6🍁

214 26 14
                                    


Ukir aku pada matamu yang bersinar,di dalam hatimu.
Jadi tidak akan ada lagi kesedihan atau rasa sakit.

Bahkan ketika badai datang
Jika itu dirimu,aku akan baik-baik saja.

Tak apa.


🍁🍁🍁🍁


Jika tidak salah ingat,Suho hampir tidak pernah melihat Jisoo menjadi sosok yang benar benar pendiam.Bahkan dalam keadaan genting pun,perempuan itu masih memiliki semangat membara untuk berbicara ini itu.Sampai sampai Suho selalu di buatnya bingung,setidaknya ia harus menemukan satu cara untuk membuat kekasihnya itu diam dan tenang.

Anehnya,sejak kepulangan mereka dari Restoran siang tadi Suho di buat heran dengan sikap tak biasa yang Jisoo tunjukan.Awalnya ia pikir Jisoo marah karena dirinya tidak sengaja menjatuhkan lipstik milik Jisoo yang baru minggu lalu di belinya——hinggga patah.

Tapi dugaannya salah,Jisoo bahkan masih mendiamkannya meski ia sudah mengganti benda berwarna merah muda itu dengan yang baru—–bahkan lebih mahal.

"Masih marah?"Tanya Suho hati hati.

Suara Suho yang begitu khas di telinganya mampu mengalihkan atensinya,Jisoo menggeleng pelan."Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu."Ujar Jisoo terlihat begitu serius.Suho hanya diam menunggu Jisoo melanjutkan apa yang ingin di bicarakannya.

"Ayah sudah kembali dari New York."

"Benarkah?kalau begitu besok pagi aku akan datang berkunjung."Tanya Suho tampak antusias,"Kira kira hadiah apa yang harus ku bawakan untuk ayahmu nanti?"

Mengabaikan pertanyaan Suho,Jisoo memberanikan diri untuk menyuarakan isi pikirannya."Kau memberinya janji.Kau mengatakan pada ayahku jika perusahaan ayahmu sudah dapat kau kelola dengan baik maka kau akan segera melamarku.Kapan?Ayah menagih janjimu."

Cit!

Suho mengerem mobilnya secara tiba tiba.Pertanyaan yang barusan ia dengar dari mulut Jisoo benar benar membuatnya terkejut bukan main."Ehmm,Jisoo...."

"Ya aku paham.Tenang saja.Aku sendiri yang akan membujuk ayah agar lebih bersabar menunggu."Jisoo memaksakan senyumnya.

"Aku rasa Itu lebih baik."Suho mengatakannya dengan kaku lalu kembali menjalankan mobilnya,berbaur ke jalanan bersama dengan pengendara lain.

"Apa jika dia kembali kau akan meninggalkanku?"Tanya Jisoo tiba tiba.

"Tidak,tidak akan pernah."Jawab Suho. Sedangkan di tempatnya,Jisoo yang mendengarnya hanya tersenyum kecut."Kau masih ragu rupanya."Lanjut Suho ketika mendapati respon Jisoo atas perkataannya.

Jisoo mengalihkan pandangannya pada jari manis milik Suho.Hatinya tersenyum miris ketika netranya menangkap sebuah cincin yang masih tersemat dengan indah di sana."Bagaimana bisa aku tidak ragu?jika kenanganmu bersamanya saja masih melekat bersamamu."

"Sikapmu memang terlihat meyakinkan.Tapi...entahlah."Ujarnya gelisah.

Suho menghela nafas."Kau tahu aku mencintaimu Jisoo."

"Berhenti membual lelucon tentang perasaanmu."

"Aku sedang berusaha."

Jisoo hanya diam,tidak berniat menanggapi perkataan Suho.Perempuan itu memilih untuk mengalihkan pandangannya menikmati pemandangan dari luar kaca mobil.

"Kenapa kau tidak pernah mengijinkanku untuk menjelaskan perasaanku untukmu?aku sudah berusaha mencintaimu sebanyak yang aku bisa.Aku memang bersalah karena telah menempatkanmu dalam posisi yang salah dalam hidupku.Tapi cobalah lihat keseriusanku saat aku berusaha untuk menahanmu agar tetap di sisiku."Suho menatap Jisoo serius seakan perkataannya benar benat tak main main.

Sincere Life || SureneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang