Kamu yang tengah bercanda gurau dengan teman-temanku, tahukah kau bahwa hatiku sedang kacau?
Setiap saat kau bersamaku dirimu tak pernah tersenyum lebar.
Barangkali aku cemburu.
Namun bukankah kau sendiri yang menjanjikan perkataan manis itu?
Kupikir kita sahabat, nyatanya aku tak pernah dianggap.
Sampai-sampai aku muak.
Lalu perlahan aku menjauh darimu.
Lantas sekarang kenapa kau menarik tanganku?
Memelukku dan membisikkan kata-kata itu.
Ahh ternyata aku salah paham lagi.
Aku tak menyangka perasaan kita sama.
Aku tersenyum malu-malu.
Dan mengangguk perlahan.
Detik itu juga pandanganku kabur.
Lalu gambaran dirimu yang remang memenuhi penglihatanku.
Akhirnya kau tersenyum lebar.
Tapi kali ini berbeda, wajahmu dipenuhi cairan amis.
Matamu sedikit sembab.
Namun tanganmu bergerak mantap.
Lalu untuk kedua kalinya kau berbisik "tunggu aku"
Tentu aku akan menunggumu sahabatku.