" Aduhh. "
" Eh sori gue gak sengaja. Lo gak pap.." ucapan Adi berhenti saat melihat orang yang baru ia tabrak mendongakkan kepalanya.
Wajahnya tak asing bagi Adi. Sepertinya Adi pernah bertemu dengannya, tapi siapa.
" Kenapa Di?. " Tanya Rakka saat melihat Adi yang terdiam, lalu ikut menatap orang yang terduduk di lantai.
Orang yang tak sengaja Adi tabrak lantas bangun dan sedikit membenarkan letak kacamatanya.
" Lo bukannya Anggun?. " Tanya Adi membuat orang tadi menatap Adi terkejut.
" Lo tau gue?. " Tanya orang itu seraya menunjuk dirinya.
" Bukannya kita satu kelas pas SMP. "
" Oh Lo Adibrata kan? Cowok yang sering di rundung itu?. "
Adi terdiam. Tatapannya tajam, gadis di depannya ini masih memiliki sikap yang sama. Terlalu to the poin.
" Lo sekarang sekolah disini?. " Tanya Adi menghiraukan pertanyaan yang di lontarkan anggun.
" Iya, baru dua Minggu sih. " Jawabnya, Adi hanya mengangguk.
" Siapa nih bos? Cantik tapi cupu. " Celetuk Fabian yang baru saja datang.
" Temen. " Jawabnya singkat.
" Kenalin nama gue Fabian ganteng. " Ujar Fabian seraya menjulurkan tangannya berniat bersalaman.
" Bukannya nama Lo Muhammad Fabian. " Ujar Rakka membuat Fabian menyengir.
" Sekarang nama gue udah beda. "
" Gue aduin nyokap Lo nanti, biar Lo di coret dari kartu keluarga. " Ucap Rakka membuat Fabian mencabik bibirnya.
" Lo mah suka ngadu-ngadu gitu. Gak asih Lo rak. " Kesal Fabian.
" Bodo amat. " Rakka acuh dan menyeret Fabian memasuki kantin.
" Woy Lo main seenaknya aja nyeret anak orang. " Seru Fabian seraya meronta.
Adi hanya geleng-geleng kepala melihatnya, sedangkan gadis yang kini berada di hadapan Adi tertawa melihatnya.
" Sekarang Lo udah beda ya. " Celetuk Anggun membuat atensi Adi tertuju padanya.
" Beda gimana maksud Lo?. " Tanya Adi tak mengerti, ia memasukan tangannya kedalam saku celana.
" Beda aja gitu, dulu Lo keliatan cupu. "
" Lah cupu teriak cupu. Enggak ngaca Lo. " Ujar Adi serkas. Bukannya marah, anggun malah terkekh.
" Iya juga ya, kadang gue lupa diri. "
" Curhat mbak?. " Tanya Adi lalu berlalu menyusul teman-temannya.
Anggun yang mendengar itu hanya tersenyum seraya membenahi letak kacamatanya.
" Lo emang berubah Di. " Ujarnya lantas pergi menjauhi kantin.
****
" Huruf, huruf apa yang sering kedinginan?. " Tanya Fabian kepada Rakka dan Adi yang sedang memakan pisang goreng mereka.
" Masak ada huruf kedinginan?." Rakka seraya mengetuk-ngetuk meja.
" Jawab aja Napa sih, emang Lo tuh ngebosenin banget. " Ujar Fabian yang malah mengejek.
" B kali. " Celetuk Adi asal.
" Kok Lo tau sih Di? Apa jangan-jangan Lo cenayang ya. " Kata Fabian membuat Adi meliriknya muak.
" Enak aja. " Tak terima Adi.
Fabian nampak berpikir seraya mengetuk-ngetuk meja.
" Kemaren gue kan ke apotik beli obat tidur, terus pas pulang gue bawanya pelan-pelan takut obatnya bangun. Hahahah lucu gak tuh. " Ujar Fabian seraya tertawa dan memukul-mukul meja.
" Absurd Lo fab. " Ucap Adi malas mantap Fabian.
