lebih murah dari sendal jepit

3K 576 39
                                    

cieee, nungguin wkwk yaaaa 😂

happy reading <3


...







Raya

Flashback.

Udah gue bilang gue itu tipe orang yang nggak pernah bisa diajak ngobrol dengan topik yang berat, apalagi kalo topiknya udah menyangkut soal masa depan. Meskipun begitu, bukan berarti hidup gue cuma hahahihi doang. Gue tuh... Apa ya? Lebih ke santai, I let everyone goes as it should. Kayak, yaudah gitu loh, waktu berjalan sesuai kehendaknya dan sesuai dengan rencananya.

Gue adalah tipe orang yang amat sangat santai dengan semua hal yang terjadi di hidup gue. Termasuk tentang masa depan gue. Gini deh, sampe detik ini gue nggak tau mau jadi apa. Udah gitu doang. Sampe kapan pun nggak ada yang bisa nyuruh-nyuruh gue buat jadi yang mereka mau, karena gue sendiri pun nggak tau mau jadi apa.

Biarin aja. Iya, biarin aja. Karena buat nggak tau mau jadi apa suatu saat nanti juga bukan hal yang tabu. Masih banyak kok di luar sana yang punya cita-cita dan udah di planning dari jauh-jauh hari tapi juga berakhir gitu-gitu aja.

"Kamu nggak bisa gitu, Di. Ini hidup Raya. Dia berhak untuk nentuin masa depannya sendiri."

Setelah hampir 4 tahun perpisahan Bokap-Nyokap, ini kali pertama mereka bertengkar, dan itu gara-gara gue.

"Aku Papanya, dan aku berhak untuk menuntun Raya ke masa depan yang baik. Kamu lihat Jeffryano, dia jadi berkembang di Belanda." Mama menatap gue sekilas sambil menghela nafas panjang.

Gue nggak tau kenapa masih tetep duduk di sofa ini dengan wajah yang nggak terbaca sambil mengamati dua orang di hadapan gue yang sedang berdebat sejak 20 menit yang lalu.

"Jeffryano sama Raya beda," Ujar Mama dengan penekanan.

"Kamu nggak bisa menyama ratakan pandangan kamu ke mereka berdua. Jeffryano dan Raya itu beda, Di."

Cukup.

Gue udah nggak tahan lagi.

Belum sempet Papa bales omongan Mama, dengan cepat gue beranjak dari duduk yang bikin mereka langsung mengalihkan pandangannya ke gue.

"Udah, ya? Raya capek banget sama topik ini," Kata gue sambil menatap Mama sama Papa gantian.

Gue tau Kak Jeff dari tadi nyimak obrolan di ruang tamu ini, karena gue liat dia duduk di bar dapur dengan laptop yang menyala, yang nyatanya dia lebih fokus menyimak soal percakapan Mama dan Papa.

"Keputusan Raya masih sama. Raya pergi dulu." Lanjut gue terus langsung ngambil hp gue dan beranjak keluar dari rumah.

Begitu udah di luar, gue langsung kirim chat ke Kak Jeff kalo gue malem ini mau nginep di rumah Elisa.

20 menit yang lalu, Papa tiba-tiba dateng ke rumah Mama setelah pulang dari urusan bisnisnya di Jakarta. Which is, perjalanan Jakarta-Bandung itu lama.

OSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang