"Kenapa kamu senyum-senyum mulu?"
"Enggak!" Earth melihat tingkah pria satu-satunya yang tak hentinya tersenyum dari telinga ke telinga. Wajah dan gerakan tubuhnya memancarkan kebahagiaan, terlihat dari gerakan kecil yang Ia perlihatkan melewati telapak kakinya yang tak henti bergerak acak ditemani lengkungan bibir di wajah.
"Papi, up!" Putrinya, Ainsley berusia satu tahun lebih enam bulan. Pertumbuhan putrinya sangatlah cepat. Bayi delapan belas bulan itu telah cakap untuk berceloteh layaknya anak kecil berusia tiga tahun. Kosa kata yang Ia gunakan juga sangat beragam, entah didikannya yang berhasil atau memang putri mereka yang diberkati sehingga mempunyai otak yang cerdas.
"Baby! Papi, baby!"
"Yes, princess! Kita ketemu baby ya hari ini, Ainsley seneng ga?"
"Seneng banget, Ainsley can't wait anymore.."
Ya benar, hari ini adalah hari di mana bayi kedua mereka akan lahir. Setelah ulang tahun pertama Ainsley, mereka—Earth dan Mix, memutuskan untuk mempunyai anak kedua. Memang dari awal mereka ingin mempunyai dua anak dan dilihat Ainsley yang sudah merengek ingin mempunyai adik, akhirnya keinginan itu bisa direalisasikan dalam beberapa jam. Earth sudah mempersiapkan segalanya. Persalinan akan dilakukan kurang dari dua jam, sekarang Ia dan Mix sedang beberapa perlengkapan bayi dan baju untuk mereka bertiga karena jarak rumah sakit yang lumayan jauh dari apartment-nya terpaksa mereka harus bermalam untuk beberapa di hotel depan rumah sakit sampai bayi mereka diizinkan untuk pulang.
Dan sekarang Earth jadi tahu, alasan dibalik senyum sumringah pria-nya.
"Jalan sekarang?"
"Ayo! Udah semua nih!"
Di dalam mobil yang ditumpangi keluarga bahagia itu dengan Earth menempati kursi pengemudi dan dua orang lainnya di kursi belakang—Ainsley memakai kursi bayinya, terlihat Mix dan putrinya sedang berceloteh dengan riang.
"Papi, dedek bayi-nya cewek atau cowok?"
"Ainsley mau nya apa?"
"Cowok!"
"Kenapa?"
"Males main sama Papa, Papa suka kasar!" Earth yang merasa dirinya dilibatkan dalam obrolan ayah anak itu segera membuka suara, "What? Kapan Papa kasar?" Earth melihat dari kaca kecil pada atas depan mobil, melihat putrinya yang juga sedang menatapnya dan pria-nya yang tampaknya menikmati perseteruan itu dengan terus tertawa.
"Papa ga inget, Kepala Ainsley memar gara-gara Papa?"
Ah kejadian itu rupanya, Earth kira putrinya sudah lupa. Ia tipe orang yang sering menggunakan kekuatan ototnya, bisa dilihat dari tubuhnya yang masih tampak bugar walaupun usianya akan memasuki angka tiga puluh empat pada tahun ini. Efek negatif-nya adalah Earth susah mengendalikan kekuatannya, beberapa barang di Apartment-nya menjadi bukti. Walaupun Ia tak mengeluarkan kekuatannya secara menyeluruh tetap saja, satu dua benda yang memang tak sekuat barang lain, rusak di tangannya. Dan ternyata putrinya juga menjadi korban. Kala itu Ia sedang bermain dengan putrinya dan tak sengaja mendorong Ainsley yang masih berumur satu tahun. Alhasil memar di kepala Ainsley karena mencium dinginnya ubin Apartment menjadi bukti lainnya, tangan ajaib Earth tak hanya berlaku pada benda tetapi manusia juga, dan sayangnya terjadi pada putri satu-satunya yang ternyata masih ingat akan kejadian itu.
"Papa kan udah minta maaf. Ainsley emang belum maafin Papa ya?"
"Udah! Ainsley udah maafin Papa. Tapi maaf enggak bikin Ainsley lupa!"
Earth Pirapat Wathanasetsiri, seorang mantan aktor yang sekarang menjadi coach di salah satu agensi acting terbesar di Los Angeles, ternyata kemampuannya tak berlaku untuk membalas perkataan seorang bayi berumur delapan belas bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us - Earthmix [COMPLETE]
FanficComplete story; November 09, 2020 - April 04, 2021. Earth Pirapat dan Mix Sahaphap adalah sepasangan suami-suami yang telah menjalin hubungan pernikahan sekitar 4 tahun lamanya. Pernikahan mereka berjalan dengan harmonis terlebih lagi sekarang telah...