Setelah semuanya mereda, Doyoung turun mengikuti Jaehyun untuk pergi ke studio. Jaehyun sudah menyarankannya untuk istirahat di kamar saja tetapi Doyoung berkata bahwa ia akan merasa lebih baik di studio.
"Lagi pula pekerjaanku sudah menumpuk," kata Doyoung mensejajarkan langkahnya dengan langkah besar Jaehyun. Mereka keluar bersama menyusuri jalan besar. Jaehyun berhenti di depan sebuah mini market.
"Aku ingin membeli titipan orang dapur sebentar," ucapnya. Doyoung berdiri di depan mini market untuk menunggunya. Sambil menunggu, Doyoung melayangkan pandangannya ke sekitar. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Tidak jauh dari tempat ia berdiri, tampak sepasang remaja seperti sedang bertengkar. Gadis dengan tubuh agak berisi itu menghalangi jalan pacarnya dengan wajah merengut. Wajah itu tampak tidak asing bagi Doyoung.
"Oh, ya tuhan, kumohon, menyingkirlah!" Suara pemuda itupun ia merasa mengenalinya. Namun, ia takut salah karena setahunya pemuda pemilik suara itu tidak pernah sekalipun meninggikan suara.
Setelah memperhatikan cukup lama, Doyoung akhirnya mengenali mereka. Doyoung mendekati mereka. Ia pikir Mark pasti butuh bantuan. "Yak, Lee DongDong, apa yang kau lakukan pada Mark?" seru Doyoung.
Gadis berambut sepunggung dan poni depan itu memberengut pada Doyoung. "Bukan urusanmu, kau siap- Lee DongDong? Kau barusan memanggilku Lee DongDong?" Matanya membulat. Ia menatap Doyoung tak percaya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemudian ia menutup mulut.
"Hanya satu orang di dunia ini yang berani memanggil tuan putri Haechan itu Lee DongDong, dan orang itu adalah Kim GendutYoung! Dia tidak secantik ini!"
Doyoung tersenyum remeh. "Terima kasih atas pujiannya."
"Noona, dia terus menggangguku!" Mark menunjuk gadis bernama Haechan itu. Haechan mendecak.
"Aku tidak menganggu, aku hanya ingin mendapatkan jawaban," sahut Haechan. Mark memplototinya. Haechan melipat tangan di dada. Doyoung bergeleng lelah. Seingat Doyoung umur mereka sudah 20 tahun, tapi tingkahnya seperti anak umur 5 tahun.
"Berikan sajalah, memangnya dia tanya apa, sih?" tanya Doyoung pada Mark.
"Aku tanya apakah dia mau jadi pacarku atau tidak." Haechan menjawab.
"Dan aku baru mengenalnya hari ini, oh jesus!" Mark berseru frustasi.
"Oh ayolah, aku tidak memintamu jadi pacar sungguhan, aku hanya mau membuktikan pada Nana dan Renjun kalau aku juga punya pacar."
Mereka berdua berhasil membuat Doyoung ternganga. "She's crazy!" Mark menunjuk wajah Haechan. Doyoung setuju. Sejak dulu Haechan memang sudah gila dan kegilaannya bisa membuat orang lain ikut gila. Kakak beradik Lee memang tim yang cocok untuk membuat tingkat stress Doyoung meningkat.
"Apa yang terjadi? Oh, Hi, Haechan." Jaehyun datang membawa tas belanjanya. Haechan langsung tersipu mendengar sapaan itu. Doyoung dan Mark saling melirik.
"Hi, Oppa, aku tidak akan menyerah, aku akan menagih jawabanmu, sampai nanti." Haechan lalu buru-buru pergi dan melangkah menuju rumahnya yang berada di samping rumah Doyoung.
Sementara itu Jaehyun menggaruk-garuk tengkuknya. "Kenapa ya dia selalu buru-buru pergi setelah melihatku?" tanyanya. Doyoung dan Mark saling berpandangan lagi. Semua orang tahu, kecuali Jaehyun. Bahkan Mark yang baru mengenal Haechan hari ini pun tahu apa alasan Haechan selalu buru-buru pergi setelah melihat Jaehyun.
"Sudahlah, tidak usah dipikirkan, ayo kita pergi," ujar Doyoung. Jaehyun pun mengiringinya.
"Tunggu!" Keduanya berhenti melangkah dan menoleh pada Mark. "Boleh aku ikut? Aku ingin belajar tapi aku sama sekali tidak menemukan tempat yang tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle
Fanfiction[NCT Genderswitch Fanfiction] Video teaser : bit.ly/teaserlovestruggle /// Doyoung memutuskan untuk mengambil cuti satu semester karena alasan kesehatan. Sementara dia terlihat baik-baik saja. Bukan fisiknya yang sakit, melainkan hatinya. Orang-oran...