Bund, seseorang bisa membuat kisah di luar nalar sesuai keinginannya sendiri, maka aku bisa membuatnya juga kan?
Kisah bahagia si tuan pelik, misalnya.
.
.
.Abaikan, hanya pertanyaan dari anak yang butuh jawaban.
—
Sebelumnya,
Terima kasih banyak! :")# 18
"Eomma..." Irene dam ketiga anaknya kini berada di sofa, seberang ranjang Chaeyoung. Irene tengah merangkul Lisa dan Jennie sedangkan Jisoo yang berada di sisi Lisa hanya bisa mendapat usapan penenang dibahunya. Biarlah, kedua adiknya itu butuh kelembutan Irene untuk menenangkan segalanya.
Suho, ia duduk di samping ranjang Chaeyoung yang belum juga sadarkan diri.
"Eomma, apa firasat juga bisa terjadi lewat mimpi?" Irene sedikit bingung, salah satu anak kembarnya bertanya tiba-tiba tentang firasat.
Jisoo dan Jennie terkejut mendengar pertanyaan yang terdengar seperti keluhan dari Lisa.
"Yaa, bisa."
"Apa eomma pernah merasakan firasat?" Irene mengangguk.
"Apa Firasat itu pernah terjadi?" Lisa bertanya ragu pada Irene. Telinganya ia siapkan untuk mendengar jawaban dari Sang Eomma.
"Eum.. Yaa, pernah terjadi," Lisa menggigit bibirnya, mata terpejam kuat.
"Pernah juga tidak." Lisa membuka matanya, setelah Irene menambahkan. Tapi hatinya masih merasakan kejanggalan.
"Ada apa hmm? Apa kau punya firasat buruk, sayang?" pertanyaan eomma-nya itu mendorong Lisa ingin berkata jujur.
Menyalurkan segala keanehan perasaan yang ia rasakan selama ini.
"Lisa takut, eomma," Lisa mulai memeluk eomma-nya dari samping.
"Lisa takut semua firasat Lisa menjadi nyata." Irene sedikit terkejut ketika suara Lisa mulai bergetar. Mengundang perhatian Suho juga untuk memerhatikan anaknya.
Jisoo dan Jennie pun seperti ditarik oleh pengakuan Lisa. Mereka seperti merasakan hal yang sama persis dengan adiknya.
"Lisa, apa mimpimu menjadi nyata?" Lisa mengangguk menanggapi pertanyaan Jennie. Memang seperti itu.
Tapi di sebelah Lisa, Jisoo membulatkan matanya. Kenapa mereka menjadi membicarakan itu? Dan lagi, Jisoo ikut menganggukkan kepala tanpa sadar.
"Apa? Firasat apa yang Lisa takutkan?" mengusap lembut pada punggung yang berada dalam pelukannya, Irene sedikit terkejut dengan apa yang sedang dibahas.
"Lisa sudah 2 kali sebenarnya memimpikan hal buruk terjadi pada Chaeng," bergetar ucap dan hatinya saat harus kembali mengingat mimpi itu.
"Setelah mimpi itu, perasaan buruk muncul, bahkan seperti mengikuti. Dan aku takut sesuatu buruk terjadi pada Chaeng."
"Lisa, Aku juga merasakan hal seperti itu," Jennie menegakkan posisi duduknya. Ia semakin yakin, perasaan yang Lisa rasakan sama dengan dirinya.
Irene memandang bingung. Lisa ikut menegakkan duduknya.
"Ingat saat aku dan Lisa berdebat tentang makan malam? Lalu Aku jemput Chaeng dan Chaeng pulang dalam keadaan takut? Karena kita melihat kecelakaan mobil tepat di hadapan. Dan kejadian itu, sama persis dengan mimpiku. Bedanya, Chaeyoung lah yang menjadi korban." Jennie menghelas napas resah, matanya kembali berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunch ✓
Fanfiction[ √ ] Berawal dari bunga tidur yang meresahkan hati, terpikir hingga berlarut-larut, dan menimbulkan sebuah perasaan yang aneh juga menyesakkan dada. Firasatkah? || SIBLINGS & FAMILY ||