- ADIBRATA GAVIN -

35 7 3
                                    

Adibrata Gavin, nama yang sangat terkenal di seluruh SMA Pelita. Siapa yang tak mengenali Adi?.

Bahkan alumni yang sempat menjadi kakak kelas Adi mengetahui cowok itu. Tak heran sih cowok itu terkenal saat pertama kali MOS.

Ia akan menjadi pusat perhatian dimana pun ia berada. Karena cowok itu tampan, pintar, anak orang kaya dan banyak nilai plus plusnya lagi.

Bukan hanya tentang kepintaran, atau ketampanan atau anak orang kaya. Adi terkenal karena sifatnya yang ramah dan pandai bergaul. Ya bisa di bilang tipe-tipe cowok friendly lah ya.

Tapi di balik kesempurnaannya itu, ada sebuah rahasia yang disembunyikan Adi dari semua orang termasuk orangtuanya. Yang pasti jika ketahuan, lepas sudah jabatannya sebagai the most perfectly human.

Kini Adi tengah berada di kantin bersama kedua sahabatnya. Rakka Damian Bramantyo dan Muhammad Fabian.

Mereka bertiga tengah menikmati istirahat mereka dengan mie ayam andalan pak Tiar.

" Mie ayam pak Tiar emang yang paling top deh. " Kata Fabian puas setelah mie ayam di mangkuknya habis, lalu cowok itu meneguk teh dingin yang ia pesan sebelumnya.

" Makasih deh den Fabian. " Kata pak Tiar yang kebetulan memang dekat berada di sana.

" Oh iya pak, besok buatin kita lagi ya pak. Anggap aja kita adalah pelanggan setia bapak. " Lanjut Fabian kepada pak Tiar.

" Oke deh den. " jawab pak Tiar seraya mengacungkan jari jempolnya.

" Kayaknya pak Tiar itu lebih cocok dipanggil pak deh. " Ujar Fabian sedikit berbisik kepada Rakka dan Adi.

" Kenapa?. " Tanya Adi dan Rakka berbarengan. Adi melirik Rakka yang nampak penasaran.

" Ya soalnya pak Tiar terus bilang deh. "

" Baru juga dua kali Fab. " Kata Adi dan mengambil air mineralnya.

" Iya, jangan asal ganti nama orang dong. " Lanjut Rakka.

" Iya juga ya. Tapi heran aja gue. " Kata Fabian seraya menggaruk kepalanya.

" Udah jangan melulu di pikirin. Yang lebih penting pikirin nilai Lo yang anjlok itu. " Ucap Rakka santai.

" Astataga! Gue baru inget. Pak Bramantyo minta gue buat ringkasan materi Minggu lalu pengganti nilai gue yang anjlok. " Kata Fabian seraya menepuk jidatnya.

" Tuh kan, terus Lo udah buat?. " Tanya Rakka.

" Belom." Jawab Fabian seraya menyengir kuda. Sedangkan Rakka dan Adi menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti. Kadang mereka bingung, Febian temannya atau bukan.

" Ini juga gegara bapak Lo Rak. " tuduh Fabian.

" Kok malah nyalahin bokap gue? Lo lah, siapa suruh pas bokap gue nerangin materi Lo malah bolos ke UKS. " Ucap Rakka.

" Masak gue gitu sih?. " Tanya Fabian seolah ia lupa.

" Makanya dulu saat pembagian otak Lo baris paling depan!.  " serkas Adi membuat Fabian memegangi dadanya.

" Astaga anda jahat sekali kepada saya. " Ucap Fabian dramatis.

Adi memutar bola mata malas. Kalau begini sifat Febian yang tak tau malu akan kambuh lagi.

Lalu Fabian ingin membalas lagi perkataan Adi, ucapannya di potong dengan kehadiran seorang gadis.

" Rakka! Lo dipanggil pak Bramantyo. " Kata gadis bernama Anabel Engelberta yang kini sudah berdiri di sebelah Rakka.

Sontak ketiga perhatian ketiga cowok itu beralih ke cewek bernama Ana. Anabel adalah gadis cantik dan pintar, ia satu kelas dengan ketiga cowok itu.

Adi menatap sengit kearah gadis itu, begitu juga sebaliknya. Seolah ada percikan api di kedua mata mereka yang membara.

Rakka menyadari atmosfer di sekitarnya mulai berubah. Dan benar saja, Ana dan Adi tidak akan bisa di satukan.

" Ya udah, gue cabut dulu ya geng. " Pamit Rakka diikuti Ana yang memegang lengan Rakka. Sebelum benar-benar pergi, gadis itu sempat menatap Adi tajam dan begitu juga sebaliknya.

Adi menatap kepergian kedua orang itu dengan tatapan tajam dan dingin, seolah cowok itu tak suka dengan kedekatan mereka.

" Fab, mereka berdua pacaran?. " Tanya Adi kepada Fabian yang fokus meminum teh dinginnya.

" Hem? Oh si Rakka sama Ana. Mereka enggak pacaran. " Jawab Fabian santai seolah tak menaruh kecurigaan sedikitpun kepada Adi.

" Kelihatannya mereka Deket banget. " Ucap Adi berusaha ingin tahu.

" Ya jelas lah, masak Lo gak tau Ana sama Rakka kan satu sekolah dulu saat masih SMP. Mereka juga tetanggaan."

Adi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti dan menghela nafas lega. Seolah sesuatu yang mengganjal di pikirannya saat ini telah menghilang.

****

To be continue.
Gimana chapter pertamanya? Ngebosenin nggak sih? Semoga aja kalian suka.
Btw vote dan komen boleh ya.
Ingat! Jangan jadi silent reader.
See you!(。•̀ᴗ-)✧

ADIBRATA ( ON GOING. )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang