Tersesat-Bab 8

101 67 52
                                    

   Alvandy kembali mengeryitkan wajah tampannya pada laudrea yang sedari tadi memakan desert kecil miliknya dengan santai, jari telunjuknya terus mengetuk ngetuk meja restoran tanda bahwa ia sedang memikirkan sesuatu. Melihat dirinnya diperhatikan oleh kekasihnya Alvandy, Laudrea yang hendak memasukan makanan ke mulutnya tak segan menghentikan makannya, mencoba menatap balik dirinnya.

   "Apalagi yang lu pikirin, Van?" Tanya Laudrea lembut memegang dan menghentikan jari tangan Alvandy yang sibuk mengetuk-mengetuk meja restoran.

   "Gua masih bingung yup." Bingung Alvandy.

   "Bingung apalagi? Tentang sepupu gua?" Tanya Laudrea.

   "Iya, gua masih gak percaya aja itu sepupu lo."

  "Ngga percaya apa lagi sih Van. Gua kan dah ngomong semua sama elo." Cemburut Laudrea."Atau.. jangan-jangan..lo udah ngga percaya lagi sama gua?"

   "Ya ampun nggak lah sayang. Masa bang Vandy bilang kayak gitu ke yupi." Ujar Alvandy.

   "Ya kan kali aja." Senyum Laudrea asam.

    "Gak lah, gua kan cuman heran aja gitu, itu..emang beneran sepupu lo yang dari tirai... tirai apa tadi?..tirai gorden?" Bingung Alvandy.

   "Apaan sih lo Van, ngelawak lo ya?" Tawa Laudrea.

   "Yee... malah di ketawaiin."

  "Lagian lo lucu banget sih, gitu aja nggak tau, itu kan negara terkenal, negara China."

  "Ya dah... gua kan baru engeh. Lagian tinggal sebutin namanya dari tadi aja ribet amet."

   "Bilang dong kalo ngga tau mah."

   "Ta-tau koq." Kilah Alvandy mencoba untuk tidak dipermalukan Laudrea ."cuman aja gua kan jurusan arsitektur jadi ngga terlalu ngurus negara lain."

   "Dih.... Semua orang pada kenal itu negara, bahkan di negara kita setidaknya ada empat ratus enam puluh ribu jiwa dari delapan koma tiga enam juta jiwa di DKI yang rata-rata orang china."

   "Ya dah anak jurusan hubungan internasional mah beda." Puji Alvandy.

   "Dih...apaan sih." Ujar Laudrea malu-malu. "Lo juga makanya jangan suka ngebangun sama ngedesain terus."

   "Lah ,bagus itu mah namanya, selain gua bisa ngebangun rumah, bangunan, dan apartement. Gua juga bisa bangun rumah cinta gua bareng Lo."

  Perkataan itu tentu saja membuat Laudrea yang sedari tadi memainkan dessert nya menjadi salah tingkah. Alvandy hanya tertawa melihat wajah kekasihnya yang terlihat salah tingkah hanya karna celutukan yang ia keluarkan, imut.

"Udah ah... Gua cabut mau beli es soda buat adek lo." Ujar Laudrea tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Berusaha untuk mengkondisikan wajahnya.

"Eh,lo mau beliin ade gua soda,yup?"

"Iya."

"Aduh, jangan dibeliin dah."

"Lah, mang napa?"

"Gua baru inget, dia itu gak boleh minum soda sebenarnya takut nanti penyakitnya kambuh lagi. Papa sendiri yang bilang itu ke gua"

"ah, begitu . Terus selain soda ade lw suka minuman apa?"

"Mungkin Milk Tea kali."

"Ya udah, ngga apa apa itu mah. Maaf ya repotin lw yup."

"Gak apa apa kali. Ini kan emang cara gua buat lebih dekat sama ade lo." Senyum Laudrea."ya udah gua pesen dulu ya."

It's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang