Mix terjaga sampai dini hari. Putrinya yang masih berusia sepuluh bulan itu, tampak sangat rewel jika sudah menyangkut kata tidur. Mix tahu suaminya tak bisa untuk berjaga sepanjang malam—walaupun sesekali membantu; iba melihat Mix, karena pekerjaannya selalu menempati jadwal terpagi dari harinya. Dengan begitu, Mix yang bisa kapan saja membolak-balikan kertas dua sisi yang bertulis close dan open karena ia adalah pemilik dari tempat tersebut, merelakan waktu kerjanya untuk menemani si kecil sampai tertidur. Mix melihat jam yang menempel pada dinding kamar telah menunjukkan pukul 3.10 pagi. Masih ada banyak waktu—bagi Mix, untuk ia memejamkan mata dan terlelap bersama mimpi.
Sebelum benar-benar mengejar mimpi, Mix menatap laki-laki yang tertidur dengan pulas di sampingnya. Ia tersenyum selagi mengusap wajah suaminya yang tak menua, tetap sama tak berubah. Wajah damai suaminya ketika tidur adalah pemandangan favorite dan penghiburnya ketika sedang lelah mengurus sang putri untuk tidur. Walaupun lelah-nya masih terasa tetapi ia tak akan mengeluh selagi masih disajikan wajah damai suaminya.
Mix mengecup puncak kepala suaminya dengan pelan dan sayang, sebelum ia menarik selimutnya dan tertidur walau hanya sebentar.
Pagi hari-nya, Mix akan bangun lebih siang daripada Earth. Karena itu, Earth terbiasa untuk membuat bekalnya sendiri, bekal untuk ia bekerja. Tentu saja putrinya juga masih tertidur dengan pulas. Hanya Earth yang sibuk di dapur pada pagi hari.
"Kak.." suara parau khas orang bangun tidur memenuhi gendang telinga Earth.
"Udah bangun? Aku sekalian bikinin kamu sarapan nih! Ainsley belum bangun ya?"
"Hm, belum bangun. Makasih ya!" Mix melahap satu lembar roti yang dibaluri oleh selai kacang dengan mata yang masih setengah terbuka.
"Kamu tidur jam berapa tadi malam?" Mix yang sibuk mengunyah makanan, hanya mengacungkan tiga jarinya sebagai jawaban.
Earth menghela napas, "Mix, apa ga sebaiknya kita hire babysitter aja?" Mix menggeleng, "Kita 'kan udah pernah ngebahas ini kak sebelumnya. Aku ga mau orang lain yang ngasuh anak aku." Tolak Mix, telak.
"Sayang, tapi kamu kecapek-an gini jadinya."
"Mending aku capek, daripada ngeliat anak aku diasuh orang lain!" Earth menghela napas menatap suaminya.
"Mix, listen! Kakak enggak mau Mix sampai jatuh sakit karena kecapek-an ngurusin Ainsley. Kalau Mix sakit, Mix juga yang repot 'kan? Kalau emang gamau hire babysitter kakak bisa kok ngambil bagian ngelatih sore, jadi dari pagi sampai sore biar kakak yang jaga." Mix menaruh sisa rotinya yang belum habis ke piring. Ia menatap suaminya yang tengah jongkok dihadapannya selagi mengelus lembut lututnya.
"Kalau Kakak ambil shift sore, Mix bakal jarang ketemu Kakak..." Earth menghela napas untuk kesekian kali, "Tapi izinin Kakak buat ngebantu Mix ya? Kakak juga punya tanggung jawab sebagai seorang ayah, Mix. Apa bedanya sama Mix? Mix juga kerja, Kakak juga kerja. Kita sama-sama capek juga kan?" Tak ada intonasi marah dalam tutur Earth, hanya rasa khawatir yang tengah ia tunjukkan melalui perkataannya.
Mix menatap mata suaminya dengan seksama. Tak lama berselang ia mengangguk. Mix juga berfikir tak bisa selamanya ia harus seperti ini, kalau tidak, bisa jadi ketakutannya akan jatuh sakit malah berimbas pada putrinya dan Earth.
"Ok! Ya udah... Kakak boleh bantu." Memang, selama ini Mix selalu melarang Earth untuk menjaga putrinya. Bukan tanpa alasan, ia hanya tak mau Earth kelelahan. Mix beranggap pekerjaan Earth jauh lebih menguras energi daripada dirinya. Earth hanya boleh bermain dengan putrinya saat pulang kerja. Selepas itu Mix akan menyuruhnya untuk cepat-cepat tidur karena besok ia harus bangun pagi untuk memulai hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us - Earthmix [COMPLETE]
FanfictionComplete story; November 09, 2020 - April 04, 2021. Earth Pirapat dan Mix Sahaphap adalah sepasangan suami-suami yang telah menjalin hubungan pernikahan sekitar 4 tahun lamanya. Pernikahan mereka berjalan dengan harmonis terlebih lagi sekarang telah...