" Kalo gak bisa ngelucu jangan ngelucu deh Fab. Kesannya Lo maksain tau. " Kata Rakka namun tak diindahkan Fabian.
Cowok itu malah tertawa entah apa yang sebenarnya lucu. Benar-benar si Fabian ini.
****
Bel pulang telah berbunyi, Adi cowok itu tengah menunggu seseorang seraya bersandar pada motor kesayangannya.
Tak beberapa lama orang yang ditunggu Adi datang dengan terengah-engah. Lalu berdiri seraya mengatur nafasnya.
" Lo kenapa sih kek dikejar-kejar setan aja. " Ujar Adi sedikit sinis.
" Lo yang kenapa. Ngapain Lo nyuruh gue cepet-cepet kemari? Padahal gue ada di ruang guru. " Kata Ana kesal.
" Kalo bukan ibu yang nelpon suruh ke butik gue juga ogah nyuruh Lo kemari. "
" Tunggu. Ngapain ke butik?. " Tanya Ana bingung membuat laki-laki itu berdecak.
" Udah ikut aja. " Kata Adi dan masuk kedalam mobil.
Ana mendengus dan menyusul Adi masuk.
Mereka keluar dari lingkungan sekolah. Sementara itu seseorang menatap heran kepergian Adi dan Ana.
" Lah tumben Adi sama Ana akur. Pulang bareng lagi. "
" Woy Fab Lo gak pulang?. " Tanya Rakka yang baru saja datang dan menepuk punggung temannya.
" Pulang lah! Tapi gue heran Rak. " Ujar Fabian dan menatap Rakka.
" Lo heran mah biasa. Udah yok pulang, gue mau nebeng sama Lo. " Ucap Rakka tak berdosa dan menarik lengan Fabian.
" Lah motor Lo kemana?. " Bingung Fabian. Rasanya tadi pagi Rakka ke sekolah bawa motor.
" Ada, pak Bramantyo yang bawa. " Jawab Rakka santai.
"Heran gue sama keluarga Lo. " Ucap Fabian seraya menaiki motornya.
****
Di lain tempat. Dua orang remaja baru saja memasuki sebuah butik. Mereka di sambut hangat oleh para pegawai di sana.
Lalu seorang wanita setengah baya menghampiri mereka dengan senyum yang manis.
" Kalian udah sampai? Ayo ikut ibu sekarang. " Kata Lia dan membawa anak serta calon menantunya ke sebuah ruangan.
Adi dan Ana mengikuti Lia dengan diam. Tak ada sepatah katapun keluar di antara mereka.
" Bu ngapain sih Adi di suruh kesini?. " Adi bertanya saat melihat seorang wanita yang sangat cantik tersenyum kearahnya.
" Jadi gini, ibu nyuruh kalian kesini untuk ukur baju pengantin. Kan pernikahan kalian udah Deket. " Jelas Lia.
Adi terdiam. Padahal baru beberapa menit di sini cowok itu sudah bosan.
" Kenalin ini namanya Tante Mira. Dia yang akan mendisain baju pengantin kalian. " Kata Lia memperkenalkan wanita cantik itu.
" Saya Mira Karina. Kalian boleh panggil saya Tante Mira. " Wanita itu memperkenalkan dirinya.
" Saya Ana Tante. " Ujar Ana memperkenalkan dirinya seraya berjabat tangan.
" Namanya cantik sama kayak orangnya. " Puji Mira kepada Ana.
Sedangkan gadis itu hanya tersenyum. Lain halnya dengan Adi, cowok itu tak menghiraukan kedua wanita itu. Ia memilih duduk di sofa, menunggu seraya memainkan ponselnya.
****
To be continue.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADIBRATA ( ON GOING. )
Teen FictionDia Adibrata Gavin, cowok berparas tampan dan rupawan. Adibrata adalah siswa populer di sekolahnya, banyak yang mengetahui Adi sebagai putra dari donatur sekolah. Kaya, tampan, pintar. Itulah seorang Adibrata Gavin. Suatu hari ia di jodohkan dengan...