Kopi ini, ah . . . aku jadi kembali ke masa-masa lampau. Sambil mengingat kenangan itu, aku menjalani rutinitasku saat minum kopi hitam. Menghirup aromanya selama 3 detik memusatkan di otak, kemudian di buang. Rasanya nikmat sekali, beban di otak rasanya menghilang.
Aku memutuskan untuk membuka laptop. Menulis. Itu caraku menuangkan keresahan tentangmu. Aku juga tidak faham mengapa aku lebih memilih cara ini daripada berteriak di tanah lapang. Tentangmu, selalu kuresahkan. Saat ku tuangkan dalam bentuk tulisan, aku sedikit lega. Rasanya beban pikiran juga hilang seiring hembusan nafasku. Rasanya aku lebih bahagia jika berhasil berbagi dengan karya.
Aku mulai mengetik, apapun yang kutemukan dalam memori. Dan itu hanya tentangmu. Tak masalah jika malam telah menampakkan senyumnya, tak masalah jika sang matahari telah menunjukkan sinarnya, yang penting aku lega.
"Bun, gak tidur?" Tanya seorang anak berusia 15 tahun.
"Adek juga?"
"Adek nunggu bunda" Jawabnya yang kemudian melirik ke meja.
"Kok bunda minum kopi hitam lagi sih? Jangan keseringan bundaa" rengeknya.
"Iya dek, bunda udah 2 hari gak minum kopi lo"
"Pokoknya bunda bolehnya seminggu sekali, titik"
"Yah, kok gitu sih, bunda kan suka"
"Iya Arkan setuju sama Lena, ini kopinya Arkan aja yang habis in" sahut lelaki jangkung berusia 17 tahun.
"Bilang aja abang kepingin terus males buat kan? Bunda tau ih abang"
"Hehe bunda terbaik, dah bun tidur ya, biar Lena yang beresin meja nya" kata Arkana menjahili adiknya.
"Loh abang enak aja! Gak mau ah! Abang aja, Lena mau tidur sama bunda, yuk bunnn biar abang yang beresin"
"Dasar! Awas aja ya"
"Hari ini bunda Kirana tidurnya sama ayah ya, Lena tidur sendiri dulu" Ucap lelaki berumur 40 tahun itu.
"Yah . . . Ayahhhhhh curangg!" Rengeknya.
"Loh, kemarin bunda tidurnya sama siapa? Kok ayah yang curang, dah sana ke kamar" Ucapnya sambil menjulurkan lidah.
"Sukurinnn! Karma tuh!" Ejek Arkana.
"Ih abang!" Teriak Alena sambil menghentak-hentakan kakinya yang melangkah ke kamar.
"Awas gulingnya berubah jadi poci dek!" Teriak Arkana jahil.
"Abaaaaaanggggggg!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEGRAM
RomanceKirana dan Ardinata bertemu melalui sebuah aplikasi, apakah mereka bisa berakhir bahagia? "Pokoknya nih ya kalau main telegram itu kuncinya jangan pake perasaan, pake jari aja, karena kita gak tau siapa dibalik sana, punya rekam jejak baik atau...