2- Setuju.

11 4 5
                                    

Note: Aku cuma mau bilang, kalo ada typo atau kata-kata yang kurang dimengerti komen ya! Happy Reading;)


" kamu enggak papa kan Adi?. " Tanya Lia memastikan, pasalnya kini wajah Adi memerah mungkin karena efek batuk dan kekurangan nafas.

" Enggak papa kok Bu. " Jawab Adi. Ia menetralkan nafasnya sebentar lalu menatap ayahnya tak terima.

" Apa-apan sih yah?! Adi kok malah di jodoh-jodohin gini sih. " Ucap tak terima Adi.

" Ini sudah kesepakatan ayah sama sahabat ayah dulu. " Ucap Anantara tenang.

" Persetan sama kesepakatan konyol ayah sama sahabat ayah itu! Adi enggak mau. Kenapa bukan bang Adam aja sih?. "

" Adi! Jaga ucapan kamu itu. Ingat batasanmu!. " Sentak Anantara yang memukul meja.

Keadaan di meja makan semakin memanas antara anak dan ayah itu. Sementara Lia dan Adam hanya melihat tanpa berniat melerai.

" Adi inget batesan Adi sendiri, jadi papa gak perlu ingetin lagi. " Ucap Adi ikut berdiri.

Adam malah menahan tawa mendengarnya, entah apa yang salah dari perkataan adiknya.

" Adi, denger ayah nak. Ini hanya untuk kebaikan kamu. Ayah tau kamu masih terlalu muda untuk menikah, tapi janji ayah dan sahabat ayah enggak bisa di lupakan begitu aja. " Ucap Anantara lembut kepada Adi.

" Tapi yah Adi masih pengen lanjutin sekolah Adi. Adi enggak mau hidup Adi kelak terus berkantung sama ayah. "

" Tenang, kamu masih bisa sekolah kok. " Kini Lia angkat suara.

Adi melirik ayah, ibu, dan kakaknya secara bergantian seolah menimang keputusannya. Kalo ia menyetujuinya, bagaimana kedepannya? Jika tidak ia pasti membuat ayah dan ibunya kecewa.

Adi menghela nafas pasrah, ia harus membuat kesepakatan terlebih dahulu.

" Ya udah kalo itu keputusan ayah sama ibu, Adi enggak bisa buat apa-apa kan?. " Ucap Adi seraya tersenyum getir.

" Makasih ya nak ayah jadi bisa menepati janji aya. " Kata Anantara lega.

" Makasih ya Adi, ibu tau pasti kamu enggak akan mengecewakan kami. " Ucap Lia seraya mengelus puncak kepala Adi.

" Adi Adi, gue keduluan dong. " Kata Adam menyayangkan.

" Ayah, ibu. Adi ada satu permintaan. " Ucap Adi membuat ayah, ibu dan kakak ya menoleh.

" Apa nak?. " Tanya Lia.

" Adi hanya mengaggap pernikahan ini suatu perjanjian, enggak lebih. Jadi jangan berharap lebih ke Adi. " Ucap Adi.

Anantara dan Lia mengerutkan dahinya, lalu mengangguk setuju.

" Kalo gitu Adi ke kamar dulu, mau tidur. " Ucap Adi dan berjalan menuju kamarnya.

Sebelum itu ucapan Anantara membuatnya berhenti sebentar dan kembali melanjutkan langkahnya.

****

Sementara itu empat remaja tengah nongkrong di sebuah mall. Mereka duduk di sebuah bangku dan berbicara selayaknya anak muda jaman sekarang.

" Astaga kuota gue abis lagi. " Keluh Fabian seraya meletakan ponselnya kasar di atas meja.

" Makanya jangan kebanyakan vcs sama jalang, kan sekarang kena imbasnya. " Ucap Kaila Anjani, teman dekat Ana.

" Bener Fab? Lo suka begituan?. " Tanya Rakka tak percaya.

" Mana ada, gue masih suci ya. " Kelak Fabian dan melotot kearah Kaila.

" Gue udah duga sih si Fabian langganan vcs. Dari Mukanya aja keliatan. " Ana ikut bicara memojokan Fabian.

ADIBRATA ( ON GOING. )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang