2🍁

390 38 6
                                    

Sebuah misteri datang kepadaku
dengan wajah malaikat.

Kehangatanmu.

Satu-satunya yang mencintaimu tinggal di sisimu

Apakah itu aku?

🍁🍁🍁🍁

"Tolong dengarkan aku."Ucap Irene pelan,membuat laki laki yang hendak berjalan menjauhinya itu menghentikan langkahnya."Berikan aku satu kesempatan lagi,aku berjanji tidak akan membuatmu kecewa."

Laki laki itu tersenyum kecut mendengarnya,"Berkali kali."Gumamnya yang masih tertangkap oleh pendengaran Irene."Berkali kali aku memberimu kesempatan,Joohyun."

Irene terdiam,hatinya mencelos mendengar kalimat yang sarat akan luka itu.Ia ingin melakukan suatu pembelaan,tapi bibirnya seolah terkunci setiap kali ia ingin mengatakannya.

Laki laki yang semula tengah memunggunginya itu membalikkan badan,menatap Irene dengan pandangan sendu,"Berkali kali aku memberimu kesempatan,tapi berkali kali itu juga kau mengecewakanku."

Irene tersentak bangun dari tidurnya.Ia menyapu seisi kamar dengan wajah ketakutan.Ia bermimpi,mimpi buruk yang membuat seluruh darah di tubuhnya berdesir hebat.Bukan hanya satu kali,tapi berkali kali laki laki itu datang ke dalam mimpinya.

Siapa?siapa dia sebenarnya?kenapa mimpi itu selalu nampak nyata?

"Aku minta maaf,tolong jangan ganggu aku lagi.Aku bahkan tidak mengenalmu."Irene memeluk tubuhnya dengan perasaan campur aduk,antara takut dan marah.Kenapa laki laki itu selalu hadir ke alam bawah sadarnya?laki laki yang selalu membuatnya merasa bersalah meski raganya sudah tak lagi berlabuh ke alam mimpi.

Perempuan itu hendak mengambil gelas kaca di samping tempat tidurnya,namun tangannya terlalu lemas untuk mengangkat benda berisi air putih itu.Hingga akhirnya gelas itu pun lolos dari genggamannya.

Prang!

Mendengar suara pecahan kaca dari kamar sahabatnya,Seulgi yang sedang asyik menyiapkan menu sarapan untuk Irene pun terperanjat kaget.Perempuan itu berjalan menuju asal suara dengan langkah terburu buru.

"Ada apa?"Tanyanya khawatir.

Menyadari kedatangan Seulgi,Irene turut berjongkok dan membantu Seulgi memunguti pecahan pecahan kaca dari gelas yang di jatuhkannya barusan."Maafkan aku Seulgi,Aku tidak sengaja."Ucapnya pelan,ia merasa tidak enak karena terus menyusahkan perempuan di sampingnya ini.

"Tidak apa."Balas Seulgi tersenyum manis,membentuk sebuah lengkungan indah di kelopak matanya,"Bagaimana keadaanmu?sudah lebih baik?"Di letakkannya telapak tangannya ke dahi Irene.Ia tersenyum puas ketika merasakan suhu badan Irene sudah tidak sepanas malam tadi.

Irene tersadar dengan apa yang baru saja Seulgi katakan.Ingatannya kembali pada insiden semalam—sepulangnya dari apotik—hingga mendadak Irene merasa kepalanya begitu pening—lalu seorang laki laki tampan datang menyelamatkannya.

Laki laki itu?

Siapa laki laki itu?Irene bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih kepada laki laki baik hati itu.Di tatapnya Seulgi yang masih memunguti pecahan pecahan beling itu,"Siapa yang mengantarku semalam?"Bukannya berpura pura tidak tahu,Irene hanya ingin memastikan.

Fokus Seulgi teralih pada Irene yang kini sudah menatapnya dengan penasaran."Seorang laki laki."Senyum Jahil terbit di bibir Seulgi, perempuan itu hendak menggoda Irene,"Dia sangat tampan."

Sincere Life || SureneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang