangan yang hanya akan terbayang di dalam benaknya.

"c..chogiyo ahjumoni.." sapa Kim Eunna setelah memberanikan diri untuk mendekati wanita yang masih tidak sadar akan kehadirannya.

"ahjumoni..."

"ohh m...maaf. Ada yang perlu aku bantu, nak?" tanyanya, Kim Eunna mengangguk sambil memperhatikan wanita dihadapannya yang sedang menghapus air mata dengan cepat. Wanita paru baya itu tersenyum menutupi kesedihan yang tengah dirasakannya.

"aku membutuhkan teman untuk mengobrol"

Dibalut suasana sang hujan mereka bercengkrama. Mereka duduk dibangku panjang sembari menyesap kopi hangat yang Kim Eunna beli. Yaa Kim Eunna melanggar peraturan pertama, seseorang yang sedang mengkonsumsi obat tidak boleh meminum kopi, tetapi mereka Kim Eunna dan Soon Bok -wanita paru baya itu- menyukainya dan tidak peduli akan hal itu. Peraturan kedua adalah Kim Eunna meninggalkan kamarnya, jika Young Jae mendapati Kim Eunna tidak ada disana dia pasti akan panik dan mencarinya.

Tetapi yang paling penting untuk saat ini adalah Kim Eunna berhasil untuk membuat Soon Bok merasa lebih baik. Kim Eunna terdiam sembari mendengarkan kisah hidup wanita yang duduk disampingnya. Guratan di wajahnya menunjukkan bahwa beban yang dipikul sangatlah berat. Kim Eunna merasa kasihan. Soon Bok merupakan ibu tunggal, dia bercerai dengan suaminya ketika anak lelakinya baru berusia 2 bulan. Soon Bok harus menghidupi keluarga kecilnya sendiri, namun dia tetap bahagia meskipun terkadang hidupnya tidak berjalan seperti yang dia inginkan. Selain itu, Soon Bok juga menyembunyikan penyakit dari anak lelakinya yang telah beranjak remaja, anaknya hanya tau bahwa ibu kesayangannya menderita maagh akut dan bukan kanker hati.

"Eunna-ya. Aku hanya berharap anakku tumbuh menjadi lelaki dewasa yang bisa melindungi perempuan sepertimu." ucap Soon Bok penuh harap, setelah dia mengetahui bahwa luka-luka di tubuh Kim Eunna diakibatkan karena Kim Eunna ingin menyelamatkan seseorang dari kematian. Meskipun Kim Eunna tidak mendapatkan belas kasihan dari Dae Hyun.

SPEEDOMETERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang