10

3K 340 25
                                    

# 10

Sudah satu minggu ini Jisoo disibukkan dengan pekerjaannya.

Waktunya tersita penuh mengurus apa yang biasa Suho kerjakan harus ditanggung juga olehnya. Meski ada Seulgi sekretarisnya, tetap saja tumpukan kertas itu membuatnya mengerang kesal.

Otaknya serasa ingin pecah, bekerja terus tanpa ada jeda istirahat yang cukup.

Jisoo cukup meringis teringat janji pada eomma-nya yang akan memperhatikan ketiga adiknya dengan baik, tapi apa kenyataannya sekarang?  Janji itu terbengkalai dan malah terkesan semakin cuek, tidak peduli dimata adik-adiknya.

Pulang ke rumah sudah larut, penghuni rumah semuanya sudah tertidur lelap saat ia menginjaki kaki di ruang tamu.

Tapi semua ini juga karena kerjaan yang Suho bebankan.

Seperti kulit yang sudah menyatu dengan tubuhnya, Jisoo juga terus merasakan kegelisahan setiap hari disela-sela kesibukannya.

Mimpi seminggu yang lalu belum mau pergi dalam bayangannya. Menetap untuk terus diingat oleh Jisoo.

Tidak bisa melakukan apa-apa untuk berbuat lebih melindungi kedua adiknya. Mungkin setelah tugasnya perlahan berkurang, Jisoo akan lebih memperhatikan kedua adiknya.

Tersisa 1 minggu lagi sebelum orangtuanya pulang, Jisoo harus bisa memberikan perhatian pada ketiga adiknya.

Untuk Jennie, Jisoo selalu menelpon untuk mengetahui kabarnya, karna adik satunya itu juga sibuk.

Yaa, Jennie pun begitu. Kegiatan Mahasiswa yang ia ikuti cukup menguras waktu luangnya.

Tugas yang didapatnya bahkan bukan hanya dari mata kuliah yang sering ia terima, tapi juga dari Kegiatan Mahasiswa yang tak jarang membebaninya. Karna saat ini, kegiatan mahasiswanya sedang melakukan kegiatan besar.

Jennie bahkan pernah pulang larut, lebih larut dari Jisoo saat ia harus menyelesaikan tugas kelompok yang sudah mencapai deadline.

Rasa cemas terhadap Chaeyoung yang akhir-akhir ini memenuhi segala pikirannya juga masih saja bersemayam indah dalam benaknya.

Meski segala tugas terus ditampung oleh otaknya, pikiran dan perasaan itu menyelinap diam-diam saat Jennie melamun sebentar saja.

Jennie selalu mengabari Yeri diam-diam untuk mengetahui keadaan kedua adiknya. Mengatakan pada Yeri untuk terus menjaga sosok yang dikhawatirkannya.

Awalnya Yeri terlihat bingung untuk hal itu, sungguh berbeda sikap Jennie. Seolah ia sedang mencegah hal buruk dengan seseorang yang menjaganya.

Meski demikian, Yeri tetap meng-iyakan permintaan Jennie yang jarang sekali meminta bantuan padanya, apalagi ini untuk menjaga Chaeyoung dan Lisa, adiknya.

Senyum terukir saat Yeri menyadari bahwa Jennie sekhawatir itu pada Chaeyoung dan Lisa.

***

Chaeyoung dan Lisa duduk di depan tv yang menyala. Volume dikeraskan untuk memecah keheningan di rumah besarnya. Fokusnya tak tertuju pada apa yang ada di depannya.

Satu minggu. Suasana seperti ini yang terus mereka rasakan, hening saat pulang. Kesunyian semakin memeluk erat saat dirasa berdua.

Bersandar pada pundak Chaeyoung, Lisa lirik jam yang ada di pergelangan tangannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi seseorang yang selalu ditunggunya belum datang.

Cemilan ditangan menjadi satu-satunya teman pengganti untuk makan malam yang terlewati, lagi.

Hunch ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang