Go home

9.5K 1.1K 265
                                    




🌷HEY, MY WIFE🌷




"Soobin, kau tidak harus menjemputku sampai depan rumah" Lisa mencebik, Soobin menyodorkan cup kopi padanya. Lisa menerima lalu meneguknya perlahan sambil melanjutkan langkah menuju sekolah.

"Tapi, ada yang kelihatan cemburu" Soobin terkekeh sampai lesung pipinya terlihat, Lisa menautkan alis. Soobin tidak melanjutkan dan memilih untuk menyewa sepeda seperti biasa.

"Hei, siapa yang cemburu? Aku tinggal sendirian disana" Balas Lisa sengaja menyembunyikan perihal rumah tangga sialan yang terbangun antara dirinya dan Jungkook, Lisa berniat mengambil satu sepeda lagi tapi Soobin melarang dengan menahan pergelangan tangan Lisa.

"Dia mengikuti," Bisik Soobin merendahkan tubuh jangkungnya. Lisa baru mau menoleh tapi Soobin melarang, "Tidak Lalisa, jangan menoleh. Dia pria yang kulihat ditangga dengan wajah muram itu, mobil hitam disisi dekat pohon"

Lisa mengintip lewat ekor mata, ia mengangguk-angguk sepertinya tau siapa pria yang dimaksudkan oleh Soobin. "Dia pembantuku, lupakan saja. Ibuku yang suruh dia untuk mengikutiku seperti benalu. Mau pakai satu sepeda'kan? Ayo."

Soobin mengangguk, menunjukkan kartu pelajar dan membayar sejumlah uang serta meninggalkan kaos kaki pemberian mendiang ibunya sebagai jaminan, Soobin akan kembali ke sini untuk mengembalikan sepeda agar tak lupa ia pertaruhkan saja kaos kakinya.

Begitu Soobin siap, Lisa langsung naik didepan. Gadis itu berpegangan dengan hati-hati tapi juga sedikit cemas, ia menatap Soobin dengan kepala mendongak. "Bukannya ini berbahaya? Well, kalau jatuh kau harus ganti rugi."

"Kau tinggal dirumah besar, harusnya aku yang minta uang. Kita seperti friend with benefits dalam arti lain :  kau membayar untuk setiap pr-mu yang kukerjakan kecuali matematika."

Lisa terkekeh mendengarnya, itu sebutan yang terdengar tabu jika dipakai untuk arti yang positif. "Iya, kau benci matematika. Apa mobilnya mengikuti?"

"Aku tidak bisa menoleh, nanti jatuh" Ucap Soobin seraya mempercepat kayuhan pedal sepedanya, Lisa sampai berjengit kaget karena selain sempit ia juga berpegangan pada stang.

"Kenapa kencang-kencang brengsek? Kalau jatuh kita mati!" Protes Lisa merasa panik, Soobin kelihatan tanpa masalah, Lisa makin gusar takut mencium tanah air. "Tidak, Soobin, hentikan ini. Aku jalan kaki saja!"

"Dia mengikuti" Ucap Sobin pelan.

"Hah? Siapa?" Lisa langsung menoleh, Soobin nyaris hilang kendali stang sepedanya.

"Jangan menoleh, kita bakal jatuh. Anginnya lagi sialan, berlawanan dan menerpa wajah. Jangan bergerak Lalisa!"

"Aku tidak bergerak, bodoh!" Lisa marah saat dituduh, gadis itu malahan seperti batu dan kaku sampai tak jadi menoleh. "Kau yang gemetaran, kita akan jatuh. Aku yakin, tarik remnya."

"Tidak, ini tidak bisa!" Soobin terengah mulai panik kala menemukan rem tangan sepedanya tidak berfungsi sedangkan sebentar lagi mereka akan sampai pada turunan cukup curam.

"Ini gila, aku tak mau mati. Turunkan kakimu bodoh!" Lisa makin kuat mencengkram stang mobil, ia menoleh ke belakang dan mencari-cari mobil hitam yang dimaksud berniat mencari pertolongan.

"Ketemu!" — Lisa membatin cepat, ia melambaikan tangan saat Soobin sudah oleng kanan dan kiri, kaki jenjangnya tak berguna saat seperti ini. Dasar Soobin bodoh!

"Uncle!"

"Uncle tolong...aku akan jatuh!"

"Uncle, aku diculik orang gila!"

Hey, My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang