BAB 1

21 1 0
                                    

     Aku Kirana. Adiba Kirana. Biasa dipanggil Kirana oleh teman-temanku, dan Nana oleh orang terdekatku. Saat ini aku kelas 12 SMA, bersekolah di SMA Abdi Jaya. Sekolah favorit murid lelaki, karena katanya di sekolahku murid ceweknya cantik-cantik.

     Aku lahir di keluarga bahagia, meskipun mama dan papa sama- sama kerja, aku tidak pernah merasa tertekan. Karena mama setiap malam selalu menghampiri kamarku, sekedar untuk menyapa dan bercerita tentang kejadian hari ini. Aku merasa beruntung telah berada di tengah-tengah mereka. Beruntung lagi karena aku mengikuti paras papa yang tampan rupawan. Aku termasuk incaran lelaki disekolah. Aku berbicara seperti ini bukan karena ke-PD an ya, tapi memang aku sering mendapat coklat atau bunga dari murid-murid di SMA Abdi Jaya. Mulai dari Adik kelas, seangkatan, atau kakak kelas juga ada, tapi aku bukan yang tercantik disini. Masih ada Arabella dengan hidungnya yang mancung dan kulitnya yang mulus, atau masih ada juga Nabilla dengan wajahnya yang cantik dilihat dari sudut mana pun, atau juga Sheren yang punya followers 900k. 

     Aku punya adik, namanya Zahra Annisa. Dia berumur 14 tahun. Tingkah lakunya sangat teramat kalem. Sebenernya aku juga heran, mama kalem, papa kalem, adekku juga kalem, sebenernya aku anak siapa? 

     "Oi, ngelamun aja" Sapa Nanda, teman sebangkuku.

     "Nan, kok aku kenapa gak tertarik sama cowo-cowo sekolah ya?"

     "Lah, kamu gimana? Yakin gak tertarik sama kak Adam? atau kak Rizal?"

     "Gimana ya, kagum si ada ya, cuma gak tertarik gitu loh Nan, faham ga sama yang aku omongin apa?" 

     "Faham, udah yuk buruan ke kantin, udah ditunggu Tari sama Putri" ajaknya yang kemudian menarik tanganku.

     "Lah ini yang ditunggu, yuk makan udah aku pesenin nih" ucap Putri sambil menguncrit rambutnya.

     Putri ini tipe cewek manis, apalagi ia punya lesung di kedua pipinya. Ia juga sering dapat coklat atau bunga. Tari juga cantik, namun ia sudah memiliki kekasih yang tampan pula, dan kekasihnya satu kelas, Reza namanya. Kalau Nanda ini tipe cewek yang imut. Selain itu Nanda juga memiliki suara yang bagus, dan biasanya juga Nanda mengisi waktu luangnya dengan tampil Live Musik di beberapa Cafe.

     "Habis ini siapa kita?" Tanya Tari.

     "Bu Mus, Biologi" Jawab Nanda.

     "Duh males banget" Sahutku.

     "Iya sama anjir! Males banget sama biologi dari awal" Ujar Tari.

     "Kalian apa yang rajin?" Tanya Putri bermuka datar.

     Diantara kami, Putri lah yang paling rajin. Ia memiliki ingatan yang baik soal tugas. Putri ini juga ranking 2 paralel di sekolah. Tapi ia juga jutek, bermuka datar. Kadang aku heran kenapa dia betah seperti itu, padahal dia jika tersenyum sangat manis.

     "Dah yuk masuk kelas, aku pengen ngadem" ajak Nanda.

     Kami berempat berjalan menyusuri lorong, di sepanjang jalan banyak yang dengan terang-terangan menggoda Putri. Mulai dari tawaran anter pulang hingga tawaran makan malam. Aku memaklumi hal itu karena memang Putri termasuk cewek yang susah ditaklukan.

     "Gila panas banget hari ini" Ujar Nanda sambil duduk dibangkunya.

     "B aja sih" ucapku sambil duduk.

     "Na, punya aplikasi telegram?" 

     "Ada, kenapa Nan?"

     "Buat apa telgramnya hayo?"

     "Liat film lah, film yang gak bisa diakses hihihii" godaku.

     "Wah napa gak bagi-bagi?" Ujar Nanda sambil memelankan suaranya.

TELEGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang