Lembar Delapan : Ternyata Hanya

171 43 6
                                    

• • •

Ketika penampilan mendadak mampu mengguncang panggung lebih baik dari anak band sekolah, kala itupun penonton dibuat berdecak kagum.

"Keren banget!" celoteh salah satu anak dari tengah kerumunan.

Lalu sedetik setelah Jidan, Raka, Rian, Lingga juga Anseld turun dari panggung, banyak pujian-pujian keluar dari mulut para penonton. Bahkan anak sekolah lain takjub akan panggung mendadak ini. Hanya bermodal sukarela dan sesi tunjuk-menunjuk oleh dua orang pembawa acara. Sungguh pilihan kelompok yang sangat tepat.

Dari belakang panggung Jidan yang notabene sebagai vokalis mendapatkan pujian takjub dari anak band sekolah bahkan anggota band lokal juga ada yang memujinya. Jidan tampak senang mendengarnya.

"Nama lo siapa? Panggung lo keren banget sumpa!" ujar seorang anak band sekolah pada Jidan.

"Jidan, dari sebelas ipa satu." jawab Jidan.

"Seangkatan dong! Kenapa pas kelas sepuluh ga ikut gabung sama kita aja?"

Lingga menyela, "Dia anak baru ngab, baru sebulan yang lalu masuk." jawabnya. Anak band sekolah pun ber 'o' ria kala mereka sedikit terkejut.

"Lo juga keren!" ujar salah satu anak band sekolah pada Rian yang benar-benar membantu mengguncang panggung.

Rian tersenyum sedikit malu, "Makasih."

Mereka pun kembali pada kumpulan anak-anak kelas yang sedari tadi menunggu untuk melontarkan ribuan kata pujian juga takjub.

"Ajaib banget kalian!" ujar Sara.

"Biasalah!" sahut Jidan sedikit menyombongkan diri. Sontak anak kelas terkejut dan tertawa, "Jidan kita udah sukses adaptasi gengs!" ujar mereka.

"Sebenernya Jidan itu kocak tapi karena masih notabene anak baru ya jaga sikaplah!" sahut Rian.

"Woi Jidan! Anjai, keren juga lo!" ujar Hara yang datang entah darimana.

"Sok akrab lo!" sahut Ezra yang sudah kembali dari kumpulan anak mpk.

"Yeu, lo pada kagak tau kan kalo gue sama Jidan sepupuan?" tanya Hara. Mereka menggeleng serentak.

"Gue tau!" sahut Alia.

"Pantesan aja, Jidan sama lo sama-sama absurd. Tingkah lakunya mines!" sahut Rian yang sudah pernah melihat tingkah bobrok Jidan.

"Gini-gini kita pinter bos!" ujar Hara dengan mendekap Jidan.

"Jidannya aja yang pinter, elo kagak!" sahut Raka.

"Keknya lu pada kemusuhan deh sama gue! Awas aja ntar pas pemilihan osis nggak milih gue!" ujar Hara.

"Ogah banget!" sahut Alia. Hara lalu memasang wajah sinis.

"Fotoin kita bertiga dong!" ujar Hara yang tiba-tiba juga mendekap Alia.

"Wah, lancang banget ni orang!" ujar Ezra.

"Gapapa Zra, mereka udah kenal deket kok. Mama mereka juga deket banget kek adik kakak," ujar Sara.

"Nih, fotoin!" pinta Hara sembari mengulurkan ponselnya pada Sara.

Mereka pun mulai mundur-mundur ketika Sara berusaha mencukupi mereka bertiga –Alia, Jidan dan Hara dalam satu frame.

Ckrek ckrek

Berkali-kali, beribu gaya anak masa kini.

"Pake hp gue juga dong!" pinta Alia dan Sara menukarkan ponsel Hara dengan ponsel Alia.

ANDAI : PARK JEONGWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang