❝ it's like a wind that gently strokes me
it's like a dust that gently drifts along
you're there but for some reason
i can't reach you, who's like a dream is a butterfly high to me ❞
- butterflyhari ini berjalan seperti yang biasanya, jalanan yang dipenuhi dengan keramaian seperti aliran stabil dari manusia yang menjalankan pekerjaan mereka secara automatis.
aku sedang berdansa hari itu, berniat untuk menarik sedikit perhatian dari pejalan kaki dan meraup sejumlah uang dari turis dan anak-anak.
mungkin karena itu aku tidak melihatmu berjalan menuju ke tempat kerjamu hari ini, lain waktu.
aku mengangkat bahuku secara mental, namun aku mencoba untuk tetap tenang pada ide bahwa mudah-mudahan aku akan menemuimu sebentar lagi mungkin juga bercakap-cakap seperti yang biasa kita lakukan.
dengan kota yang penuh dengan kehidupan selain sibuk dengan pertunjukan dan barang jualan murahku, ternyata hari ini menjadi hari...hari dimana orang-orang melampiaskan rasa frustrasi mereka kepadaku.
aku secara personal tidak pernah membiarkan cemoohan mereka memengaruhiku, terutama setelah hampir 1 tahun bekerja seperti ini, aku sudah kebal dan mempunyai kekuatan untuk menghalangi perilaku tidak sopan orang seperti mereka.
namun sejujurnya ketika aku di dorong oleh pria besar yang lebih muda daripadaku dan sekongkolannya tentang betapa kekanak-kanakannya penampilan dan perilaku ku memang meninggalkan rasa asam di mulutku.
akhirnya setelah beberapa jam hanya dengan melihatmu melangkah ke arahku
aku dapat merasakan rasa senang perlahan-lahan mengkabuti rasa jengkelku.
" selamat malam "
aku berusaha sebaik mungkin untuk terdengar riang sekali kamu berhenti di dekatku atau bahkan di kejauhan, senyum memisahkan wajahku, merusakkan senyuman yang ku gambar tadinya.
namun kamu tidak menyadari perbedaannya dan aku tidak mengerti mengapa itu mengirimkan gelombang kekecewaan yang menyedihkan di dalam.
memangnya apa yang ku harapkan? bagaimana kau bisa menyadari bahwa rasa puasnya ku paksa? kamu bahkan tidak mengenalku. tidak, kamu tidak mengetahui ku sama sekali, secara fakta." halo lagi! "
tetapi setidaknya suasana hatimu terlihat bagus
" balon lagi? " aku bertanya, sambil memiringkan kepalaku ke hadapan balon yang terayun-ayun di belakangku.
" mhm "
mengangguk ke balasanmu, aku meraih satu secara random tidak peduli warna apa yang akan ku ambil.
aku bertanya-tanya apa yang kamu lakukan dengan semua balon-balon yang kamu beli dariku.
" indigo manis untuk pelanggan yang manis "
kamu menaikkan alismu terhadap itu, tetapi tidak menyuarakan satu pun pertanyaan sambil kamu membayar dan mengambilnya.
" kamu selalu bersikap baik "
ucapmu bergumam di antara bibir merah mawarmu, dan matamu sedang mengamati genggaman punyamu di sekitaran tali itu.
" siapa namamu? "
kamu tiba-tiba memandang ke atas dan iris mata kita bertemu satu sama lain, terikat cukup kuat sampai tenggorokanku terasa sesak dan aku bersumpah atas apa yang ku lakukan, aku tidak bisa memaksa balasan yang jelas keluar dari mulutku.
kamu terlihat bingung atas ekspresiku, maksudku aku memang terlihat agak aneh jadi aku tidak bisa menyalahkanmu.
" a-aku hanya seorang badut, panggil aku mas badut "
mengapa wajahmu terlihat seperti di kecewakan?
" aku tahu pekerjaanmu tetapi aku ingin mengenalmu "
hati ku harus tenang kalau tidak ini akan bisa melompat keluar dari tulang rusukku, dalam situasi ini.
" yah, kesabaran huh? kamu akan membuatku mencari tahunya, ku rasa begitu "
aku tetap diam, terlalu tertegun untuk membalas pada senyum serius dan tatapan keras kepalamu.
" kalau begitu lain kali saja "
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
jangan lupa comment, share sama vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOAT | 2Seok ✔️
Fanfiction[ COMPLETED ] ✎ original author : @boyfrvmthemoon ❝ Uhm, make-up mu agak sedikit berlepotan ❞ ⇚ dimana seorang badut menjual balon untuk kebutuhan hidupnya ,dan seorang pegawai bank membelinya setiap hari selesai kerja ⇛ ➶ pairing : 2seok / seokjin...