Kirana dan Ardinata bertemu melalui sebuah aplikasi, apakah mereka bisa berakhir bahagia?
"Pokoknya nih ya kalau main telegram itu kuncinya jangan pake perasaan, pake jari aja, karena kita gak tau siapa dibalik sana, punya rekam jejak baik atau...
Sesampainya di rumah, aku segera masuk ke kamar. Tak lupa mencuci tangan, kaki dan wajah terlebih dahulu. Kemudian Mama datang ke kamar untuk melakukan rutinitas malam hari.
"Hai kak!" Sapa Mama.
"Hai Ma" ucapku sambil menarik selimut.
"Ada cerita apa hari ini kak?" Tanya Mama sambil melihat foto yang ada di meja.
"Ehm . . . Gak banyak sih Ma, tadi pas disekolah masa Nanda nyaranin aku buat main telegram Ma"
"Telegram bukannya cuma bisa buat chatingan?"
"Ih Mama, beda. Telegram tuh kita bisa bebas mau cari temen, pacar, or anything"
"Mama kira cara kerjanya sama kaya whatsapp gitu"
"Terus selama ini si Nanda dapet?" lanjut Mama.
"Dapet dong. Malahan dia bisa dapet lebih dari 2, tapi katanya kalau cari cowok di tele itu gak akan bertahan lama Ma, paling lama cuma seminggu doang katanya"
"Yaiyalah kak, orang-orang kan juga punya kehidupan asli, se-gak enaknya hidup seseorang pasti 60% lebih milih real life mereka"
"Tapi si Nanda hebat juga ya, bisa dapet lebih dari 2 kak, Mama pengen ketemu sama Mamanya Nanda deh tiba-tiba" lanjut Mamaku.
"Mama selama 2 tahun ambil nilai gak pernah ketemu ya?"
"Waktu ambil nilai kamu kelas 1 kan Mama lagi ada tur ke Singapur, jadi yang ambil Papa. Terus kelas 2 Mamanya Nanda gak bisa datang, gak tau deh karena apa"
"Oiya ya Ma, aku lupa. Kalau Mama gimana kerjaannya, aman?"
"Hari ini tuh ya kak, yaampun Mama capek sama si Yuni. Kamu tau Yuni kan? Temen kantor Mama yang reseknya minta ampun, astaga masa tadi dia kan kerja bawa tas baru ya kak, terus pamer gitu ke mama sama orang kantor lainnya"
"Emang Mama belum cerita ke kantor kalo Mama istrinya Papa?"
"Ya ngapain juga atuh kak Mama cerita sana sini kalo Mama istrinya Papa"
"Ya Papa kan yang megang kantor cabang di situ Ma, kalau Mama cerita mungkin te Yuni gak akan kaya gitu ke Mama"
"Biarin aja lah, biarin si Yuni itu tau dengan sendirinya. Lagian Mama ya malu dong kalo ngandelin Papa terus"
"Memang Mama terbaik" ucapku sambil tersenyum.
Aku memang beberapa kali mendengar cerita tentang Tante Yuni lewat mama, tetapi aku belum pernah bertemu langsung dengannya.
"Eh itu terus gimana, kamu jadi coba main telegram?"
"Gak tau deh, tapi kayanya ya jadi ma, gak papa kan?"
"Ya terserah kamu kak, pokoknya ya kalau diajak aneh aneh gitu ya jangan mau"
"Iya mama, aku juga gak akan aneh-aneh kok. InsyaAllah aku gak akan matahin kepercayaan mama" ucapku sambil tersenyum.
"Yaudah, selama kamu bisa diandelin, mama akan selalu percaya ke kamu. Yaudah kak, mama kebawah dulu ya, good night!" ucap Mama sambil mengelus pucuk kepalaku.
Setelah mama keluar dari kamar, rasanya aku ingin sekali membuka aplikasi telegram itu. Aku sebetulnya masih saja bertanya-tanya, masa iya sih ada yang bisa berhasil via virtual? kenapa mereka bisa berhasil? padahalkan belum ketemu?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
