Ada kalanya. Ada kalanya Mix rindu akan kampung halaman yang bahkan tak bisa ia tempuh hanya dengan menggunakan mobil. Ada beberapa alasan mengapa mereka memutuskan untuk tinggal di Los Angeles dan menjadi warga negara asing dibanding tinggal di negara sendiri dan menjadi warga tetap. Salah satu alasan utamanya adalah Aland dan Ainsley. Ya, mengurus dan membesarkan anak untuk pasangan seperti mereka sangatlah tak mudah dilakukan di negara asia. Walaupun beberapa tahun terakhir thailand tidak terlalu ketat akan hal itu tetapi tetap saja, membesarkan anak sebagai pasangan gay adalah salah satu tantangan tersendiri. Tetapi ia tak pernah menyesal akan keputusannya meninggalkan negaranya dan membesarkan Aland dan Ainsley di sini. Setidaknya di sini, Mix dan Earth tak harus bersembunyi-sembunyi lagi di depan umum akan hubungan mereka.
Mana sangka bahwa beberapa jam dari sekarang, mereka akan pergi meninggalkan apartment yang telah menjadi rumah mereka untuk meneduh selama kurang lebih empat belas tahun lamanya untuk kembali ke negara asal mereka, Thailand. Mix melihat ke sekeliling apartment yang telah kosong, semua barang telah diangkut jauh hari sebelum kepulangan mereka ke Thailand. Rasanya sangat berat untuk meninggalkan tempat yang penuh dengan sejarah untuk keluarganya ini. Tempat yang menjadi saksi bagaimana perjuangan Mix dan Earth untuk membesarkan kedua buah hatinya.
"Papi, flight kita jam berapa?" Mix mengarahkan pandangannya kepada perempuan kecil nan cantik yang berada di ambang pintu sebuah kamar yang sudah kosong itu.
"Satu jam lagi, princess. Kenapa?"
"Kalau gitu, Ainsley boleh pamitan dulu sama Mommy sama Daddy sama Achel juga ya, Papi?"
"Ayo bareng! Papi juga mau pamitan." Setelah menutup pintu apartment, Mix segera menggandeng tangan mungil anaknya dan berjalan ke arah lift untuk menuju apartment Rachel atau Achel yang berada satu lantai di atas apartment-nya.
"Papi, Papa sama Aland kemana?"
"Di garasi, lagi nyusun barang-barang yang mau kita bawa," Ainsley jawab dengan sebuah anggukan sebelum ia membuka suara kembali, "Papi!"
"Ya?"
"Di sana nanti, ada enggak ya yang mau temenan sama Ainsley?"
Mix tersenyum sebentar mendengar pertanyaan polos anaknya, "Kalau Ainsley baik sama orang, pasti ada yang mau temenan sama Ainsley!"
"Serius, Papi?" Mix mengangguk.
"Iya! Ainsley pasti punya temen!"
Percakapan yang berakhir tersebut bersamaan dengan terbukanya lift yang menandakan mereka telah sampai di lantai dimana apartment Rachel berada. Tak lama, hanya membutukan dua menit setelah memencet bell, Kathelyn—Mommy-nya Rachel, menyambut mereka untuk masuk.
"No, it's ok! I have to go soon," Tolak Mix saat disuruh untuk masuk ke dalam.
"It's so sad to see you leave like this."
"Kath, it's ok! I'll visit you often!"
"Mommy, where's Achel?" Kathelyn memanggil anaknya, untuk berpamitan dengan keluarga yang berada di depannya.
"No, Mommy! I don't wanna go out!" Teriak Rachel dari dalam apartment dengan suara paraunya, sepertinya ia sedang atau telah menangis sebelumnya.
"Rachel sad cause his friend gonna leave him!" Ucap Kathelyn menjelaskan.
"Rachel! I will leave very soon! You can't see my face again later! This is your last chance! You still don't want to see me?" Teriak Ainsley memprovokasi Rachel supaya keluar dari dalam apartment-nya. Dan yeah, ternyata berhasil. Rachel keluar dengan pakaian lusuhnya dan muka yang sangat berantakan dengan sisa air mata dan air mata baru yang menimpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us - Earthmix [COMPLETE]
FanfictionComplete story; November 09, 2020 - April 04, 2021. Earth Pirapat dan Mix Sahaphap adalah sepasangan suami-suami yang telah menjalin hubungan pernikahan sekitar 4 tahun lamanya. Pernikahan mereka berjalan dengan harmonis terlebih lagi sekarang telah...