Bidadari

1.1K 178 17
                                    

"Chogiyo?" ulang Doyoung melambaikan tangannya di hadapan pria yang tidak dikenalnya ini. Sejak tadi ia hanya melongo menatap Doyoung tidak percaya. Jujur saja sebenarnya Doyoung tidak tahan dengan bau alkohol yang menyengat dari tubuhnya. 

"Eh?" ucapnya berjengkit. 

"Eh?" ulang Doyoung dengan bingung. 

Pria itu memiringkan kepalanya. Doyoung jadi ikut memiringkan kepalanya. Pria itu langsung menggelengkan kepalanya. Kemudian menatap Doyoung tidak percaya. 

Doyoung menarik napas sebelum mengulang pertanyaannya. "Benarkah ini kediaman keluarga Kim? Kim Gongmyung dan istrinya Ong Seungwoo, atau aku memang salah rumah?" 

Pria itu mengerjap lalu ia menegapkan badan. "Oh, anda pasti Kim Doyoung?" ucapnya sopan. 

Doyoung mengangguk cepat. "Ya, aku Kim Doyoung, berarti aku tidak salah rumah?" 

Pria itu bergeleng. "Benar, silahkan masuk," ucap pria itu membuka jalan. Meski penampilannya berantakan ia tetap bersikap seolah pelayan kerajaan. Doyoung langsung dihadapkan pemandangan rumahnya yang tidak terlihat seperti rumahnya lagi. 

Doyoung tidak ingat sejak kapan mereka memiliki dua motor besar dan dua mobil di halaman. Kemudian ketika menatap atap tempat menjemur pakaian ia mrlihat deratan pakaian laki-laki yang teramat banyak. Yang paling mencolok adalah bau rumah ini. Baunya sangat laki-laki. 

"Selamat datang di bangsalan Gong." lanjut pria itu menaruh koper Doyoung di teras kemudian tersenyum memamerkan kedua lesung pipinya. Doyoung menahan napas. Bangsalan Gong? 

Dari dalam tercium bau sabun mandi khas pria. Beriringan dengan langkah kaki, Gongmyung keluar sambil merentangkan tangannya. "Doyoungie~!!" serunya girang dengan rambut setengah basah. 

Doyoung langsung tersenyum. "Oppa~~!" serunya manja. Doyoung menghambur pelukan pada kakaknya. 

Gongmyung memeluk erat adik bungsunya lalu mencium puncak kepalanya. "Kenapa kau tidak menelponku? aku kan bisa menjemputmu!" 

"Kejutan!" ucap Doyoung melompat kecil. Gongmyung tersenyum sambil mencubit pipi adiknya gemas. 

"Oh, Doyoungie?" 

Doyoung menengok dari balik pundak kakaknya. Seorang wanita jangkung berjalan ke arah mereka. "Eonnie~!" serunya tidak kalah manja dari yang tadi. Mereka lantas berpelukan. 

Seungwoo menepuk-nepuk punggung Doyoung. "Aigoo, kau tambah cantik saja, dan, eoh, kau memotong rambutmu? seingatku waktu aku melihat postinganmu rambutmu masih panjang." ucap Seungwoo mengusap rambut pendek Doyoung yang ia kucir dua. 

Doyoung hanya mengangguk kecil. "Aku bosan dengan rambut panjang." ucap Doyoung berkelit. Seungwoo mengangguk. Doyoung menghela napas lega karena Seungwoo percaya. 

"Apa kita akan berdiri selamanya di sini? Ayo kita masuk." ucap Gongmyung. Lalu ia memberi Jaehyun isyarat untuk membawa koper besar bergambar kelinci itu ke kamar Doyoung. 

Seungwoo memegang erat tangan Doyoung. "Aku sebenarnya ingin menyiapkan makan malam spesial untukmu tapi ternyata kau datang pagi ini, jadi aku akan buatkan sarapan spesial." ucap Seungwoo menggandeng Doyoung masuk ke dalam rumah. 

Sementara itu deretan lelaki setengah dewasa langsung berhambur membubarkan diri. Sejak mendengar seruan Gongmyung mereka langsung berkumpul di ruang tengah untuk melihat gadis cantik yang tadi digiring Jaehyun masuk ke dalam. Mereka bersembunyi di balik sofa, di balik rak buku, dan di sisi kegelapan koridor kamar lantai bawah. 

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang