10/03/21
Selamat datang kembali, saya.
~~~
Selimut tebal yang hangat menggantung di bahu Tsukishima ketika kedua tangannya sibuk dengan kartu ucapan tahun baru yang diterimanya siang ini. Sepulang dari kuil dan melihat matahari terbit tadi pagi dia langsung kembali tidur karena saking lelahnya.
Tidak seperti biasanya, kali ini dia ditinggal di rumah sendirian. Bersih-bersih rumah seluas ini pun sendirian. Ini semua karena kakaknya, si Akiteru, tiba-tiba bilang kalau dia mendapatkan besiswa ke luar negeri dan akan mulai berangkat sekitar awal Januari. Karena masih belum rela ditinggal pergi oleh anak sulungnya, ibunya pun ikut terbang bersama Akiteru. Berhubung ayahnya ada cuti tahun baru, ia pun ikut istrinya dan Akiteru terbang ke negeri antah berantah itu. Sungguh kacau...
Tsukishima pun hanya bisa menghela napas ketika melihat drama keluarga cemaranya.
"Ah..."
Tsukishima segera duduk di sofa saat matanya melihat kartu ucapan tahun baru yang tidak ada nama pengirimnya. Sudah tiga tahun ini dia mendapatkan kartu ucapan tahun baru dengan desain dan tulisan tangan yang sama. Biasanya hanya ada sebuah foto bertema random dan (mungkin) tanggal pengambilan gambar. Tulisan tangannya sama sekali tidak cantik, jadi sudah pasti pengirimnya bukan wanita.
Lantas siapa?
Hal itu masih menjadi sebuah misteri.
Tsukishima bangkit dari duduk, kembali ke kamar untuk mengumpulkan kartu ucapan misterius itu menjadi satu. Sebenarnya dia tidak pernah berniat untuk menyimpannya, tapi instingnya mengatakan kalau dia akan mendapatkan kartu ucapan seperti ini lagi di tahun berikutnya. Dia juga tidak berniat mencari tahu siapa pengirimnya, tapi secara refleks dia akan membandingkan tulisan tangan di kartu ucapan yang diterimanya dengan tulisan tangan orang-orang yang dia kenal, terutama yang sudah terlabel sebagai orang jahil.
"Daripada kau kirimi kartu ucapan, lebih baik kau beri aku angpao tahun baru." Begitu kata Tsukishima kepada kartu ucapan tanpa tuan dari tahun ke tahun.
Sejauh ini, dari tiga kartu ucapan yang dia terima, Tsukishima mengonklusikan kalau pengirimnya tinggal di sekitar Tokyo, karena foto yang baru diterimanya adalah pemandangn Skytree dari jarak jauh. Dan mungkin pengirimnya suka kucing, karena foto yang diterimanya tahun lalu bergambar kucing berbulu abu kehitaman dan kucing berbulu oranye dengan kaus kaki putih yang sedang bertengkar, saling mencakar.
Foto pada kartu ucapan pertama sebenarnya tidak terlalu menunjukkan clue. Hanya foto iseng mungkin. Foto buah semangka yang diletakkan di atas meja di luar ruangan.
Tsukishima sungguh tak paham dengan seluruh misteri ini. Omong-omong soal kartu ucapan, Tsukishima lupa di mana dia menaruh kartu-kartunya yang lain. Padahal dia belum selesai membacanya.
Tsukishima kembali ke ruang tamu, mencari kartu ucapannya di sana. Namun nihil. Seingatnya, terakhir kali dia menaruh kartu ucapan tersebut di sini. Dia coba mencari ke seluruh penjuru rumah, hasilnya pun masih nihil. Huft, di saat seperti inilah kemampuan magis Ibu Negara Tsukishima sangat diperlukan.
*
Kuroo menggulir layar ponsel pintarnya ke atas dan ke bawah. Refresh. Refresh. Refresh.
Dia lama-lama gemas melihat notifikasi email dari Tsukishima yang tak kunjung tiba. Ini sudah hampir sore hari ..., kenapa tidak ada pesan balasan dari si Tsukishima!
Oh! Atau mungkin Kuroo tadi-secara tidak sengaja-sudah membuka pesan Tsukishima! Jangan sampai Kuroo membuat kesalahan seperti itu!
"AAAA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KurooTsuki!! Short Story
FanfictionDibuat dengan tujuan supaya saya nggak kesel sendiri tiap nggak inget tadi ngehaluin apa, hehe. Cover: credit to @shigurefusawa (twitter)