"Masa iya sih si telegram ini bisa buat nyari cowo" batinku heran
Saat ini aku sedang duduk di kasur kesayangan, masih bingung dengan pemikiranku sendiri. Jam menunjukkan pukul 19:04 artinya sebentar lagi mama dan papa pulang dari kerja.
"Misi kak" kata adikku yang mengintip dari balik pintu.
"Sini, apa?" jawabku sambil tersenyum.
"Mau tanya sesuatu" tanyanya dengan wajah gundah.
"Iya apa?"
"Ehmm... kalau menurut kakak, kalau misal aku SMA nanti masuk di jurusan IPS gimana?"
"Loh gimana apanya?"
"Ya menurut kakak gimana?"
"Lah kamu suka engga sama jurusan itu? Kalau misal suka ya gak papa senyaman kamu aja, kalau misal gak suka ya IPA aja, kenapa dipaksain?" Jawabku.
"Aku suka sih sama IPS, tapi aku takut kak"
"Emang takut kenapa? Nih ya, jurusan IPS bukan berati kamu gak sukses, masuk jurusan itu bukan berarti kamu nakal, hilangin deh anggepan anggepan kaya gitu"
"Iya kak aku tau, tapi mama itukan dulu jurusannya IPA, papa juga IPA, kamu juga IPA, nanti kalau misal ditanya aku jawab apa, terus kalau misal mama maksain aku ke IPA gimana?"
"Ya nasib mu hahahhaha"
"Ih kakak, serius ih, jangan bercanda"
"Ya kalau misal ditanya sama orang orang senyumin aja, lagian masa iya ada orang yang se-kepo itu sampe tanya "dulu mama papamu jurusan IPA masa anaknya IPS?" terus soal mama, emang mama pernah maksain anaknya buat milih pilihannya? Kamu masuk SMP yang jauh dari rumah itu pilihannya siapa? Pilihanmu sendiri kan? Dulu mama kan sarannya di SMP yang deket rumah ini, tapi akhirnya kamu masuk ke SMP pilihanmu, bukan pilihan mama"
"Alhamdulillah, aku sedikit tenang dengernya kak"
"Gak papa lagi IPS, aku sebenernya pas udah kelas 12 gini malah pingin linjur ke soshum kuliahnya" ujarku.
"Emang kenapa kak?"
"Susah, saintek bikin panas dingin. Tapi aku gak mau ngambil peluangnya anak IPS, dari awal yang pengen ke IPA kan aku, jadi harus tanggung jawab"
"Oke sip, aku jadi makin yakin buat ke IPS"
"Emang nanti kalau misal di IPS, kuliahnya rencanamu mau ambil jurusan apa?"
"Gak tau ya kak, ini masih rencana aja. Nanti aku mau ambil Hubungan Internasional, terus jadi diplomat gitu"
"Keren banget njrit! Ini sebenernya kayanya kamu lebih cocok jadi kakakku deh dek, anjrit aku yang udah segede ini aja masih gatau mau jadi apa besok"
"Ish kakak! Itu kan masih rencana, gatau kalau misal aku beralih pengen ke hukum atau psikolog besok"
"Adekku keren banget anjrit! Mana hubungan percintaannya lancar, impiannya lancar, cantik juga astaga betapa irinya aku"
"Aamiin deh aamiin hahaha" ucapnya sambil terkekeh.
"Gimana sama Bima, gak ada masalah kan?"
"Gak ada kak, baik-baik aja kok"
"Emang dia SMA nya mau masuk mana? Terus lanjut kemana?"
"Katanya sih ngikut aku kemana, tapi nanti dia ke jurusan IPA, soalnya dia mau jadi antara pilot, angkatan laut, sama angkatan darat gitu sih katanya" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEGRAM
RomanceKirana dan Ardinata bertemu melalui sebuah aplikasi, apakah mereka bisa berakhir bahagia? "Pokoknya nih ya kalau main telegram itu kuncinya jangan pake perasaan, pake jari aja, karena kita gak tau siapa dibalik sana, punya rekam jejak baik atau...