04

1.2K 128 15
                                    

⎙ : : | Happy reading-〻
──────────────────────────
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝
⠀ ོ ⠀⠀ ☁︎☁︎ 。 ⠀ ོ⠀⠀ ☁︎︎☁︎︎

⠀ ོ ⠀ ོ ☁︎☁︎ ☁︎ ☁︎
⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝ ⏝ ͝

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
──────────────────────────


.
.
.

Hari terus berlanjut, hingga minggu berganti bulan. Sudah 2 bulan Haechan melakukan pdkt. Tapi sayang, Renjun tidak menanggapinya.

"Pagi Rendi calonnya Candra."

Sapa Haechan pada Renjun, selalu seperti itu sejak sebulan yang lalu. Awal minggu hingga bulan pertama hanya memberikan sapaan biasa dan tak lupa roti dan susu. Tapi ntah lah, bulan kedua Haechan mulai ngegas, tak malu-malu lagi.

Sedangkan Renjun yang disapa menampilkan wajah datar, dan menatap Haechan malas. Teman-teman Haechan hanya bisa geleng" kepala melihat tingkah Haechan.

"Nanti jalan berdua ya, Ren?"

"Ga."

"Ayolah Ren, sekali aja jalan berdua sama gua." Haechan memohon pada Renjun.

"Ga, gua sibuk."

Haechan cemberut, mendengar jawaban sang pujaan hatinya.

"Yahh. Kalo gitu, nanti pulang sekolah gua anterin." Ujar Haechan

"Gua pulangnya dijemput sama temen."

"Bilang sama temen lu, kalo lu pulang bareng masa depan lu."

Renjun hanya berdecih dan memutar bola matanya malas.

"Ngga bisa chan, gua dah janji sama dia."

"Ayolah, sekali aja. Batalin aja janjinya, ya ya?" Rengek Haechan

"Ck, Gua bilang ga bisa ya ga bisa, Chandra! Harus berapa kali si gua bilang, jangan ganggu gua! Gua juga ga suka dipaksa! Gua juga ga suka elu!" Bentak Renjun

Haechan kaget mendengar bentakan Renjun. Dan membalas dengan senyum yang dipaksakan. "O-oh, gitu yah. Gua minta maaf udah maksa lu."

Kemudian, Haechan berlalu meninggalkan kelas. Renjun hanya bisa menghela napas. Sebenarnya dia tak ada janji pulang dengan temannya, ia hanya berbohong untuk menghindari Haechan yang semakin hari kian gencar mendekatinya.

.
.
.

Bel masuk telah berbunyi 30 menit yang lalu. Tapi Haechan tak kunjung masuk ke kelas. Padahal hari ini pelajaran Pak Taeil, guru seni sekaligus pelatih paduan suara di sekolah. Jaemin dkk heran dan bertanya-tanya kemana perginya Haechan. Sebab meskipun mereka pembuat onar tetapi jika waktu pelajaran dimulai mereka tak akan pernah bolos. Dan juga, Haechan paling bersemangat jika pelajaran seni.

"Dyl, si chandra kemana ya? Kok dia belum masuk kelas." -Felix

"Ga tau tuh bocah kemana. Ga bisanya dia bolos pelajaran." -Jaemin

"Hooh, apa lagi pelajarannya Pak Bulan." Imbuh Hanjis

Renjun hanya diam menatap bangku sebelahnya yang kosong, bangku Haechan. Renjun tau, Haechan bukan tipe tukang bolos pelajaran. Tapi, kemana kah gerangan Haechan?

.
.
.

Tettt Tettt

Bel istirahat berbunyi dan Haechan tak kunjung datang ke kelas. Siswa yang lain sudah pergi ke kantin termasuk Jaemin dkk. Renjun tetap di kelas, karena ia tidak mood untung makan. Ia hanya berdiam diri disana.

Renjun memikirkan kejadian tadi pagi, ia merasa bersalah membentak Haechan. 'Haechan kemana? Apa aku sudah keterlaluan membentaknya tadi pagi?' Iner Renjun

Renjun masih asik dalam lamununannya, tanpa sadar ada seseorang yang masuk ke dalam kelas.

Sreettt

Bunyi bangku geser menyadarkan Renjun dari lamunannya. Haechan hanya diam dan duduk tanpa melirik sedikit pun pada Renjun yang ada disampingnya. Renjun semakin tak enak hati dengan sikap Haechan yang pendiam. 'Ugh apa aku harus menerima ajakkannya itu?' Batin Renjun.

"Emm, Chan. Mau pulang bersama tidak?" Tanya Renjun tiba-tiba. Membuat Haechan terkejut tapi masih diam.

"Tidak perlu, kau pulang saja dengan temanmu itu. Kau kan sudah janji dengannya." Jawab Haechan dengan dingin. Padahal dalam hati ia gugup, tapi ia masih kaget dengan bentakan yang ia terima tadi pagi.

"Tidak jadi, ia tiba-tiba membatalkannya tadi. Kau mau kan pulang dengan ku~..." Tanya Renjun dengan sedikit merengek. 'Aduh, Rendi kenapa merengek begini si. Yang cuek aja udah menggoda apa lagi ini." batin frustasi Haechan.

"...Atau kita bisa jalan berdua saja sekalian."

Haechan menatap Renjun datar.

"Kemana Rendi galak yang biasanya? Kemana bentakan tadi?" Tanya sinis Haechan. Renjun semakin merasa bersalah karena bentakkan yang ia berikan pada Haechan tadi pagi.

"M-maafin~ gua tau, gua salah udah bentak lu tadi pagi. Jadi, maafin gua ya?" Renjun menatap Haechan dengan tatapan bersalah dan tanpa sadar Renjun menggenggam tangan Haechan.

Haechan menatap tangannya yang digenggam Renjun. Ia bersorak dalam hati. Senang dipegang pujaan hati.

"Hm, ya gua maafin." Jawab singkat Haechan

.
.
.

TBC

wuahh, maaf udah satu bulan lebih aku ga update. Maaf ya, mood ku naik turun dan juga ku gada ide ehehe.

Masih ada kah yang nungguin?
Atau ku unpublish aja ya?

Maaf juga ya, kalo ga nyambung sama alur awalnya:(

Tapi ku mau bilang makasih buat yang mau baca sama vote ff ini <3

Ily, readernim<3

Jangan lupa voment yak-!

-oza

Bucin || HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang